Biden Akan Tarik Semua Tentara AS dari Afghanistan Pada 11 September
Merdeka.com - Presiden Amerika Serikat Joe Biden akan menarik mundur semua tentara AS di Afghanistan pada 11 September nanti sekaligus mengumumkan berakhirnya perang terpanjang selama lebih dari 20 tahun yang pernah dijalani negara itu.
Seorang pejabat senior mengatakan Biden akan menyampaikan pengumuman resmi itu pada hari ini waktu setempat.
Saat ini ada sekitar 2.500 tentara AS di Afghanistan, bersama sekitar 7.000 tentara asing yang menjadi anggota koalisi NATO. Dengan adanya pengumuman ini kemungkinan negara NATO lainnya juga akan menarik mundur pasukan mereka.
-
Siapa yang terlibat dalam koalisi? Koalisi dibentuk oleh beberapa partai agar dapat mengusulkan pasangan calon presiden dan wakil presiden berdasarkan Pasal 222 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu
-
Dimana tentara muslim AS bertugas? Pria 43 tahun ini bertugas di bagian pelayanan sipil Batalion ke-96 dan Brigadir urusan sipil ke-95 di Fort Bragg, California Utara.
-
Nama angkatan apa yang ada di konteks? Nama angkatan dan filosofinya ini tidak hanya sekadar sebutan. Melainkan juga bisa mencerminkan karakter angkatan.
-
Siapa yang memimpin pasukan Amerika? Pasukan Amerika sendiri dipimpin oleh Mayor Jenderal William F. Dean, seorang veteran Perang Dunia II.
-
Siapa yang akan bertugas di wajib militer baru? 'Para remaja putra yang berusia 18 tahun akan menerima kuesioner dari kami yang berisi pertanyaan tentang kualifikasi, minat, kecintaan terhadap olahraga, dan apakah mereka tertarik menjadi sukarelawan di angkatan bersenjata,' kata Menhan Boris Pistorius pada konferensi pers di Berlin, dikutip dari Antara.
-
Siapa yang diincar TNI? Satu sosok yang diincar para prajurit TNI itu adalah Kapolres Tuban, AKBP Suryono.
"Kami akan tetap memantau mereka selama menjalani operasi ini. Kami pergi bersama-sama, tinggal bersama-sama dan kini akan bersiap pulang sama-sama," kata seorang pejabat AS, seperti dilansir laman The Guardian, Rabu (14/4).
Penarikan mundur tentara AS akan dimulai pada 1 Mei nanti, tenggat yang disepakati pemerintahan Trump dengan Taliban tahun lalu dan akan rampung pada peringatan peristiwa 11 September.
"Kami berangkat ke Afghanistan untuk menghukum mereka yang menyerang kami pada 11 September dan menghancurkan teroris yang ingin memanfaatkan Afghanistan sebagai tempat perlindungan mereka," kata seorang pejabat senior.
"Kami yakin sudah meraih apa yang kami inginkan beberapa tahun lalu. Kami menilai ancaman ke dalam negeri yang berasal dari Afghanistan saat ini dalam level yang bisa kami atasi, tanpa perlu kehadiran militer di Afghanistan dan tanpa sedang berperang dengan Taliban."
Hampir 2.400 tentara AS tewas di Afghanistan dan 20.000 lainnya luka. AS sudah menghabiskan lebih dari USD 2 triliun atau setara Rp 29.000 triliun.
Sekitar 800.000 tentara atau personel militer AS setidaknya pernah ditugaskan sekali ke Afghanistan sejak AS menginvasi negara itu pada 2001 seusai serangan 11 September.
Sementara hampir 50.000 warga sipil Afghanistan tewas sejak konflik itu. Meski secara keseluruhan angka kematian turun tahun lalu, kini ada peningkatan jumlah pembunuhan yang sudah ditarget. Jumlah perempuan yang tewas pada 2020 lalu bertambah dan menurut PBB, 65 jurnalis, pekerja media profesional dan aktivis hak asasi tewas antara 1 Januari 2018 hingga 31 Januari 2021.
Sejumlah perundingan damai antara pemerintahan Afghanistan dan Taliban sudah digelar sejak September lalu namun masih mengalami hambatan pekan ini setelah Taliban menolak pertemuan yang digagas AS di Turki yang rencananya digelar beberapa hari lagi.
Juru bicara Taliban, Muhammad Naim dalam cuitannya di Twitter kemarin mengatakan Taliban tidak akan ikut serta dalam pertemuan itu "sampai semua tentara asing seluruhnya ditarik mundur dari tanah air kami."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza
Baca SelengkapnyaIsrael Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Baca SelengkapnyaPentagon Perintahkan Ribuan Tentara Amerika Bersiap Perang di Gaza
Baca SelengkapnyaPentagon meminta 2.000 pasukan bersiap untuk dikerahkan ke Timur Tengah untuk mendukung Israel.
Baca SelengkapnyaTNI mengerahkan Kogasgab PAM sebanyak 13.158 personel, sedangkan Polri mengerahkan sebanyak 6.182 personel dalam Operasi Tri Brata Jaya 2023.
Baca SelengkapnyaSerangan gabungan AS dan Inggris ini dilancarkan sebagai balasan untuk Houthi yang didukung Iran atas serangan terhadap kapal-kapal Israel di Laut Merah.
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, ada 4 negara yang sudah mulai membangun angkatan keempatnya.
Baca SelengkapnyaPenambahan itu membuat Indonesia akan memiliki total empat skuadron drone.
Baca SelengkapnyaTenaga-tenaga yang diperlukan di eselon II dalam rangka percepatan, telah diantisipasi dan RUU ASN.
Baca SelengkapnyaPaket ini juga mencakup amunisi senjata ringan, ambulans, peralatan dan amunisi penghancur, serta suku cadang, peralatan medis.
Baca SelengkapnyaJuli lalu perlemen Turki mengajukan rancangan undang-undang untuk mencabut kewarganegaraan Turki bagi mereka yang ikut berperang membantu Israel di Gaza.
Baca SelengkapnyaApakah TNI masih menjadi yang terkuat di Asia Tenggara?
Baca Selengkapnya