Berbagai Pesan Pilu Tak Berbalas dari Keluarga Korban yang Menanti Kedatangan Penumpang Pesawat Jeju Air
Banyak cerita memilukan yang hadir dari para keluarga korban kecelakaan yang menanti kabar tak kunjung terjawab dari para penumpang Jeju Air.
Insiden tragis mengguncang dunia penerbangan pada 29 Desember 2024. Pesawat Jeju Air 2216 yang berangkat dari Bangkok, Thailand, menuju Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, mengalami kecelakaan saat mendarat. Peristiwa ini tidak hanya menewaskan 179 penumpang tetapi juga meninggalkan luka mendalam bagi keluarga korban yang menanti kepulangan orang tercinta.
Pesan Terakhir yang Menggugah Haru
Beberapa pesan terakhir dari para korban kepada keluarga mereka terungkap, memperlihatkan rasa cinta dan harapan yang kini tinggal kenangan. Salah satunya adalah percakapan antara seorang ayah dan keluarganya yang menunggu kepulangan istri dan putrinya:
Keluarga: "Bersenang-senanglah hingga akhir!"
Penumpang: "Oke."
Keluarga: "Hubungi aku."
Pesan dari seorang ayah kepada putranya yang sedang berlibur di Thailand tak kalah menyentuh. Sayangnya, pesan ini tidak pernah sempat dibaca:
Keluarga: "Nak, kamu pulang besok, kan? Ada kecelakaan pesawat hari ini dari Bangkok ke Muan. Tolong hubungi aku."
Tragedi ini juga menyentuh dua anak laki-laki yang menunggu ibunya di Bandara Internasional Muan. Sang ibu, yang baru saja menyelesaikan perjalanan bersama teman-temannya setelah setahun berjuang melawan kanker, tidak pernah kembali.
Pesan lainnya memperlihatkan percakapan sederhana tetapi sarat makna:
Penumpang: "Nak, seorang teman mengirimkan jeruk dari Jeju. Jeruk itu ada di depan pintu. Bisa tolong ambilkan?"
Keluarga: "Ah, itu jeruk, ya?"
Percakapan di sebuah grup keluarga juga menjadi momen terakhir yang memilukan:
Penumpang: "Kami akan pulang malam ini. Ibu, sudah sampai di Gyeongju?"
Keluarga: "Pulang dengan selamat! Udara sangat dingin."
Keluarga: "Pulang dengan selamat! Aku di sini bersama para paman di Uljin."
Penumpang: "Oke, aku akan menghubungimu besok. Nikmati waktumu, Ibu."
Keluarga: "Oke~."
Pesan terakhir lainnya datang dari seorang ibu kepada putrinya, yang mencerminkan kasih sayang tanpa batas:
Penumpang: "Kami akan naik pesawat pagi-pagi sekali. Mungkin sekitar pukul 3 pagi KST?"
Keluarga: "Apakah di sana pukul lima sekarang? Pulang dengan selamat."
Penumpang: "Sekarang pukul 4:19."
Keluarga: "Apakah kamu sudah sampai?"
Masa Berkabung Nasional
Sebagai bentuk penghormatan, pemerintah Korea Selatan menetapkan masa berkabung nasional selama tujuh hari. Kebijakan ini diambil untuk menghormati para korban sekaligus memberikan dukungan moral kepada keluarga yang kehilangan anggota terkasih.
Insiden Lanjutan dan Kekhawatiran Akan Keselamatan Penerbangan
Tidak lama setelah insiden tragis tersebut, sebuah penerbangan Jeju Air lainnya, yaitu penerbangan 7C101, harus melakukan pendaratan darurat karena masalah pada roda pendaratan. Pesawat yang membawa 161 penumpang ini berhasil kembali ke Bandara Gimpo dengan selamat pada pukul 07:25 KST.
Hingga kini, penyebab kecelakaan fatal pada penerbangan 2216 belum dikonfirmasi. Namun, dua insiden ini menggarisbawahi pentingnya evaluasi sistem mekanis dan keselamatan penerbangan.
Pengingat Akan Pentingnya Keselamatan Penerbangan
Tragedi ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga korban dan masyarakat luas. Lebih dari itu, peristiwa ini menjadi pengingat akan tanggung jawab besar dalam memastikan keselamatan setiap penumpang. Langkah preventif perlu terus diperkuat untuk mencegah terulangnya tragedi serupa di masa mendatang.
Pesan terakhir dari para korban akan selalu dikenang sebagai bukti cinta dan harapan yang tak lekang oleh waktu. Mereka mungkin telah pergi, tetapi jejak kasih sayang mereka akan terus hidup di hati orang-orang terkasih.