CIA Disebut Punya Rekaman Pangeran bin Salman Perintahkan Khashoggi Dibungkam
Merdeka.com - Badan Intelijen Amerika Serikat (CIA) memiliki rekaman pembicaraan telepon Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) yang memerintahkan jurnalis Jamal Khashoggi dibungkam secepatnya.
Demikian yang ditulis kolumnis Abdulkadir Selvi di harian Turki, Hurriyet, kemarin.
Menurut Selvi, Direktur CIA Gina Haspel mengungkap adanya rekaman pembicaraan telepon antara MBS dengan kakaknya, Khalid bin Salman yang menjabat sebagai duta besar Saudi untuk Amerika Serikat.
-
Bagaimana Khalifah berinteraksi dengan Kapolri? Bahkan beberapa kali, Khalifah nampak terlibat perbincangan singkat yang akrab dengan sang Polri-1 itu.
-
Siapa yang ditangkap di Arab Saudi? Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap WNI yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial Beberapa waktu terakhir, Aparat Keamanan Arab Saudi menangkap Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjanjikan haji tanpa antre di media sosial.
-
Bagaimana agen CIA itu masuk ke Istana? Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka.
-
Siapa bek kanan Arab Saudi? Salah satunya adalah adu tangguh bek kanan kedua tim, antara Asnawi Mangkualam dan Saud Abdulhamid.
-
Siapa agen CIA yang menyamar? Seorang wanita muda yang cantik menemui Presiden Sukarno. Dia mengaku keluarganya adalah pendukung kemerdekaan Indonesia. Bung Karno pun menerimanya dengan tangan terbuka.
-
Siapa yang menunjuk Utusan Khusus Presiden? Pengangkatan dan tugas pokok Utusan Khusus Presiden ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
Jamal Khashoggi dibunuh ketika berada di konsulat Saudi di Istanbul, Turki pada 2 Oktober lalu. Setelah sebelumnya menyangkal, pemerintah Saudi akhirnya mengakui Khashoggi dibunuh. Namun mereka tetap membantah MBS terlibat dalam pembunuhan keji ini.
Mengutip sumber, kolumnis Turki itu menulis, baik MBS dan Khalid suaranya terdengar dalam rekaman CIA itu. Mereka tidak suka dengan tulisan kritikan Khashoggi terhadap pemerintahan Saudi.
"Sumber mengatakan putra mahkota memerintahkan Jamal Khashoggi dibungkam secepatnya dan perintah itu terekam oleh penyadapan dilakukan CIA. Informasi itu menegaskan tentang kasus pembunuhan ini," tulis Selvi.
Namun pejabat Turki yang dihubungi Reuters mengatakan mereka tidak punya info soal rekaman ini.
Kolumis Hurriyet itu juga menyatakan jika penyelidikan internasional atas pembunuhan ini digelar maka akan lebih banyak lagi bukti mengejutkan yang terungkap karena CIA menyadap saluran telepon.
Mengutip hasil penyelidikan Turki dalam kasus ini, Selvi menulis pada 19 November, Khashoggi dipaksa menulis pesan kepada putranya yang saat ini ditahan di Saudi.
"Tim pembunuh yang terdiri dari orang-orang dekat MBS mengatakan kepada Khashoggi agar dia menulis pesan kepada putranya, atau dia akan dibawa pulang ke Arab Saudi. Khashoggi menolak dan itu menimbulkan adu mulut sampai dia akhirnya dicekik dengan tali atau tas plastik," tulis Selvi.
Jika info ini terkonfirmasi maka bukti rekaman CIA ini bertentangan dengan klaim pejabat Washington yang mengatakan mereka tidak punya bukti untuk menuding pembunuhan ini diperintahkan oleh MBS.
Kabar ternyar ini muncul setelah Presiden Donald Trump dua hari lalu mengatakan dia tetap menganggap Saudi sebagai sekutu dan mendukung MBS di tengah kasus Khashoggi. Trump menyatakan dia tidak akan menjatuhkan sanksi kepada Saudi karena kasus ini.
Menteri Luar Negeri Saudi Adel al Jubeir dalam wawancara dengan CBS News kemarin mengatakan MBS tidak terlibat dalam pembunuhan Jamal Khashoggi. tapi Jubeir juga mengatakan tidak seorang pun di Saudi yang posisinya di atas hukum.
"Kami selalu mengatakan pemerintahan Saudi tidak terlibat dalam pembunuhan ini. Ini adalah operasi brutal dan para individu dari pejabat pemerintahan melampaui kewenangan mereka hingga melakukan kejahatan. Kami sudah katakan akan menyelidiki kasus ini. Jaksa juga sudah mendakwa lima orang pelaku dengan hukuman mati," kata Jubeir.
Ketika ditanya soal pernyataan Trump yang mengatakan putra mahkota mungkin saja memerintahkan pembunuhan ini atau mungkin saja tidak, Jubeir mengatakan Pangeran MBS tidak terlibat sama sekali.
"Kami sudah dengan tegas menyatakan sang putra mahkota tidak terlibat sama sekali. Kami sudah menegaskan para pejabat senior yang terlibat sudah dipecat dari posisinya. Kami sudah menangkap para pelaku dan lima di antaranya dituntut hukuman mati."
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemalsuan tanda tangan ini diduga dilakukan terkait persetujuan pengerahan pasukan darat ke Yaman untuk memerangi Houthi.
Baca SelengkapnyaBelasan agen dikerahkan ke Beirut untuk membantu Israel.
Baca SelengkapnyaPutra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) mengancam akan memblokade Uni Emirat Arab. Ternyata ini pemicunya.
Baca SelengkapnyaKonten pro Palestina tersebut diunggah di akun Facebook pejabat bersangkutan.
Baca SelengkapnyaPenangkapan dua mantan personel tersebut terjadi atas laporan berbagai kejahatan militer pada September 2017.
Baca SelengkapnyaPara pemimpin Arab ini mengungkapkan keinginannya saat bertemu Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken.
Baca SelengkapnyaIran Tangkap Para Pejabat Intelijen dan Militer Setelah Ismail Haniyeh Terbunuh, Rekaman Kamera Bandara juga Diperiksa
Baca SelengkapnyaPuter Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman akhirnya menyatakan Israel pelaku genosida di Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaQatar merupakan tempat beberapa pemimpin politik Hamas bermarkas.
Baca SelengkapnyaVideo jurnalis CNN mengeluarkan seseorang dari penjara di Suriah viral, namun ternyata pria yang dibebaskan tersebut bukan tahanan rezim Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan mantan sekretaris Mahkamah Agung (MA) Hasbi Hasan (HH), tersangka kasus suap pengurusan perkara.
Baca SelengkapnyaArab Saudi menjadi salah satu negara yang dicemooh karena memilih sikap tidak acuh atas penderitaan warga Gaza, Palestina.
Baca Selengkapnya