Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang<br>

Sejarah Pertempuran Lima Hari Lima Malam, Perang Tiada Henti Pasukan TRI Melawan NICA di Kota Palembang

Perjuangan dan semangat yang dimiliki pasukan tentara Indonesia melawan Belanda demi mempertahankan kemerdekaan begitu besar dalam peristiwa ini.

Pasca kemerdekaan, hampir seluruh penjuru daerah masih dalam keadaan yang belum stabil. Keadaan ini tambah keruh ketika tentara Belanda kembali lagi ke Indonesia untuk merebut pemerintahan.

Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka.

Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan. Perlawanan Tentara Republik Indonesia (TRI) melawan Belanda dengan nama Netherlands Indies Civil Administration atau NICA.

Kedatangan kelompok NICA ke Tanah Air dengan cara "membonceng" pasukan Sekutu. Ambisinya begitu besar untuk merebut pemerintahan Indonesia ke tangan mereka.

Peristiwa pertempuran ini sampai sekarang terus dikenang khususnya oleh masyarakat Palembang.

Ingin Rebut Palembang

Mengutip beberapa sumber, kedatangan NICA ke Indonesia yang dipimpin oleh van Mook itu memang sudah berniat untuk mengembalikan masa kekuasaan mereka di Nusantara, salah satunya daerah Palembang. Daerah ini dikenal sebagai salah wilayah yang strategis bagi mereka.

Kedatangan mereka tentu saja tidak disambut baik. Setiap daerah dengan para serdadu lokal serta kaum-kaum pejuang banyak terjadi gesekan hingga pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan.

Pasukan NICA berhasil merangsek masuk ke Palembang pada 12 Oktober 1945 di bawah pimpinan Letnan Kolonel Carmichael. Mereka pun langsung membuat kekacuan di sana, suasana tegang mulai tercipta.

Penolakan Rakyat

Kedatangan NICA tanpa diduga oleh rakyat Palembang ini memicu terjadinya penolakan. NICA menginginkan agar daerah Palembang segera dikosongkan, artinya tentara Belanda secara langsung mengusir rakyat Palembang.

Ketegangan dan tensi tinggi semakin menjadi-jadi ketika adanya baku tembak yang terjadi pada 1 Januari 1947 di Palembang Ilir. Kaum pejuang serta pasukan dari Tentara Republik Indonesia (cikal bakal TNI) mulai melakukan penyerangan ke pos-pos milik Belanda.

Dari sinilah, pasukan TRI bersama kaum pejuang mulai terjadi peperangan dengan tentara NICA akibat pelanggarkan garis demarkasi yang terjadi di daerah Palembang Ilir.

Perang Tak Terhindarkan

Setelah malam pergantian tahun, pertempuran terus terjadi antara TRI dengan NICA. Perang ini sempat berhenti dan menyepakati gencatan senjata antar kedua belah pihak.

Namun, Belanda tak mengindahkannya. Sebelum terjadi gencatan senjata, mereka justru mendatangkan pesawat pengebom untuk mengawal kereta berlapis baja yang membawa amunisi untuk tentara NICA.

Perang pun tak terhindarkan, pasukan TRI bersama kaum pejuang semakin gencar dalam membasmi tentara NICA. Hal ini terus berjalan hingga hari kedua dan ketiga.

Pada hari tersebut Belanda menyerbu di area Masjid Agung Palembang, namun serangan itu berhasil dihalau oleh Pasukan Batalyon Geni dan sejumlah tokoh masyarakat. Hari keempat pun kondisi kota Palembang bak medan perang dan hancur lebur. Akhirnya di hari yang sama telah datang bala bantuan dari Lampung di bawah pimpinan Mayor Noerdin Pandji.

Hari Kelima

Hendak memasuki hari kelima peperangan dengan NICA, stok logistik dan amunisi sudah semakin menipis. Kedua belah pihak akhirnya melakukan pertemuan untuk memutuskan gencatan senjata.

Abdul Kapau Gani atau biasa dikenal dengan A.K. Gani yang diutus oleh pemerintah pusat untuk hadir dalam perundingan gencatan senjata tersebut. Telah disepakati jika pasukan TRI mundur sejauh 20 km dari pusat kota. Sementara NICA hanya boleh mendirikan pos sejauh 14 km dari pusat kota.

Sampai saat ini, masyarakat Palembang masih mengenang pertempuran yang menegangkan tersebut. Masyarakat Palembang akan mengenang pertempuran lima hari lima malam itu setiap tahun dengan menghadirkan berbagai macam kegiatan.

Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya
Peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949, Ini Sejarah dan Para Tokoh Penggagasnya

Serangan Umum 1 Maret 1949 adalah sebuah upaya besar dalam perang kemerdekaan Indonesia melawan Belanda.

Baca Selengkapnya
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial
Sejarah Padang Mangateh, Peternakan Tertua dan Terbesar di Sumatra Barat Warisan Kolonial

Sebuah daerah khusus peternakan ini dikenal mirip seperti padang rumput yang berada di Selandia Baru dan didirikan langsung oleh Pemerintah Hinda Belanda.

Baca Selengkapnya
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah
Peristiwa Pertempuran di Tebing Tinggi, Perjuangan Berdarah Pemuda Indonesia Melawan Penjajah

Peristiwa berdarah di Tebing Tinggi, merupakan perjuangan para pemuda melawan penjajah pasca kemerdekaan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra

Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.

Baca Selengkapnya
Sejarah Komando Divisi Banteng, Dari Perannya Melawan Kolonial Belanda Hingga Lahirnya Dewan Era PRRI
Sejarah Komando Divisi Banteng, Dari Perannya Melawan Kolonial Belanda Hingga Lahirnya Dewan Era PRRI

Sebuah komando militer yang dibentuk saat masa perjuangan kemerdekaan di Sumatera Tengah ini awalnya untuk memerangi para penjajah Belanda setelah PD II.

Baca Selengkapnya
Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang
Ada Jejak Peninggalan Belanda dan Tempat Pelestarian Penyu, Intip Pesona Pulau Pandan di Kota Padang

Pada zaman kolonial Pulau Pandan sempat digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal dagang dari Belanda.

Baca Selengkapnya
Jadi Saksi Sejarah, Begini Keseruan Warga Jateng Nobar Pertandingan Timnas Indonesia Lawan Korea Selatan
Jadi Saksi Sejarah, Begini Keseruan Warga Jateng Nobar Pertandingan Timnas Indonesia Lawan Korea Selatan

Setelah peluit pertandingan berakhir berbunyi, mereka larut dalam euforia kemenangan.

Baca Selengkapnya
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan
Pernah Melawan Penjajah Belanda Sampai 50 Tahun, Begini Sejarah Suku Basemah di Sumatera Selatan

Suku asli dari kota Pagaralam, Ogan Komering Ulu Selatan, dan Muara Enim ini melakukan perlawanan terlama dalam sejarah.

Baca Selengkapnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya
Tujuan Pemilu 1955 di Indonesia dan Hasilnya, Begini Sejarahnya

Pemilu 1955 ini menjadi yang pertama kali diadakan setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya pada tahun 1945.

Baca Selengkapnya