Cek Fakta: Hoaks SMS dari MUI Ajak Dukung Jokowi
Merdeka.com - Sebagian warga Kota Medan belakangan ini mendapat SMS atau pesan singkat yang berisi ajakan untuk mendukung salah satu pasangan calon pada Pilpres 2019. Ajakan itu mencatut nama Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Pesan SMS itu dikirim dari nomor handphone 08116656010. Isinya: “MUI mengajak semua ummat bersatu mendukung jokowi pada pilpres 2019".
Saat dihubungi, nomor handphone Kartu Halo itu tidak dapat dihubungi. Mesin operator malah meminta penelepon memeriksa kembali nomor tujuan.
-
Apa yang diklaim oleh MUI? Majelis Ulama Indonesia (MUI) menyatakan tidak pernah merilis daftar produk Israel dan afiliasinya yang harus diboikot.
-
Kenapa berita hoaks tentang Kominfo diklaim tidak benar? Hasilnya tidak ditemukan artikel dengan judul yang sama.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Siapa yang tangani isu hoaks di Kominfo? Tim AIS Kementerian Kominfo menemukan sebanyak 2.357 isu hoaks dalam kategori kesehatan.
-
Bagaimana Polda Bali memastikan informasi itu hoax? 'Kami langsung koordinasi dengan Kabiro Kompas wilayah Bali dan Kompas tidak ada berita di Website kompastv.com untuk tangga 13 Juni 2024, redaksionalnya juga berbeda dengan Kompas TV, dan itu berita hoaks karena logo Kompas TV di palsukan oleh oknum tersebut,' kata Kombes Jansen dilansir dari akun Instagram Polda Bali.
Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumut dan MUI Medan membantah mengirimkan pesan itu. Mereka menyatakan tetap netral.
Sekretaris MUI Sumut, Ardiansyah, mengatakan, secara kelembagaan pihaknya tidak ada mengeluarkan instruksi apa pun untuk mendukung pasangan calon atau partai politik (parpol) berkaitan dengan Pilpres dan Pileg.
"Ini disampaikan secara resmi oleh Sekjend MUI Pusat melalui rapat resmi dan pesan Whatsapp ke seluruh pengurus MUI yang harus diikuti oleh MUI se-Indonesia, bahwa sampai hari ini saya pastikan tidak ada memberi dukungan pada siapa pun dan wajib untuk netral," tegas Ardiansyah, Selasa (12/2).
Namun, pihaknya tidak melarang jika ada individu di MUI yang menyatakan dukungan pribadi kepada salah satu pasangan calon atau parpol.
"Artinya MUI tidak memberikan pembenaran terhadap itu. Kalau ada pernyataan dari si pulan atau si pulan lainnya maka itu adalah pribadi. Jadi isi pesan yang menyebar ke warga itu bukan dari MUI," ungkapnya.
Ardiansyah mengimbau umat Islam, khususnya yang menerima pesan untuk klarifikasi terlebih dahulu. Dia juga meminta umat juga harus waspada dalam segala bentuk informasi, agar tidak terjebak hoaks atau kabar bohong.
Sementara, Ketua Umum MUI Kota Medan, M Hatta, juga menyatakan pesan SMS itu hoaks. "Itu hoaks, berita bohong. MUI tetap bersikap independen. Tidak ada instruksi mengatasnamakan lembaga," katanya.
Hatta meminta umat Islam tidak terpengaruh dengan berita hoaks itu, tetap memperkokoh rasa persaudaraan, dan menghindari prasangka, fitnah dan hoaks.
"Gunakan hak pilih dengan baik, jadikan pemilu sebagai kegiatan demokrasi untuk memperkokoh kualitas keumatan kita dengan memilih calon-calon yang juga berkualitas sesuai imbauan Alquran dan hadist. Jangan memilih kucing dalam karung, perhatikan rekam jejak dan visi misinya," tutup Hatta.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Masyarakat tidak mudah terpengaruh dengan banyak hoaks yang beredar di media sosial
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi buka suara terkait isu Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menampar wamentan.
Baca SelengkapnyaAiman mengaku bukan polisi tidak netral dalam Pemilu, melainkan oknum
Baca SelengkapnyaJokowi meminta masyarakat untuk terlebih dahulu mencari kebenaran dari setiap isu yang beredar di ruang publik atau media sosial
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.
Baca SelengkapnyaDiklaim obat pelangsing yang dipromosikan Menkes mampu turunkan berat badan tanpa efek samping.
Baca SelengkapnyaBenarkah MUI merilis produk-produk pro Israel? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPuan bongkar fakta kabar Jokowi minta tiga periode ke Megawati.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong
Baca SelengkapnyaJokowi membantah ikut cawe-cawe soal isu Munaslub Golkar itu.
Baca SelengkapnyaMoeldoko pun mengingatkan masyarakat untuk tetap menjaga suasana politik agar tetap damai, dengan tidak mencampuri urusan hukum.
Baca SelengkapnyaDi media sosial beredar jika Gielbran telah dikeluarkan dari UGM, simak penelusurannya
Baca Selengkapnya