China Tutup Dua Kota Padat Penduduk Setelah Muncul Wabah Baru Covid-19
Merdeka.com - China menutup dua kota di selatan Beijing, menutup jaringan transportasi dan melarang jutaan warga keluar dari kota itu, saat pemerintah sedang berupaya memutus wabah Covid-19 terbesar di negara itu dalam enam bulan.
China sejauh ini berhasil menekan pandemi sejak muncul pertama kali di Wuhan akhir 2019 lalu. Namun wabah kecil dengan cepat menyebar dan ditekan dengan tes massal, lockdown lokal, dan pembatasan perjalanan.
Tapi Provinsi Hebei di China utara mencatat 127 kasus baru Covid-19, dan sebanyak 183 kasus infeksi tanpa gejala dalam sepekan terakhir.
-
Kenapa Mentan harus menunda perjalanannya ke China? 'Sebenarnya saya harus berangkat ke China. Tapi mendengar kabar, kami dengar kabar setelah keliling Padang, Sumatera Barat.' 'Kena musibah, termasuk pertanian jadi saya mundurkan. Insyaallah dalam waktu dekat mungkin paling lambat bulan depan, anggarannya sudah turun untuk Sumbar.
-
Kenapa tembok besar china dibangun? Tujuannya, kata para peneliti, melindungi negara bagian Xiongnu dan Xianbei utara.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Kenapa polisi China mengusur pedagang? Dia diberi imbauan agar tak berjualan di lokasi. Sebab, hal tersebut diungkap sang polisi dapat memicu kecelakaan bagi diri sendiri dan pengguna jalan raya lainnya. 'Anda tidak bisa berjualan semangka di sini. Ini bisa mengganggu lalu lintas,' terangnya.
-
Dimana Tembok Besar China berada? Ketika tembok wilayah Ming dibangun antara tahun 1368 dan 1644, dengan ciri khas tembok bata tinggi dan bentengnya, para pekerja sering menggunakan tanah yang dipadatkan – tanah, kerikil, dan bahan alami lainnya – sebagai bahan bangunan.
-
Dimana Pertempuran Wuhan terjadi? Pertempuran Wuhan yang dikenal oleh orang Tiongkok sebagai Pertahanan Wuhan dan oleh orang Jepang sebagai Perebutan Wuhan, adalah sebuah pertempuran berskala besar dalam Perang Tiongkok-Jepang Kedua. Pertempuran ini berlangsung pada 11 Juni 1938, mencakup serangkaian operasi militer yang terjadi antara pasukan Kekaisaran Jepang dan pasukan Republik Tiongkok di wilayah Wuhan, yang merupakan pusat politik, militer, dan ekonomi yang penting bagi Tiongkok pada masa itu.
Mayoritas kasus ditemukan di kota Shijiazhuang, yang berpenduduk jutaan orang di mana wilayah sekitarnya berpenduduk 11 juta jiwa. Sebanyak sembilan kasus terkonfirmasi dilaporkan di kota tetangganya, Xingtai, yang berpenduduk 7 juta jiwa.
Penduduk kedua kota dilarang meninggalkan kota tersebut kecuali ada keperluan mendesak. Demikian diumumkan pemerintah Hebei pada Jumat.Pejabat menerapkan “pengendalian ketat pergerakan warga dan kendaraan”, di mana semua penduduk ditempatkan dalam “pengendalian tertutup”, sebuah eufemisme untuk lockdown.
Penduduk Hebei juga dilarang memasuki Beijing atau meninggalkan provinsi tersebut kecuali ada keperluan mendesak.
“Wabah ini diimpor dari luar negeri, tapi asal usul pastinya sedang diselidiki secara mendalam oleh para pakar negara, provinsi, dan kota,” jelas Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Hebei, Li Qi, dalam konferensi pers pada Jumat, dikutip dari Al Jazeera, Minggu (10/1).
Pejabat China berulang kali mencoba mengaitkan wabah domestik dengan jenis virus yang beredar di luar negeri, mengatakan virus dibawa kembali ke China oleh para pelancong dan paket makanan impor yang terkontaminasi virus.
Larang Perayaan Imlek
Pemerintah juga melarang perayaan Imlek yang dilakukan dengan mengadakan perayaan massal, berkumpul, dan festival. Bahkan acara pemakaman juga diminta berlangsung singkat dan acara publik harus mendapatkan izin pemerintah.
Pembatasan di kota Shijiazhuang dan Xingtai mulai berlaku pada Jumat. Transportasi darat penumpang jarak jauh dilarang dan jalan raya ditutup.
Tayangan dari televisi pemerintah, CCTV menunjukkan penduduk dites swab oleh petugas medis yang memakai hazmat di pusat komunitas di Shijiazhuang sementara antrean mengular di sekitar area tersebut.
Staf pengendalian virus berdiri mengawasi warga yang masuk di jalan raya, yang telah diblokir menggunakan barikade.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Lebih dari 100.000 orang dievakuasi akibat hujan lebat dan banjir mematikan tersebut.
Baca SelengkapnyaLonjakan kasus penyakit mirip influenza ini membuat sebuah RS di China penuh. Banyak pasien anak-anak yang terpaksa dirawat di koridor dan tangga rumah sakit.
Baca SelengkapnyaMemburuknya kualitas udara membuat pihak berwenang Ibu Kota Beijing sampai mengeluarkan peringatan oranye.
Baca SelengkapnyaBadai pasir parah ini menyelimuti lebih dari selusin provinsi dan wilayah di China utara, termasuk ibu kota Beijing dan sebagian Mongolia Dalam.
Baca SelengkapnyaChina mengerahkan ribuan tim penyelamat, termasuk pasukan tentaranya, untuk mengevakuasi korban banjir parah di Beijing dan sekitarnya. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaData satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.
Baca SelengkapnyaPenyakit Pernapasan Melonjak di China, WHO Minta Penjelasan
Baca SelengkapnyaSelain berdampak pada pemindahan 125.000 warga Zhuozhou ke tempat pengungsian. Badai Topan Doksuri juga membawa sampah hingga melumpuhkan bandara internasional.
Baca SelengkapnyaCurah hujan yang turun sepanjang malam telah memecahkan rekor 12 tahun terakhir di Kota Fuzhou, Provinsi Fujian.
Baca SelengkapnyaSuhu udara di China semakin turun di bawah titik beku hingga ke minus 40 derajat Celsius.
Baca SelengkapnyaJembatan darurat ini terdiri dari rangkaian pipa besi dengan jalur pejalan kaki yang terbuat dari papan kayu.
Baca SelengkapnyaSejak pertengahan Oktober 2023, WHO telah memantau data dari sistem pengawasan Tiongkok, terkait pneumonia misterius yang melanda anak-anak di China utara.
Baca Selengkapnya