Punya Potensi Besar, Minat Investor di Industri Geothermal RI Tinggi
Merdeka.com - Industri geothermal di Indonesia dinilai memiliki prospek yang cerah. Kementerian ESDM mencatat potensi panas bumi di Indonesia mencapai 23,7 GW dan pemanfaatan panas bumi di Indonesia menempati posisi kedua setelah Amerika Serikat (AS).
Wakil Ketua Komisi VII DPR RI, Eddy Soeparno menilai, PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (kode saham PGEO) memiliki potensi besar di industri panas bumi Tanah Air.
"Saya kira prospek bisnis yang dimiliki PGE cukup baik meskipun high risk dan high capital, tapi prospek bisnis EBT ke depan tinggi dan minat investor tinggi. Jadi, prospeknya cerah ke depan," kata Eddy di Jakarta, dikutip Antara, Senin (20/3).
-
Dimana potensi besar Hydropower di Indonesia? Seperti sungai Mamberamo yang memiliki potensi 24 ribu Megawatt (MW) di Papua. Kemudian Sungai Kayan di Kalimantan Utara memiliki potensi 13 ribu MW yang nantinya akan digunakan sebagai sumber listrik untuk Green Industrial Park di Kalimantan. Ini adalah potensi besar yang bisa kita manfaatkan untuk masa depan bumi dan masa depan generasi penerus,' paparnya.
-
Dimana energi panas bumi bisa didapatkan? Di beberapa tempat di dunia, panas bumi dapat diambil langsung dari permukaan bumi atau dengan mengebor sumur panas bumi.
-
Mengapa Indonesia melihat CCS sebagai potensi ekonomi besar? Pemerintah melihat Indonesia memiliki potensi ekonomi besar dengan Carbon Capture Storage.
-
Mengapa Pertamina menganggap panas bumi penting? Ini dikarenakan panas bumi memiliki ketersediaan terbaik di antara energi terbarukan lainnya serta dapat dikontrol, selain itu dengan potensinya yang sangat besar di Indonesia, panas bumi mampu menjadi baseload hijau untuk sektor industri, sebagai sumber energi terbarukan strategis yang utama,' ujar Julfi.
-
Bagaimana Pertamina mengembangkan produk sekunder dari panas bumi? Beberapa produk sekunder yang sedang dikembangkan oleh Pertamina Geothermal Energy diantaranya green methanol, green hydrogen, dan ekstraksi silika,' jelas Julfi.
-
Apa target Pertamina dalam pengembangan energi panas bumi? Berdasarkan Rencana Umum Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN tahun 2021-2030 dan dokumen hijau Pertamina Geothermal Energy, secara keseluruhan industri panas bumi Indonesia diperkirakan akan berkontribusi hingga 16 persen dari total target dekarbonisasi nasional di tahun 2030.
Dia mengakui, proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) yang digarap oleh PGE membutuhkan modal besar, yang mana perseroan telah menyiapkan total investasi mencapai 1,6 miliar dolar AS atau setara Rp24,2 triliun hingga 2027. Dengan demikian, keputusan PGE menggelar initial public offering (IPO) pada Februari 2023 lalu merupakan tepat, yang mana berhasil meraih dana sekitar Rp9 triliun.
"Dengan IPO ini, sebagian besar untuk modal awal proyek, bisa dilaksanakan. Tinggal bagaimana PGE dan mitra bisa menjalankannya, baik (mitra) nasional atau swasta asing. Melihat tingginya minat EBT, saya kira PGE tidak akan kesulitan dapat partner, sehingga bank akan tertarik membiayai proyek PGE ke depannya," ujarnya.
Sementara itu, Corporate Secretary PGE Muhammad Baron menyampaikan PGE yang telah memiliki pengalaman puluhan tahun, berambisi untuk meningkatkan kapasitas listrik sebanyak 600 mega watt (MW) dalam lima tahun ke depan.
Dia menyebut dana hasil IPO sebesar 85 persen untuk pengembangan usaha dan15 persen untuk pembayaran sebagian utang. "Pendanaan dari pasar modal melalui IPO diharapkan dapat mendukung percepatan pengembangan kapasitas pembangkit listrik tenaga panas bumi," ujar Baron.
Salah satu rencana PGE adalah menambah kapasitas terpasang panas bumi sebesar 55 MW di salah satu area operasi perseroan di Lumut Balai, Sumatera Selatan, yang ditarget dapat selesai pada 2024.
Per September 2022, entitas usaha PT Pertamina (Persero) ini memiliki nilai kas dan setara kas sebesar 230 juta dolar AS atau bertambah 105 juta dolar AS dari saldo kas per 31 Desember 2021.
"Dengan tambahan dana segar IPO, PGEO masih memiliki arus kas yang cukup kuat dan mampu mengatasi kewajiban bayar utang secara tepat waktu," ujar Baron. (mdk/azz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di era transisi energi, potensi panas bumi merupakan salah satu sumber energi yang dilirik investor global.
Baca SelengkapnyaPanas bumi ini memiliki potensi yang sangat luar biasa untuk bisa menjadi pendorong atau mewujudkan apa yang ditetapkan oleh pemerintah.
Baca SelengkapnyaInsentif berbasis waktu juga dapat mempercepat monetisasi proyek.
Baca SelengkapnyaDi wilayah tersebut terdapat potensi pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) atau Pembangkit Listrik Tenaga Minihidro (PLTM).
Baca SelengkapnyaJokowi mendorong, waktu pengurusan perizinan bisa dipersingkat, tujuannya agar potensi dari 24.000 megawatt dari energi panas bumi bisa terwujud.
Baca SelengkapnyaPemerintah berkomitmen untuk mencapai target bebas emisi pada tahun 2060.
Baca SelengkapnyaDalam mengoptimalkan panas bumi, PLN Indonesia Power pun berkolaborasi dengan berbagai pihak di antaranya adalah Pertamina Geothermal Energy.
Baca SelengkapnyaPotensi energi terbarukan memposisikan Indonesia dengan sangat baik memimpin dalam produksi hidrogen bersih.
Baca SelengkapnyaEnergi terbarukan yang paling potensial adalah panas bumi yang dikelola oleh PT Pertamina Geothermal Energy Tbk.
Baca SelengkapnyaDari 362 lokasi tersebut baru sebanyak 62 titik yang telah dieksplorasi.
Baca SelengkapnyaPencairan ini jadi kabar baik bagi sektor industri yang juga sangat terlibat dalam proses JETP untuk proyek transisi energi.
Baca SelengkapnyaFilipina mampu mengembangkan dan memanfaatkan panas bumi dengan baik untuk kelistrikan di negaranya.
Baca Selengkapnya