4 Perempuan Asia Tenggara Disandera untuk Jadi Pekerja Seks di Pulau Jeju Korsel
Merdeka.com - Empat orang wanita asal Asia Tenggara disandera dan dipaksa bekerja sebagai pekerja seks di Pulau Jeju, Korea Selatan.
Mereka berhasil diselamatkan oleh Kepolisian Korea Selatan pada Maret lalu. Sedangkan keempat tersangka pelaku penyanderaan telah ditangkap pada Selasa (12/04).
Polisi mendapat laporan setelah salah seorang korban kabur pada 4 Maret lalu untuk mencari bantuan.
-
Siapa yang ditangkap sebagai buronan? Jajaran Direktorat Reserse Umum Kepolisian Daerah Jambi menangkap satu orang buron atau daftar pencarian orang (DPO) pelaku perusakan kantor gubernur beberapa waktu lalu.
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Bagaimana mereka kabur? 'Udah kosong, ga ada orangnya,' terangnya.
-
Kenapa kerabat pria itu melaporkan kehilangannya? Setelah menerima beberapa pesan yang mencurigakan dari ponsel pria itu, yang menginformasikan bahwa dirinya akan meninggalkan Spanyol dan membuang ponselnya, kerabatnya merasa curiga dan melaporkannya ke polisi.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
Dengan bantuan Interpol, polisi setempat berhasil menemukan para broker pelaku sandera yang sempat pergi meninggalkan Korea Selatan.
Keempat wanita ini dikurung oleh broker yang sebelumnya menyamar sebagai agen imigrasi.
Dilansir dari The Straits Times, Rabu (12/4), para wanita ini datang ke Korea Selatan bulan November lalu untuk bekerja. Mereka dijanjikan akan bekerja sebagai pelayan di bar di Pulau Jeju.
Pejabat kedutaan
Nahas, mereka malah dipekerjakan sebagai pekerja seks dan dikurung di studio bawah tanah rumah bordil, yang letaknya hanya 1 kilometer dari bar yang dijanjikan sebelumnya oleh para agen palsu.
Empat orang tersangka telah ditangkap, termasuk seorang pemilik bar Korea Selatan berusia 40-an, istrinya yang berkebangsaan China, dan dua kaki tangannya.
Mereka menjalankan bisnis secara diam-diam dengan meminta "pelanggan" untuk melakukan reservasi jika ingin menerima layanan seks.
Para tersangka kini telah dikirim ke kantor kejaksaan.
Laporan lokal menunjukkan pejabat kedutaan dari negara terkait juga telah mengunjungi pulau Jeju untuk menyelidiki kasus tersebut.
Reporter magang: Yobel Nathania
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua wanita asal Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat (Sumbar), ditangkap polisi. Mereka diduga terlibat tindak pidana perdagangan orang (TPPO) antarnegara.
Baca SelengkapnyaKetiganya menggunakan visa izin tinggal dan bekerja saat memasuki Bali.
Baca SelengkapnyaKe-12 orang warga Vietnam tersebut masuk ke Indonesia menggunakan bebas visa kunjungan dan visa kunjungan saat kedatangan dengan tujuan berwisata.
Baca Selengkapnya4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.
Baca SelengkapnyaPihaknya melakukan operasi pengawasan di dua lokasi berbeda yakni Seminyak dan Kuta.
Baca SelengkapnyaSebanyak 12 wanita asal Vietnam ditangkap atas dugaan menjadi PSK dengan kedok sebagai ladies companion (LC) di tempat karaoke di kawasan Jakarta Utara.
Baca SelengkapnyaDari 10 tersangka pelaku pemerkosaan, empat orang masih belum tertangkap.
Baca SelengkapnyaKomplotan begal leluasa melakukan aksinya dengan menggunakan modus wanita muda sebagai umpan.
Baca SelengkapnyaCerita korban TPPO Disekap Berbulan-Bulan dan Kerja Tanpa Digaji
Baca Selengkapnyaperistiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi di Kantor Desa Batukarang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.
Baca SelengkapnyaSetelah kabur pasien tersebut diduga diperkosa oleh seorang pria. Peristiwa itu terjadi pada Senin (11/12) malam.
Baca SelengkapnyaSEK (34) dan AFM (29) terlibat dalam kasus overstay hingga prostitusi online di Bali.
Baca Selengkapnya