Profil Akbar Himawan Buchari Ketua Hipmi yang Masuk Tim Pemenangan Prabowo-Gibran
Akbar Himawan Buchari yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran.
Akbar Himawan Buchari yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran.
Profil Akbar Himawan Buchari Ketua Hipmi yang Masuk Tim Pemenangan Prabowo-Gibran
Profil Ketua Hipmi, Akbar Himawan Buchari
Kubu pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, mengumumkan struktural Tim Kampanye Nasional (TKN).
Dari berbagai nama toko yang diumumkan, tercatat ada sejumlah nama pengusaha Indonesia.
Salah satunya, Akbar Himawan Buchari yang ditunjuk sebagai Wakil Ketua Koordinator Strategis TKN Prabowo-Gibran.
"Wakil Ketua, Akbar Himawan Buchari, Ketua Umum Hipmi,"
kata Sekertaris Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka, Nusron Wahid di Hotel Grand Kemang, Jakarta Selatan, Senin (6/11).
Sebagian masyarakat mungkin belum cukup populer dengan nama Akbar Himawan Buchari.
Saat ini dia menjabat sebagai Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) periode 2022-2025.
Mengutip akbarbuchari.com, selain sebagai pengusaha muda, Akbar merupakan anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi Golkar periode 2019-2024.
Di dunia usaha, pengalaman Akbar cukup mumpuni.
Pria kelahiran Medan 25 November 1988 itu meneruskan usaha orang tuanya yaitu perusahaan otobus (PO) Kurnia dengan armada sekitar 250 unit bus yang melayani rute Sumatera Utara - Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
Sebelum PO Kurnia dikelola Akbar, usaha bus tersebut di bawah kendali sang ayah bernama Buchari Usman.
Hingga pada tahun 1997, Buchari menjadi korban jiwa dari kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, GA-152 di Deli Serdang.
Di usia amat belia, Akbar sudah harus menyesuaikan diri untuk meneruskan usaha warisan sang ayah.
Selama masa transisi, PO bus Kurnia masih dikelola oleh paman Akbar.
Setiap hari, Akbar selalu turut membantu pekerjaan yang ada di pusat PO Kurnia.
Dia mempelajari segala komponen mesin untuk mengetahui kerusakan-kerusakan yang terjadi pada setiap armada.
Secara perlahan, Akbar mulai memahami kinerja dari bisnis tersebut.
Namun, tantangan sebagai pengusaha harus diuji dengan terjadinya konflik antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan TNI.
Akbar sulit mengembangkan bisnisnya saat itu karena mempertimbangkan keamanan di Aceh.
Harapannya untuk mengembangkan usaha tak kunjung tercapai, ketika pada tahun 2004 Aceh dilanda tsunami dahsyat.
Sebaliknya, dia menjajal bisnis ke perkebunan kelapa sawit di Blang Seunong, Aceh Timur.
Dia terus berekspansi dengan membangun hotel bintang tiga, Sei Sikambing, Medan, dan Swiss Belinn di Medan.
Ide mendirikan hotel muncul ketika dia mengetahui banyak penumpang bus dari Aceh yang kesulitan mencari hotel di Medan.
Jiwa bisnis Akbar terus bergeliat. Dia pun membangun sebuah bisnis properti di Medan.
Dalam Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) tahun 2021, harta Akbar tercatat berjumlah Rp9,32 miliar.
Terdiri dari tanah dan bangunan senilai Rp10 miliar, alat transportasi dan mesin senilai Rp2,4 miliar.