Gadis cantik ini sebut militan ISIS gampang dibunuh
Merdeka.com - Seorang gadis berlatar pendidikan politik asal Denmark menghabiskan 12 bulan bertempur melawan pasukan jihadis ISIS di Suriah. Bukan hanya ISIS, Joanna Palani, nama gadis 23 tahun itu, ternyata juga melawan tentara Presiden Basyar al-Assad.
"Militan ISIS itu sangat gampang dibunuh. Mereka hebat hanya kalau jadi pengebom bunuh diri, tapi pasukan Assad benar-benar terlatih dan mereka memang mesin pembunuh yang hebat," kata dia membandingkan ISIS dan pasukan Assad.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Siapa yang berpartisipasi di perang Gaza? Sementara itu, 4.000 dari pasukan ini berpartisipasi dalam perang di Gaza, dan 65 dari mereka terbunuh.
-
Apa yang bocah Gaza itu lakukan? Dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @sahabatsurga dan dikutip dari @wwre, Kamis (27/6) Hossam sampai mengubur diri di sebuah pasir dengan hanya tampak wajahnya.
-
Kapan serangan Mesir dan Suriah ke Israel? Tanggal 6 Oktober 1973, pasukan Mesir menyerang posisi Israel di SInai.
joanna palani ©Daily Mail
Pada malam pertama petualangannya, seorang tentara Swedia tewas oleh seorang penembak jitu. Menurut pengakuannya, Palani menemukan kelompok anak kecil yang disiksa ISIS untuk kejahatan seksual di sebuah desa dekat Mosul, Irak.
"Semua gadis di bawah 16 tahun, sebagian masih sangat muda, saya bertemu mereka di rumah sakit, mereka warga Kristen, salah satu dari mereka berusia 11 tahun, memegang tangan saya, dia mengandung anak kembar, wajahnya sangat sendu, sang dokter pun menangis dan tidak tega," ceritanya kepada media VICE.
joanna palani ©Daily Mail
Diberitakan koran Daily Mail, Jumat (27/5), dia kini sudah kembali ke Denmark untuk melanjutkan kuliah politik dan filsafatnya.
Dia beralasan pergi ke Suriah demi memperjuangkan 'hak asasi untuk semua orang'. Keberadaan Palani di Suriah tidak seorang diri, dia bergabung dengan YPG (Unit Perlindungan) dan Peshmerga, tentara terlatih regional daerah Kurdi.
Palani sempat menuturkan, Kurdi adalah kelompok pejuang demokrasi dan menjunjung tinggi nilai Barat.
"Jika saya tertangkap atau tewas, saya akan bangga atas apa yang saya perjuangkan".
Saat menginjakkan kakinya di medan perang, Palani tidak berpikir untuk bisa kembali ke rumah.
"Awalnya saya merasa tidak terlalu serius menjalani ini, namun saat serangan pertama datang, saya menjadi serius pastinya," kata Palani.
joanna palani ©Daily Mail
Ketika berhasil pulang, paspor Palani sempat ditahan dan dicurigai tim intel. Dia diantisipasi agar tidak kembali ke Suriah. Kini Palani bertekad memberikan jiwa raganya untuk demokrasi, kemerdekaan, dan hak hak wanita.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Densus 88 mengungkapkan awal mula terduga teroris remaja berinisial HOK terpapar ideologi ISIS hingga berujung keinginan melakukan bom bunuh diri
Baca SelengkapnyaViral video tentara wanita Israel yang sempat hina Palestina kini ditawan Hamas. Simak informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaIni adalah curahan hati bocah Gaza, menyaksikan kekejaman dan kebrutalan Israel di hadapan matanya.
Baca SelengkapnyaAsma Mohammed adalah istri dari Abu Bakr Al-Baghdadi.
Baca SelengkapnyaAswin mengatakan, HOK menjadi salah satu simpatisan ISIS. HOK berbaiat dengan ISIS melalui media sosial
Baca SelengkapnyaAjakan ke Suriah sengaja dihembuskan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab
Baca SelengkapnyaVideo kebiadaban sniper Israel sengaja bunuh wanita pengungsi ramai disorot. Simak informasinya.
Baca SelengkapnyaKelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca SelengkapnyaJurnalis cantik di Jalur Gaza ini berusia 11 tahun.
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan anggota kelompok Daulah Islamiyah yang masih terafiliasi dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca SelengkapnyaKisah gadis berusia 15 tahun yang pernah berikan kesaksian palsu saat konflik Perang Teluk.
Baca Selengkapnya