Bela Islam & Rohingya, Paus Fransiskus kritik pemerintah Myanmar
Merdeka.com - Demi toleransi antar umat beragama, Paus Fransiskus dengan tegas mengkritik pemerintah Myanmar atas tuduhan penganiayaan kepada para etnis Muslim Rohingya. Dia meminta pemerintah Myanmar untuk membiarkan para warga Rohingya hidup dalam keimanan mereka.
"Hanya karena mereka ingin hidup dalam budaya dan iman Islam mereka, bukan berarti mereka boleh disiksa dan dibunuh. Biarkan mereka hidup dalam iman mereka," tegasnya, seperti dikutip dari The Independent, Rabu (8/2).
Kritik Paus Fransiskus nyatanya berdasar pada laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang dikeluarkan pekan lalu. Dalam laporan tersebut dirinci tuduhan pelecehan, pemerkosaan dan pembunuhan Rohingya dilakukan militer Burma.
-
Apa yang dilakukan Paus Fransiskus di Indonesia? Diketahui, Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia yang juga merupakan Kepala Negara Vatikan, mengadakan kunjungan di Indonesia.
-
Apa yang dibahas Paus Fransiskus? Dalam kunjungannya, pemimpin tertinggi umat Katolik itu membahas berbagai hal dalam pidatonya, terutama soal keragaman dan kerukunan di Indonesia.
-
Apa yang dikatakan Paus Fransiskus dalam pidatonya? Paus Fransiskus, dalam pidatonya, menyinggung perdamaian dunia hingga bagaimana seharusnya seorang pemimpin negara.
-
Apa yang dilakukan Paus Fransiskus di Jakarta? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta. Paus juga sempat mengunjungi Masjid Istiqlal.
-
Apa isi pesan prangko Paus Fransiskus? Dalam desain prangko tersebut, tertera tiga kata yang memiliki makna mendalam yang mencerminkan nilai-nilai ajaran Katolik, yaitu faith (iman), fraternity (persaudaraan), dan compassion (belas kasih).
-
Kenapa Paus Fransiskus berkunjung ke Indonesia? Menurut Ma’ruf, kunjungan Paus ke berbagai negara bisa menjadi salah satu upaya tokoh besar membantu menghentikan peperangan yang terjadi di berbagai negara di dunia.
Pemerintah Myanmar sendiri sangat membatasi akses ke negara bagian tempat para muslim Rohingya tinggal. Karenanya, cukup sulit untuk melakukan verifikasi laporan yang keluar dari wilayah tersebut.
menlu retno temu pengungsi rohingya di Bangladesh ©KemenluTak hanya masalah penganiayaan ini, PBB juga sebelumnya telah menjuluki Rohingya sebagai 'orang paling tertindas di Bumi'. Julukan itu dikeluarkan usai penolakan akses pendidikan Rohingya ke jenjang perguruan tinggi pada 2013 silam.
Kantor Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) telah mendokumentasikan tuduhan dengan berbicara langsung kepada para muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh. Mereka mengambil langkah untuk segera mengeluarkan laporan, bahkan sebelum menyelesaikan semua penelitian yang direncanakan.
Dirasa ada urgensi krisis dalam kasus ini, sehingga laporan harus segera dirilis. Hal senada diungkapkan Linnea Arvidsson, salah satu dari empat pekerja PBB yang mewawancarai pengungsi Rohingya.
Dia menjelaskan, situasi yang dialami para etnis Rohingya sangat mengejutkan.
"Saya tidak pernah berada dalam situasi seperti ini sebelumnya, namun dalam 204 wawancara yang saya lakukan, setiap orang menceritakan traumatis yang mereka alami. Mulai dari rumah mereka yang dibakar, pemerkosaan yang mereka alami, bahkan sampai kerabat yang tewas atau dibawa pergi," tutur Arvidsson.
Desa Rohingya sebelum dan sesudah dibakar ©Reuters/Human Rights WatchDia bercerita kalau militer Myanmar memecah keluarga para warga Rohingya ini. Laki-laki dan perempuan tidak boleh bersatu.
"Para wanita menangis ketika mereka berbicara tentang diperkosa, atau melihat anak-anak mereka dibunuh. Para pria menangis saat menceritakan rumah mereka habis dibakar, dan kebingungan mereka menafkahi keluarganya," sambung dia.
Sementara itu, Paus Fransiskus dalam pidatonya, Rabu (8/2), mengulangi seruan bagi orang-orang untuk membangun jembatan pemahaman, bukan dinding pemisah toleransi. Paus mengungkapkan kembali pelajaran agama Kristen umum yang memberikan harapan dan pengampunan dalam menciptakan perdamaian.
Pidatonya ini, sama dengan yang dia ucapkan saat Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengesahkan perintah eksekutif untuk imigran dari tujuh negara muslim, dan pembangunan tembok perbatasan ilegal.
"Dalam konteks sosial dan sipil, saya mengimbau untuk tidak membuat dinding, namun membangun jembatan. Untuk tidak menanggapi kejahatan dengan kejahatan. Kalahkan kejahatan dengan kebaikan dan pelanggaran dengan pengampunan. Jika Anda seorang Kristen, Anda tidak akan pernah mengatakan 'saya akan membayar itu'. Pelanggaran Anda akan diatasi dengan pengampunan, untuk hidup damai dengan semua orang," pungkas Paus Fransiskus. (mdk/che)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Paus Fransiskus pernah menyatakan serangan Israel di Jalur Gaza, Palestina adalah terorisme.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus menyampaikan menyampaikan banyak hal dalam pidatonya di Istana Negara Jakarta.
Baca SelengkapnyaWapres Ma'ruf Amin membuka opsi untuk menampung para pengungsi Rohingya di Pulau Galang.
Baca SelengkapnyaHal itu dikatakan Paus Fransiskus saat bertemu kaum muda dari Scholas Occurantes di Youth Center Graha Pemuda Senayan, Jakarta, Rabu (4/9) malam.
Baca SelengkapnyaJK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.
Baca SelengkapnyaJika pemerintah terlambat mengambil kebijakan bisa jadi pekerjaan rumah yang sulit untuk diselesaikan di kemudian hari.
Baca SelengkapnyaToleransi antar-umat beragama di Indonesia bisa menjadi semakin kuat dan menjadi contoh dalam mengelola perbedaan bagi dunia Internasional.
Baca SelengkapnyaMa’ruf juga menyaMpaikan terima kasih pada Paus lantaran memilih Indonesia menjadi salah satu negara yang dikunjungi.
Baca SelengkapnyaMPU Aceh menyebut isu berkaitan etnis Rohingya yang beredar di media sosial belum tentu benar.
Baca SelengkapnyaPaus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik Sedunia yang juga merupakan Kepala Negara Vatikan, mengadakan kunjungan di Indonesia.
Baca Selengkapnya