Waspada Penumpukan Parah di Pelabuhan Merak, Pemudik Diminta Hindari Keberangkatan Malam Hari
Banyak pemudik memilih perjalanan malam hari adalah faktor kenyamanan dan keamanan.

Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat, Djoko Setijowarno, mengimbau kepada pemudik yang menuju Pulau Sumatera untuk menghindari keberangkatan malam hari. Hal ini untuk mengurangi potensi kemacetan di jalur tol dan non-tol yang mengarah ke Pelabuhan Merak, Banten, terutama selama arus mudik Lebaran 2025.
"Setiap tahun, pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Sumatera sering kali memilih untuk berangkat malam hari. Ini menyebabkan lonjakan pemudik yang mulai terjadi pada pukul 22.00 hingga pukul 06.00 keesokan harinya, dan memicu kemacetan panjang di pelabuhan," ujar Djoko kepada merdeka.com di Jakarta pada Rabu (26/3).
Menurut Djoko, alasan banyak pemudik memilih perjalanan malam hari adalah faktor kenyamanan dan keamanan. Mereka berharap tiba di daratan Sumatera pada pagi hari, sehingga perjalanan darat yang akan dilanjutkan ke berbagai wilayah di pulau tersebut bisa lebih aman.
"Pemudik merasa lebih aman dan nyaman jika tiba di Sumatera pada pagi hari, karena mereka bisa melanjutkan perjalanan di jalan yang lebih terang dan tidak terlalu ramai," tambahnya.
Namun, Djoko juga mencatat bahwa masih ada sebagian pemudik yang merasa cemas ketika harus melanjutkan perjalanan malam hari di jalan non-tol, terutama bagi pengguna sepeda motor. Kekhawatiran ini menjadi faktor yang memperkuat keputusan mereka untuk berangkat malam hari.
Untuk itu, Djoko meminta pihak kepolisian wilayah Lampung untuk melakukan patroli keamanan secara rutin di sepanjang jalur mudik, baik di ruas tol maupun non-tol, selama arus mudik Lebaran 2025. Patroli ini diharapkan dapat memberikan rasa aman bagi pemudik yang melintasi Provinsi Lampung.
"Pemerintah Daerah Provinsi Lampung, bersama Polda Lampung, harus memastikan bahwa pemudik merasa aman dan nyaman ketika memasuki wilayah Provinsi Lampung," tegas Djoko.
Alternatif Pelabuhan Ciwandan untuk Pemudik Sepeda Motor
Djoko juga menyarankan kepada pemudik yang menggunakan sepeda motor untuk mempertimbangkan penggunaan Pelabuhan Ciwandan di Banten sebagai alternatif dari Pelabuhan Merak, yang seringkali padat selama arus mudik berlangsung.
Pelabuhan Ciwandan menawarkan fasilitas yang lebih luas, dengan lahan parkir tambahan yang dapat digunakan sebagai buffer zone saat kapasitas pelabuhan sudah penuh. "Pelabuhan Ciwandan memiliki lahan tambahan yang bisa digunakan untuk menampung kendaraan saat kapasitas pelabuhan sudah tidak mencukupi," jelasnya.
Cerita Pemudik Terjebak Macet 5 Jam di Pelabuhan Merak
Sebelumnya, beberapa pemudik yang menuju Palembang, Sumatera Selatan, mengeluhkan antrean panjang di Dermaga Eksekutif Merak. Mereka mengaku terjebak antrean hingga lima jam tanpa ada informasi yang jelas dari pihak ASDP Indonesia Ferry tentang penyebab lambatnya proses keberangkatan.
"Saya sudah antre sejak jam 07.30 WIB tadi, tapi sampai sekarang belum ada kejelasan. Dari Jonggol, Bogor, perjalanan lancar dan hanya memakan waktu tiga jam, tapi sekarang sudah lima jam di sini dan belum bisa naik kapal," keluh Diana, seorang pemudik yang ditemui di Dermaga Eksekutif Merak pada Minggu, 23 Maret 2025.
Antrean yang panjang di Pelabuhan Merak menjadi keluhan yang cukup signifikan bagi pemudik yang menginginkan perjalanan mudik yang lancar dan nyaman.
Oleh karena itu, Djoko Setijowarno berharap dengan adanya upaya peningkatan keamanan dan pengelolaan arus mudik yang lebih baik, pengalaman mudik Lebaran tahun ini bisa lebih aman dan efisien bagi semua pemudik.