Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Diancam pasukan Myanmar, PBB sementara tunda kirim logistik buat Rohingya

Diancam pasukan Myanmar, PBB sementara tunda kirim logistik buat Rohingya Pejuangan etnis Rohingya melintasi perbatasan Myanmar ke Bangladesh. ©2017 REUTERS/Mohammad Ponir Hossain

Merdeka.com - Lembaga Program Pangan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNWFP) terpaksa menghentikan sementara kegiatan mereka di Negara Bagian Rakhine, Myanmar, tempat etnis muslim minoritas Rohingya diperlakukan dengan kejam oleh pasukan pemerintah warga mayoritas Buddha. Sebab, tentara Myanmar menuding anggota UNWFP bersekongkol dengan mengirim makanan kepada pihak yang mereka sebut sebagai 'pemberontak' Rohingya.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Sabtu (2/9), UNWFP terpaksa menghentikan pengiriman pasokan bantuan kepada etnis Rohingya dan Buddha karena khawatir dengan keselamatan anggota mereka di lapangan. Sebab, pasukan Myanmar mengancam mereka. Dampaknya adalah kelaparan bisa melanda etnis Rohingya yang sangat bergantung dengan bantuan, karena harta bendanya habis dijarah dan rumahnya dibakar. Namun, mereka menyangkal tuduhan dianggap pro Rohingya.

"Kami akan berkoordinasi dengan pemerintah setempat secepat mungkin melanjutkan pengiriman bantuan buat semua orang yang terdampak kerusuhan," tulis UNWFP dalam pernyataannya.

Hingga hari ini tercatat sekitar 58,600 warga Rohingya mengungsi ke Bangladesh menghindari pertikaian di Myanmar. Namun, mereka tidak membawa apapun dan tempat berteduhnya ala kadarnya, serta sangat mengandalkan bantuan.

Konflik antara orang Rohingya dan warga Buddha di Rakhine meletup sejak lima tahun lalu. Lantas hal itu menjadi alasan kelompok Buddha ekstrem menggalang gerakan anti-Islam.

Sekitar satu juta warga Rohingya hidup di bawah kondisi persekusi di Rakhine oleh penduduk mayoritas Buddha. Orang Rohingya selalu dianggap bukan warga negara Myanmar. Alhasil, sebagian besar dari mereka hidup melarat. Orang Rohingya semakin terdesak dan beberapa terpaksa angkat senjata.

Wilayah Maungdaw, di bagian utara Rakhine, adalah pusat konflik. Namun, dampaknya meluas ke daerah lain. Tentara Myanmar berdalih mereka menggelar operasi militer buat menumpas 'pemberontak'. Namun, para pengungsi menyatakan serdadu Myanmar justru menyerang dan membakar perkampungan Rohingya dan menembaki warga sipil. Pemerintah Myanmar menyalahkan 'pemberontak' Rohingya dan pendukungnya karena terus menyulut konflik. Sedangkan orang Rohingya yang angkat senjata dengan membentuk Tentara Penyelamat Rohingya Arakan (ARSA) menyatakan mereka cuma membela diri dari kekejaman aparat keamanan Myanmar dan tidak hendak memberontak.

(mdk/ary)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya
Koordinasi dengan UNHCR, Pemerintah Waspadai Sindikat TPPO di Balik Kedatangan Pengungsi Rohingya

Pemerintah akan mempelajari mengapa para pengungsi bisa berakhir di Indonesia yang semula bukan negara tujuan atau transit.

Baca Selengkapnya
Jokowi Beri Bantuan Kemanusiaan Sementara untuk Pengungsi Rohingya
Jokowi Beri Bantuan Kemanusiaan Sementara untuk Pengungsi Rohingya

Jokowi memastikan bantuan tersebut akan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.

Baca Selengkapnya
Heboh UNHCR Minta Pulau Kosong untuk Tampung Pengungsi Rohingya, Cek Faktanya
Heboh UNHCR Minta Pulau Kosong untuk Tampung Pengungsi Rohingya, Cek Faktanya

Beredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong

Baca Selengkapnya
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat
Badan PBB: Kemungkinan Banyak Pengungsi Rohingya Tewas akibat Kapal Terbalik di Laut Aceh Barat

Pengungsi Rohingya yang selamat mengatakan kapal tersebut sebenarnya mengangkut 151 orang, sedangkan yang sudah berhasil diselamatkan baru 75 orang.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Ada Dugaan Kuat Perdagangan Orang Terkait Pengungsi Rohingya
Jokowi: Ada Dugaan Kuat Perdagangan Orang Terkait Pengungsi Rohingya

Jokowi menyebut, pemerintah Indonesia akan menindak tegas pelaku TPPO.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
Mahfud Endus Mafia Sengaja Selundupkan Etnis Rohingnya karena Manfaatkan Kebaikan Warga Indonesia
Mahfud Endus Mafia Sengaja Selundupkan Etnis Rohingnya karena Manfaatkan Kebaikan Warga Indonesia

Mahfud mengatakan jumlah pengungsi etnis Rohingya terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Baca Selengkapnya
Gubernur Kepri dan UNHCR Bantah Pulau Galang jadi Tempat Penampungan Pengungsi Rohingya
Gubernur Kepri dan UNHCR Bantah Pulau Galang jadi Tempat Penampungan Pengungsi Rohingya

Sebelumnya UNHCR menyatakan tidak pernah meminta tempat atau pulau untuk pengungsi Rohingya

Baca Selengkapnya
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia
Etnis Rohingya 'Serbu' Indonesia, Menlu ke UNHCR: Dugaan Kuat Ada Penyelundupan & Perdagangan Manusia

UNHCR mengatakan, lebih dari 1.200 orang Rohingya telah mendarat di Indonesia sejak November 2023.

Baca Selengkapnya
Mahfud MD Bakal Rapat Koordinasi Besok Soal Nasib Pengungsi Rohingya
Mahfud MD Bakal Rapat Koordinasi Besok Soal Nasib Pengungsi Rohingya

Mahfud mengatakan negara lain sudah menutup akses terhadap pengungsi Rohingya, sehingga mereka ke Indonesia

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Pengungsi Rohingya: Kita Tampung Sementara
Jokowi soal Pengungsi Rohingya: Kita Tampung Sementara

"Saya sampaikan bahwa sementara, sementara kita tampung, sementara," kata Jokowi

Baca Selengkapnya