Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Virus Corona Dinilai Bisa Bikin Krisis Ekonomi Dunia

Virus Corona Dinilai Bisa Bikin Krisis Ekonomi Dunia krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Wabah virus corona yang merenggut ratusan jiwa di Wuhan, China saat ini menjadi perhatian dunia. Hampir seluruh aktivitas di Wuhan lumpuh karena orang-orang mengisolasi diri agar tidak tertular virus mematikan tersebut.

Tak hanya di Wuhan, virus ini juga telah menyebar ke 21 negara di seluruh dunia hanya dalam waktu satu bulan. Para pakar memperkirakan, penyebaran virus ini akan semakin cepat ke depannya.

Lantas, apakah merebaknya Corona membuat ekonomi negara lumpuh?

Ekonom sekaligus Komisaris Independen BCA Raden Pardede menyatakan, pertumbuhan ekonomi China bisa saja turun 0,5 persen hingga 1 persen (maksimal) kalau corona tidak segera ditangani. Hal itu disebabkan pergerakan barang dan manusia dari dan ke China melambat.

"Mobilitas di Wuhan sudah lumpuh total, orang-orang tidak bekerja, tidak bisa bepergian ke luar Wuhan, apalagi ke luar China. Apalagi penyebarannya sangat cepat, sudah ke seluruh dunia, jadi ini musuh kita bersama sebenarnya," ujar Raden di Jakarta, Jumat (31/1).

Tak hanya itu, jika virus Corona menginfeksi warga dunia, perekonomian global diperkirakan akan tergerus hingga 0,5 persen. Namun, nilai pastinya harus dihitung terlebih dahulu, karena tergantung dari seberapa besar dampak Corona ke dunia, seperti berapa jumlah orang yang meninggal gara-gara virus ini, berapa mobilitas barang dan orang-orang dari China ke seluruh dunia yang macet dan sebagainya.

Harga Minyak Dunia Anjlok

Harga minyak jatuh lebih dari 2 persen pada akhir perdagangan Jumat (31/1) pagi, di level terendah baru dalam tiga bulan, akibat kekhawatiran atas dampak potensial terhadap ekonomi dari Virus Corona yang terus menyebar di seluruh dunia. Pasar juga mempertimbangkan kemungkinan pertemuan OPEC lebih awal.

Harga minyak mentah berjangka Brent turun USD 1,52 atau 2,5 persen, menjadi menetap di USD 58,29 per barel. Acuan global minyak sebelumnya sempat turun menjadi USD 57,71 per barel, tingkat terendah sejak 8 Oktober.

Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) merosot USD 1,19 atau 2,2 persen, menjadi ditutup di USD 52,14 per barel, setelah mencapai terendah sesi pada USD 51,66 per barel, terlemah sejak 10 Oktober.

Harga minyak telah stabil dalam beberapa hari terakhir pada posisi terendah tiga bulan, karena investor mencoba menilai kerusakan ekonomi yang mungkin ditimbulkan oleh virus dan dampaknya terhadap permintaan minyak mentah dan produk-produknya.

"Influencer utama harga bearish tetap virus corona yang tampaknya memiliki banyak risiko tambahan dari penyebaran daripada setiap upaya penahanan di sekitarnya. Sampai tren kesehatan ini berbalik, tren turun tajam bulan ini pada minyak juga tidak mungkin berbalik," kata presiden Ritterbusch and Associates, Jim Ritterbusch dikutip Antara.

Reporter: Athika Rahma

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya
Pertumbuhan Indonesia Terancam Anjlok saat Ekonomi China Melambat, Begini Penjelasannya

Tak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia
Ekonomi China Melambat Ancam Kinerja Ekspor Indonesia

Perlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!
Sri Mulyani: Evergrande, Perusahaan Properti Terbesar di China Bangkrut!

Situasi ini memberikan tekanan pada pasar keuangan dunia.

Baca Selengkapnya
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023
Waspada, Sri Mulyani Ingatkan Proyeksi Ekonomi Global 2024 Lebih Gelap Dibanding 2023

Perekonomian di China yang merupakan ekonomi terbesar kedua di dunia, masih menunjukkan kinerja yang lemah

Baca Selengkapnya
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf
Ketua OJK Prediksi Ekonomi 2025 Masih Penuh Ketidakpastian, China Pegang Kartu Truf

Di lain pihak, pemerintah negara barat dan industri menghadapi stimulus fiskal yang sangat terbatas.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada
Kelas Menengah Banyak yang Turun Kasta, Pemerintah Wajib Waspada

Kebijakan pemerintah membuat daya beli masyarakat semakin amburadul.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?
BI Prediksi Ekonomi Dunia Tumbuh Melambat di 2024, Bagaimana dengan Indonesia?

Pasar keuangan yang tidak pasti diprediksi bisa memperlambat ekonomi dunia.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat
Masih Terombang-Ambing Kebijakan, Harga Properti China Melambat

Berdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya