Virus Corona Dinilai Bisa Bikin Krisis Ekonomi Dunia
Merdeka.com - Wabah virus corona yang merenggut ratusan jiwa di Wuhan, China saat ini menjadi perhatian dunia. Hampir seluruh aktivitas di Wuhan lumpuh karena orang-orang mengisolasi diri agar tidak tertular virus mematikan tersebut.
Tak hanya di Wuhan, virus ini juga telah menyebar ke 21 negara di seluruh dunia hanya dalam waktu satu bulan. Para pakar memperkirakan, penyebaran virus ini akan semakin cepat ke depannya.
Lantas, apakah merebaknya Corona membuat ekonomi negara lumpuh?
-
Kenapa Mentan harus menunda perjalanannya ke China? 'Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat.' 'Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Kenapa jumlah miliarder di China turun? China - Total miliarder mencapai 495 orang, turun dibanding tahun 2022 sebanyak 539 orang.
-
Apa tanggapan Kadin tentang bea masuk 200% untuk tekstil China? Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta Kementerian Perdagangan melibatkan pelaku usaha, asosiasi dan pihak terkait dalam rencana penerapan bea masuk 200 persen bagi barang impor asal China.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Mengapa jumlah penduduk Indonesia diprediksi terus melambat? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia terus melambat setiap tahun
Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA Raden Pardede menyatakan, pertumbuhan ekonomi China bisa saja turun 0,5 persen hingga 1 persen (maksimal) kalau corona tidak segera ditangani. Hal itu disebabkan pergerakan barang dan manusia dari dan ke China melambat.
"Mobilitas di Wuhan sudah lumpuh total, orang-orang tidak bekerja, tidak bisa bepergian ke luar Wuhan, apalagi ke luar China. Apalagi penyebarannya sangat cepat, sudah ke seluruh dunia, jadi ini musuh kita bersama sebenarnya," ujar Raden di Jakarta, Jumat (31/1).
Tak hanya itu, jika virus Corona menginfeksi warga dunia, perekonomian global diperkirakan akan tergerus hingga 0,5 persen. Namun, nilai pastinya harus dihitung terlebih dahulu, karena tergantung dari seberapa besar dampak Corona ke dunia, seperti berapa jumlah orang yang meninggal gara-gara virus ini, berapa mobilitas barang dan orang-orang dari China ke seluruh dunia yang macet dan sebagainya.
Harga Minyak Dunia Anjlok
Harga minyak jatuh lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Jumat (31/1) pagi, di level terendah baru dalam tiga bulan, akibat kekhawatiran atas dampak potensial terhadap ekonomi dari Virus Corona yang terus menyebar di seluruh dunia. Pasar juga mempertimbangkan kemungkinan pertemuan OPEC lebih awal.
Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,52 atau 2,5 persen, menjadi menetap di USD 58,29 per barel. Acuan global minyak sebelumnya sempat turun menjadi USD 57,71 per barel, tingkat terendah sejak 8 Oktober.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) merosot USD 1,19 atau 2,2 persen, menjadi ditutup di USD 52,14 per barel, setelah mencapai terendah sesi pada USD 51,66 per barel, terlemah sejak 10 Oktober.
Harga minyak telah stabil dalam beberapa hari terakhir pada posisi terendah tiga bulan, karena investor mencoba menilai kerusakan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh virus dan dampaknya terhadap permintaan minyak mentah dan produk-produknya.
"Influencer utama harga bearish tetap virus corona yang tampaknya memiliki banyak risiko tambahan dari penyebaran daripada setiap upaya penahanan di sekitarnya. Sampai tren kesehatan ini berbalik, tren turun tajam bulan ini pada minyak juga tidak mungkin berbalik," kata presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dikutip Antara.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSituasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.
Baca SelengkapnyaPerekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah
Baca SelengkapnyaDi lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.
Baca SelengkapnyaEkonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.
Baca SelengkapnyaKebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.
Baca SelengkapnyaPadahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.
Baca SelengkapnyaPasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.
Baca SelengkapnyaBank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaEkonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.
Baca Selengkapnya