CEK FAKTA: Hoaks CDC Setuju Penggunaan Masker Tidak Mengurangi Penyebaran Covid-19
Merdeka.com - Sebuah artikel tentang pemakaian masker beredar di media sosial. Dalam artikel tersebut dijelaskan bahwa CDC mengaku masker tidak terlalu membantu mengurangi penyebarang Covid-19.
istimewa"The CDC has admitted face masks do little to prevent the spread of COVID-19 amid mounting pressure to lift mask mandates across the U.S."
Berikut terjemahannya:
-
Kenapa pakai masker penting? Masker bisa mencegah penyakit-penyakit tersebut karena masker berfungsi sebagai penghalang fisik yang mengurangi kontak langsung antara droplets atau tetesan cairan yang keluar dari mulut dan hidung seseorang dengan orang lain.
-
Kenapa masker wajah disarankan untuk dipakai? Mereka menekankan pentingnya memakai masker pada waktu-waktu tertentu untuk melindungi diri sendiri dan orang lain dari penyebaran penyakit.
-
Bagaimana cara menggunakan masker? Setelah semua bahan masker tercampur dengan baik, aplikasikan masker secara merata ke seluruh wajah yang telah dibersihkan sebelumnya. Pastikan untuk menghindari area sekitar mata dan bibir, karena kulit di daerah tersebut lebih sensitif terhadap bahan-bahan yang digunakan.
"CDC mengaku masker tidak banyak membantu mencegah penyebaran Covid-19 di tengah meningkatnya tekanan untuk mencabut penggunaan masker di seluruh AS"
Penelusuran
Menurut penelusuran merdeka.com, informasi tersebut adalah tidak benar. Dalam artikel AFP Fact Check berjudul "Article misrepresents CDC study on mask mandate effectiveness" pada 13 Maret 2021, dijelaskan bahwa CDC mengimbau untuk tetap menggunakan masker.
CDC Director Dr Rochelle Walensky referred to the study during a March 5 briefing.
“Increases in both daily death rates and Covid cases and deaths slowed significantly within 20 days of putting mask mandates into place,” Walensky said, adding later: “You have decreases in cases and deaths when you wear masks, and you have increases in cases and deaths when you have in-person restaurant dining.”
The release of the CDC study comes as states including Texas rescind face covering orders while vaccinations roll out but the nation’s infection rate remains high.
“Community mitigation policies, such as state-issued mask mandates and prohibition of on-premises restaurant dining, have the potential to slow the spread of Covid-19, especially if implemented with other public health strategies,” the study concluded.
Health authorities including the CDC say that wearing face masks is safe and helps protect against the coronavirus which causes Covid-19 disease. Their effectiveness in limiting potential spread has already been extensively documented.
“Over the course of the pandemic, the scientific evidence and our understanding of masks have grown. The data we now have conclusively show that widespread use of masks is a very effective way to reduce the spread of Covid-19,” the CDC spokeswoman said.
Berikut terjemahannya:
Direktur CDC, Dr Rochelle Walensky, merujuk pada penelitian tersebut selama pengarahan 5 Maret.
“Peningkatan tingkat kematian harian dan kasus Covid serta kematian melambat secara signifikan dalam waktu 20 hari setelah menerapkan penggunaan masker,” kata Walensky.
“Anda mengalami penurunan kasus dan kematian saat Anda memakai masker, dan Anda mengalami peningkatan kasus dan kematian saat Anda makan di restoran secara langsung,” tambahnya.
Di negara bagian AS, termasuk Texas, tidak melarang penggunaan masker. Sedangkan negara bagian tersebut sedang gencar-gencarnya vaksinasi, namun kasus positif masih sangat tinggi.
“Kebijakan mitigasi komunitas, seperti penggunaan masker yang dikeluarkan negara dan larangan makan di restoran di dalam gedung, berpotensi memperlambat penyebaran Covid-19,” studi menyimpulkan.
Otoritas kesehatan termasuk CDC mengatakan bahwa memakai masker sangat aman dan membantu melindungi dari virus corona yang menyebabkan penyakit Covid-19. Efektivitasnya dalam membatasi potensi penyebaran telah didokumentasikan secara ekstensif.
“Selama pandemi, bukti ilmiah dan pemahaman kita tentang masker telah berkembang. Data yang kami miliki sekarang secara meyakinkan menunjukkan bahwa penggunaan masker secara luas adalah cara yang sangat efektif untuk mengurangi penyebaran Covid-19, ”kata juru bicara CDC.
Kesimpulan
Sebuah artikel yang menyebut CDC memperbolehkan melepas masker karena masker tidak efektif menekan penyebaran Covid-19 adalah hoaks. CDC justru mengimbau memakai masker, karena dapat membantu melindungi dari Covid-19 dan menekan angka penyebaran virus tersebut.
Jangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan, pastikan itu berasal dari sumber terpercaya, sehingga bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan mewajibkan masyarakat pakai masker, benarkah?
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaMenggunakan masker adalah langkah pencegahan, bukan hanya untuk COVID-19, tapi juga berbagai macam virus lainnya.
Baca SelengkapnyaBahkan, muncul narasi menyatakan bahwa virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 tidak ada.
Baca SelengkapnyaBeredar klaim kacamata hitam menyebabkan penggunanya terkena kanker kulit
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinas kesehatan DKI Jakarta mengungkapkan kasus Covid-19 naik 40 persen dalam sepekan. Sementara kasus mycoplasma pneumonia enam orang.
Baca SelengkapnyaPenggunaan tabir surya atau sunscreen adalah salah satu langkah penting untuk melindungi kulit dari kerusakan akibat sinar matahari dan mencegah kanker kulit.
Baca SelengkapnyaSejak 27 November sampai 3 Desember kenaikan sebanyak 30 persen.
Baca SelengkapnyaBerbagai fasilitas umum telah mengeluarkan imbauan untuk memakai masker.
Baca SelengkapnyaAdapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
Baca Selengkapnya