Ternyata Masih Ada Lahan Sawah Produktif di Bekasi, Begini Penampakannya
Total luasan lahan sawah yang terletak tidak jauh dari Pasar Induk Cibitung ini mencapai 6 hektare.

Bekasi, Jawa Barat menjadi salah satu kota penting penyangga ibu kota Jakarta. Letaknya yang strategis membuat Bekasi dipenuhi gedung bertingkat untuk menunjang aktivitas perkantoran.
Namun siapa sangka, di tengah pesatnya pembangunan gedung di Bekasi. Masih terdapat lahan sawah yang produktif.
Berdasarkan pantauan Merdeka.com di lokasi, Sabtu, (22/2). Hamparan sawah yang sudah menguning ini terletak di Desa Gandasari, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (22/2). Lahan sawah ini sepenuhnya milik Perum Bulog yang dikerjasamakan dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Total luasan lahan sawah yang terletak tidak jauh dari Pasar Induk Cibitung ini mencapai 6 hektare. Tampak di sekitar sawah dipenuhi tembok tinggi sebagai pemisah dengan bangunan penduduk sekitar.
Pimpinan Cabang Bulog Karawang, Umar Said, mengatakan lahan sawah di Bekasi ini sebagai percontohan peningkatan produksi padi di Indonesia. Untuk kapasitas produksinya bisa mencapai 5 ton per hektare atau lebih tinggi dari rata-rata produksi nasional.
"Lahan sawah ini untuk demplot kami, supaya nanti itu bisa jadi percontohan buat pertanian maupun dinas pertanian. Ini sawah kami sudah bekerjasama dengan badan riset (BRIN)," tegasnya dilokasi.

Varietas Padi yang Ditanam
Menurut Umar, varietas padi yang di tanah di lahan sawah produktif tersebut semuanya bibit unggulan. Antara lain varietas padi Inpari 49, Inpari 32, dan varietas 9G. Kelebihan varietas tersebut bulir padi yang lebih banyak hingga lebih tahan terhadap persoalan iklim.
"Jadi, ini merupakan salah satu upaya kami untuk memastikan penyerapan kami berjalan lancar langsung dari tingkat petani dan untuk memastikan pengadaan kami untuk masukkan cadangan pemerintah bisa berjalan sesuai target," ungkapnya.
Kepala Bidang Penyuluhan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP), Kabupaten Bekasi, Ade Arif Rahman menambakan, BRIN juga menerapkan teknologi khusus untuk penguatan batang padi. Kemudian, diterapkan juga bantuan mikroba untuk meningkatkan kesuburan tanah.
Dengan pemanfaatan teknologi tersebut. Produksi gabah di lahan kemitraan bersama BRIN meningkat menjadi 5 ton per hektare.
"Jadi, kita ingin melakukan intensifikasi untuk meningkatkan produktivitas. Di mana secara historis lahan ini pada tahun sebelumnya hanya mencapai 3 ton per hektare. Tapi target kita di atas 5 ton per hektare di mana di atas rata-rata nasional," tutupnya.