Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bau Anyir Mayat-Mayat Menguar di Udara Mariupol

Bau Anyir Mayat-Mayat Menguar di Udara Mariupol Serangan Rusia di Rumah Sakit di Ukraina. ©2022 AFP/Handout

Merdeka.com - Maria Panova (81), salah satu warga sipil yang berhasil melarikan diri dari Mariupol, di Ukraina tenggara, di mana kondisi semakin mengerikan ketika serangan Rusia terus berlanjut.

Kota pelabuhan strategis berpenduduk 430.000 jiwa di Laut Azov itu telah dikepung pasukan Rusia selama lebih dari 10 hari, terjadi gempuran hebat yang telah menewaskan lebih dari 2.300 orang dan membuat para penduduk berjuang mendapatkan makanan, air, pemanas, dan obat-obatan. Mayat-mayat para korban dikubur secara massal.

Panova berlindung selama 10 hari di basement rumah sakit jiwa sebelum berhasil keluar dari kota itu melintasi rute evakuasi. Perhentian pertamanya adalah Zaporizhzhia, kota aman terdekat di wilayah Ukraina yang jaraknya 260 kilometer.

Lelah, gemetar, dan menumpangi mobil yang rusak - beberapa dengan jendela yang hancur - warga pertama yang dievakuasi dari Mariupol yang terkepung itu menuju Zaporizhzhia pada Selasa.

Setelah menerima bantuan barang kebutuhan di sebuah gedung sirkus yang diubah untuk menampung ribuan pengungsi, warga yang dievakuasi ini naik bus lagi untuk dibawa ke daerah lainnya. Banyak yang menuju Ukraina barat, atau ke Polandia, atau negara tetangga lainnya.

Naik ke bus untuk menuju daerah lain, Panova mengatakan kepada Al Jazeera itu merupakan pengalaman "menyeramkan".

"Mengapa mereka datang ke tanah air kami? Mengapa? Mengapa mereka datang menumpahkan darah anak-anak kami?" kata Panova sambil menangis.

"Tidak ada yang meminta mereka untuk datang. Kami semua ingin hidup. Kami tidak membutuhkan mereka orang Rusia. Mengapa mereka membebankan ini pada kami," lanjutnya, dikutip dari laman Al Jazeera, Rabu (16/3).

Melewati ladang ranjau

Pejabat senior Ukraina mengatakan sekitar 20.000 orang berhasil meninggalkan Mariupol pada Selasa, evakuasi terbesar saat ini. Pada Senin, rombongan 160 mobil meninggalkan Mariupol, menurut dewan kota.

Keberhasilan evakuasi pertama terjadi setelah gagal beberapa kali sejak pasukan Rusia mengepung kota itu awal bulan ini.

Wakil kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko mengatakan di Telegram, warga yang dievakuasi meninggalkan Mariupol menggunakan mobil pribadi melalui koridor kemanusiaan yang disetuju pasukan Rusia.

Sekitar 570 dari 4.000 kendaraan yang meninggalkan Mariupol sampai di Zaporizhzhia, sementara yang lainnya bermalam di beberapa daerah di sepanjang jalan yang mereka lewati, kata Tymoshenko pada Selasa.

Tiba dalam rombongan kecil, kendaraan pribadi dengan sobekan kain putih yang diikatkan ke kaca spion sebagai tanda perdamaian menuju tempat parkir sebuah pusat perbelanjaan di pinggiran kota, yang sekarang menjadi pusat pendaftaran pengungsi.

"Ini pertama kalinya saya bisa bernapas lega selama beberapa minggu ini," kata Mykola, ayah dua anak.

Mereka yang melarikan diri menggambarkan sebuah perjalanan yang mengerikan, terpaksa menempuh jalur lain untuk menghindari tentara Rusia dan pos pemeriksaan dan menghadapi ancaman tembakan musuh yang tiada henti di jalan.

Mykola, yang menolak memberikan nama lengkapnya karena alasan keselamatan, mengatakan dia harus membawa istri dan dua anaknya melalui sebuah ladang ranjau dengan bantuan militer Ukraina.

"Ketika kami berhasil lewat, ada mobil yang terbakar. Tentara mengatakan seorang perempuan terkena ledakan setelah dia menabrak ranjau hanya satu jam sebelum kami tiba di sana," tuturnya.

Mayat di jalan-jalan

Dmytro, yang tiba dengan istri dan dua anaknya di Zaporizhzhia pada Selasa, mengatakan ini adalah upaya ketiganya keluar dari Mariupol bersama keluarganya.

Sebelumnya dia gagal dan disuruh kembali oleh pasukan Rusia.

Tangannya menghitam karena kotor, Dmytro mengatakan dia belum mandi selama dua pekan dan penduduk Mariupol terpaksa minum air sungai. Dia mengaku menjarah toko untuk memberi makan anak-anak dan kakek neneknya.

"Kami tinggal di bawah tanah dan jika suhunya minus 4 derajat Celcius, itu suhu yang baik," ujarnya.

Mariupol menghadapi bencana kemanusiaan, menurut lembaga bantuan, sejak gempuran sengit Rusia membuat warga tak memiliki air mengalir maupun pemanas, dan makanan semakin menipis.

"Kadang-kadang mayat-mayat berada di jalan selama tiga hari. Baunya menguar di udara dan Anda tidak ingin anak-anak Anda menciumnya," kata Dmytro.

Bantuan diblokir

Pemimpin regional, Pavlo Kyrylenko mengatakan pasukan Rusia merebut rumah sakit terbesar Mariupol dan menyandera sekitar 500 orang pada Selasa malam.

Dia mengatakan pasukan tersebut memaksa sekitar 400 orang dari rumah-rumah terdekat masuk ke rumah sakit dan memanfaatkan mereka dan sekitar 100 pasien lainnya dan staf sebagai perisai manusia.

Kyrylenko mengatakan gempuran telah menghancurkan gedung utama rumah sakit, tapi staf medis merawat pasien di bangsal tenda di basement.

Aljazeera tidak bisa memverifikasi klaim ini.

Dokter dari rumah sakit lainnya di Mariupol membuat sebuah video menyampaikan pada dunia tentang kengerian yang mereka saksikan.

"Kami tidak ingin jadi pahlawan dan martir setelah meninggal," kata seorang perempuan.

Dia juga mengatakan tidak cukup menyebut kondisi orang hanya dengan "terluka".

"Tangan dan kakinya terkoyak, matanya tercungkil, tubuh tercabik-cabik, bagian dalamnya rontok," ujarnya.

Komite Internasional Palang Merah menyampaikan pada Selasa, situasi di Mariupol "masih mengerikan" dan pihaknya belum bisa mengirimkan bantuan ke kota itu.

"Intinya, ratusan ribu orang masih menderita," ujarnya.

 

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina
Bakhmut, Wilayah Pertempuran Terberat Rusia dan Ukraina

Bakhmut menjadi titik fokus berbulan-bulan dari upaya Rusia untuk merebut kawasan industri Donbas di Ukraina timur.

Baca Selengkapnya
FOTO: Hancur Lebur Rumah Sakit Anak di Ukraina Usai Dihantam Serangan Brutal Rusia
FOTO: Hancur Lebur Rumah Sakit Anak di Ukraina Usai Dihantam Serangan Brutal Rusia

Rusia menghujani Kiev dan kota lain di Ukraina dengan puluhan rudal pada 8 Juli 2024. Salah satu serangannya menghancurkan sebuah rumah sakit anak.

Baca Selengkapnya
FOTO: Citra Satelit Luar Angkasa Ini Perlihatkan Kondisi Jalur Gaza Sebelum dan Sesudah Dibombardir Israel
FOTO: Citra Satelit Luar Angkasa Ini Perlihatkan Kondisi Jalur Gaza Sebelum dan Sesudah Dibombardir Israel

Kehancuran Jalur Gaza seusai dibombardir tanpa ampun oleh Israel terekam jelas di satelit luar angkasa Maxar. Beginilah penampakannya!

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Anak-Anak Palestina Kumpulkan Sisa Amunisi AS, Jejak Serangan Brutal Israel ke Gaza
FOTO: Potret Anak-Anak Palestina Kumpulkan Sisa Amunisi AS, Jejak Serangan Brutal Israel ke Gaza

Rentetan serangan Israel menyisakan sisa-sisa amunisi yang berserakan di antara reruntuhan bangunan di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya
Fakta Kebakaran di Penjaringan Jakarta Utara, Damkar Sempat Mengalami Kendala
Fakta Kebakaran di Penjaringan Jakarta Utara, Damkar Sempat Mengalami Kendala

Kebakaran serius di Penjaringan Jakarta Utara memberikan banyak dampak di sekitarnya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Sisa-Sisa Serangan Mengejutkan Ukraina ke Jantung Rusia, Gedung Apartemen Hancur dan Warga Tewas
FOTO: Sisa-Sisa Serangan Mengejutkan Ukraina ke Jantung Rusia, Gedung Apartemen Hancur dan Warga Tewas

Setidaknya 144 drone tempur meluncur dari Ukraina ke sejumlah wilayah Rusia, termasuk Ibu Kota Moskow.

Baca Selengkapnya
INFOGRAFIS: Korban Tewas di Palestina Melebihi Perang Rusia vs Ukraina
INFOGRAFIS: Korban Tewas di Palestina Melebihi Perang Rusia vs Ukraina

Korban tewas warga Gaza Palestina kini sudah melebihi 11.000 jiwa. Data menunjukkan korban tewas di Gaza melampaui korban tewas perang Rusia-Ukraina.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Kota Penting Ukraina Usai Digempur Habis Rusia: Dulu Tenang, Kini Suram Bak Kota Mati
FOTO: Penampakan Kota Penting Ukraina Usai Digempur Habis Rusia: Dulu Tenang, Kini Suram Bak Kota Mati

Toretsk merupakan kota yang menjadi garis depan Ukraina dalam pertempuran melawan Rusia.

Baca Selengkapnya
Israel Lagi-Lagi Bom Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, 90 Warga Palestina Tewas
Israel Lagi-Lagi Bom Kamp Pengungsi Jabalia di Gaza, 90 Warga Palestina Tewas

Lebih dari 100 orang dilaporkan terluka dan masih banyak korban yang tertimbun reruntuhan bangunan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Potret Menyayat Hati Pria Palestina Gendong Jenazah Anak Korban Serangan Israel di Tengah Banjir dan Hujan Deras
FOTO: Potret Menyayat Hati Pria Palestina Gendong Jenazah Anak Korban Serangan Israel di Tengah Banjir dan Hujan Deras

Pria Palestina itu berjalan di tengah banjir dan hujan deras dengan menggendong jenazah seorang gadis korban serangan Israel yang terbungkus kain kafan putih.

Baca Selengkapnya
FOTO: Serangan Drone Ukraina Hantam Rusia: Puluhan Warga Belgorod Tewas, Apartemen dan Lebih dari Seratus Mobil Rusak Terbakar
FOTO: Serangan Drone Ukraina Hantam Rusia: Puluhan Warga Belgorod Tewas, Apartemen dan Lebih dari Seratus Mobil Rusak Terbakar

Sebanyak 20 orang termasuk dua anak-anak tewas dan 111 orang luka-luka usai serangan Ukraina.

Baca Selengkapnya