Sektor Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih, Industri Konsumer Bakal Raup Cuan
Membaiknya daya beli masyarakat dipercaya akan menjadi stimulus bagi industri konsumer.
Indeks keyakinan konsumen yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2023 berada pada level 127,1 di mana menunjukan optimisme terkait pemulihan ekonomi.
Sektor Konsumsi dan Daya Beli Masyarakat Mulai Pulih, Industri Konsumer Bakal Raup Cuan
Industri Konsumer Raup Cuan
Berbagai strategi yang diterapkan emiten produk konsumen PT Unilever Indonesia Tbk, (Unilever/UNVR) mulai membuahkan hasil. Misalnya, penurunan volume yang lebih terjaga, ekspansi margin kotor, dan peningkatan pangsa pasar. Perseroan melaporkan kinerja semester I-2023 dan kuartal II-2023 dengan mencatatakan penjualan bersih sebesar Rp20,3 triliun dan terus memperkuat fundamental bisnis untuk mencapai pertumbuhan jangka panjang.
Perseroan juga tercatat meraup laba bersih sebesar Rp2,8 triliun dengan margin kotor kuartal 2 yang kuat sebesar 50,5 persen, tertinggi dalam delapan kuartal terakhir
Dalam pantauan pasar, UNVR terus memperkuat portofolionya baik di segmen premium maupun value. Selain itu, perseroan juga terus konsisten menjalankan lima prioritas strategisnya. Adapun, kelima prioritas strategis perseroan, antara lain memperkuat dan unlock potensi penuh dari brand-brand utama, memperluas dan memperkaya portfolio ke premium dan value segment, memperkuat kepemimpinan di channel utama (General Trade dan Modern Trade) dan channel masa depan (e-Commerce), penerapan E-Everything di semua lini bisnis, dan tetap menjadi yang terdepan dalam pembangunan bisnis yang berkelanjutan.
Analis Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas, Nafan Aji Gusta menyampaikan bahwa UNVR masih menjanjikan secara fundamental, dari perspektif jangka panjang, potensi pertumbuhan bisnis, potensi pendapatan, juga kinerja.
Hal tersebut dipengaruhi adanya katalis positif, seperti membaiknya kinerja sektor konsumsi juga daya beli di tanah air seiring pemulihan ekonomi. Beragam faktor itu, bisa memberikan katalis positif bagi UNVR.
"Target upside UNVR berada pada level 4920. Accumulate, ini untuk jangka panjang," ujar Nafan.
Kemudian, indeks keyakinan konsumen yang dirilis Bank Indonesia pada Juni 2023 berada pada level 127,1 di mana menunjukan optimisme terkait perkembangan perekonomian Indonesia ke depan. Hal ini, tentu saja positif bagi emiten FMCG, di mana indeks tersebut menentukan daya dorong konsumsi masyarakat secara umum.
Dalam hal ekspansi portofolio, Perseroan berhasil meningkatkan kontribusi segmen premium menjadi 27 persen dari penjualan domestik di kuartal dua. Apalagi, UNVR juga terus menciptakan inovasi produk baru untuk menunjang kinerjanya, karena kompetisi sektor konsumsi untuk produk yang sama, dinamis dan kompetisi begitu ketat. "Positifnya, UNVR memiliki komitmen berinovasi lewat produk-produk/merek baru dan juga dari sisi promosinya juga oke, sehingga akan mendukung kinerja laba bersih ke depannya," jelas Nafan.
Merujuk Indeks Harga Pangan FAO atau FAO Food Price Index (FFPI) pada Juni 2023 bertengger di 122,3 poin atau turun 1,4 persen dibandingkan dengan indeks pada Mei 2023. Indeks ini melanjutkan penurunan dan telah terkoreksi 23,4 persen dari posisi tertingginya pada Maret 2023. FAO melaporkan penurunan pada Juni 2023 dipicu oleh koreksi indeks harga pada mayoritas komoditas pangan, termasuk di antaranya adalah gula, minyak nabati, sereal, dan produk susu. "Bahan baku pangan memang mengalami penurunan, tentu ini memberi benefit katalis positif bagi UNVR dan kelompok saham sejenis."
Pada aspek sisi yield deviden, saham UNVR juga cukup menarik. Menurut Nafan, terdapat persepsi klasik, bagi perusahaan yang memberikan yield deviden minimum 2,5 persen sudah dianggap menarik.
Kata Nafan, jika di atas angka itu, tentu saja sangat baik. Jika UNVR semakin mampu meningkatkan yield deviden, tentu saja akan menjadi pemanis bagi pemegang saham untuk menambah kepemilikan. Unilever (UNVR) di kalangan investor dikenal murah hati membagikan dividennya, yaitu hampir 100 persen dari net profit nya. "Persaingan FMCG masih sangat kompetitif, paling penting selama yield deviden di atas itu, bisa menjadi daya tarik bagi investor meningkatkan jumlah kepemilikan sahamnya," tutup Nafan. Reporter: Septian Deny Sumber: Liputan6.com