Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ini kata paling terlarang dan haram diucapkan di Singapura

Ini kata paling terlarang dan haram diucapkan di Singapura Ilustrasi Singapura. ©2014 Merdeka.com/shutterstock/2nix Studio

Merdeka.com - Singapura merupakan negara paling maju di Asia Tenggara, baik dari segi ekonomi, kualitas hidup, pendidikan, sampai penegakan hukum. Begitu banyak laporan yang bisa didapatkan mengenai kondisi jalanan dan sungai yang bersih, warga taat aturan, serta kualitas sumber daya yang bikin Singapura kompetitif sebagai pusat perdagangan maupun jasa.

Di balik kesuksesan itu, terutama status penduduknya yang memiliki pendapatan per kapita tertinggi ketiga dunia, negara kota seluas cuma 718 kilometer persegi ini punya sisi 'kelam' yang jarang disadari. Yakni soal kebebasan pers dan pemberangusan semua hal yang dianggap oposisi atas pemerintah yang dikuasai Partai Aksi Rakyat (PAP).

Contohnya, di Singapura ada satu kata amat tabu. Jangan sampai media menulis tentang 'nepotisme' melibatkan keluarga mantan Perdana Menteri Lee Kuan Yeuw. Hal ini diungkap salah satu jurnalis magang di kantor berita asing cabang Singapura kepada merdeka.com beberapa hari lalu.

Orang lain juga bertanya?

Kasus semacam ini pernah menimpa Bloomberg pada 2002 akibat melaporkan aroma nepotisme dari pergantian direksi BUMN Singapura, Temasek. Media asal Amerika Serikat itu digugat, kalah, membayar ganti rugi jutaan dollar, lalu terpaksa enyah ke Hong Kong. Negara kota itu masih menggunaan pasal karet 'niat jahat' atau malice.

"Di Singapura tidak ada Dewan Pers. Keberatan pemberitaan akan diajukan ke meja hijau. Koran yang dianggap punya niat jahat dari tulisannya bisa dibikin bangkrut," ungkap pria 22 tahun yang enggan disebut namanya ini.

Bila menilik data Journalist Without Borders, Indeks Kebebasan Pers terbaik terdapat di Finlandia, disusul Belanda, lalu Norwegia. Sementara Singapura, yang terhitung negara maju, justru terpuruk di posisi 150.

Jurnalis senior Singapura, Peter Ong, kini mukim di Australia, menceritakan ada banyak masalah, yang ditutup dari kesadaran publik. "Di sini kebebasan itu, terutama bagi pers, hampir tidak ada. Ya semua gara-gara pemerintah," ujarnya kepada merdeka.com saat ditemui di Nanyang Technological University, Singapura, Kamis (4/12).

Peter yang dulu pernah bekerja di harian bertiras terbesar Strait Times, menceritakan betapa pejabat negara di Negeri Merlion rajin menelepon redaksi supaya tak mengangkat isu tertentu.

"Gila-gilaan, itu salah satu alasan saya akhirnya pilih ke Australia supaya lebih tenang," akunya.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
CEK FAKTA: Hoaks PM Singapura Sebut Indonesia Tidak Akan Maju karena Gila Agama
CEK FAKTA: Hoaks PM Singapura Sebut Indonesia Tidak Akan Maju karena Gila Agama

Beredar tangkapan layar yang mengeklaim PM Singapura menyebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama

Baca Selengkapnya
Singapura Dinobatkan Jadi Kota Termahal di Dunia, Biaya Pendidikan Meningkat 14 Persen
Singapura Dinobatkan Jadi Kota Termahal di Dunia, Biaya Pendidikan Meningkat 14 Persen

Harga kepemilikan mobil di Singapura, yang termahal secara global dengan rata-rata 2,5 kali lipat telah melonjak 15 persen dari tahun sebelumnya dalam dolar AS.

Baca Selengkapnya
FOTO: Denyut Mal Terbengkalai di Singapura Hidup Kembali Berkat Seniman Grafiti
FOTO: Denyut Mal Terbengkalai di Singapura Hidup Kembali Berkat Seniman Grafiti

Karya seni grafiti yang merupakan sesuatu terlarang di Singapura, justru berhasil menghidupkan kembali mal terbengkalai.

Baca Selengkapnya
10 Fakta Menarik tentang Negara Singapura, Presiden Pertamanya Keturunan Indonesia
10 Fakta Menarik tentang Negara Singapura, Presiden Pertamanya Keturunan Indonesia

Fakta menarik tentang negara Singapura ini seru untuk disimak.

Baca Selengkapnya
Gaji Menteri Singapura Paling Tinggi di Dunia, Kini Tercoreng Skandal Korupsi
Gaji Menteri Singapura Paling Tinggi di Dunia, Kini Tercoreng Skandal Korupsi

Subramaniam Iswaran dinyatakan bersalah karena menerima gratifikasi senilai SGD403.000.

Baca Selengkapnya
FOTO: Wajah Mantan Menteri yang Coreng Citra Singapura sebagai Negara Paling Bersih dari Korupsi
FOTO: Wajah Mantan Menteri yang Coreng Citra Singapura sebagai Negara Paling Bersih dari Korupsi

Sitra Singapura sebagai negara paling bersih dari korupsi baru-baru ini tercoreng setelah seorang mantan menterinya terseret dugaan suap.

Baca Selengkapnya
Singapura Jadi Negara Peringkat 1 Teraman Bagi Wisatawan, Ada Indonesia?
Singapura Jadi Negara Peringkat 1 Teraman Bagi Wisatawan, Ada Indonesia?

Deretan negara teraman bagi wisatawan versi Forbes Advisor.

Baca Selengkapnya
Saat Jenderal TNI Khawatir Kebakaran Hutan Bikin Martabat Bangsa Jatuh di Negara Tetangga
Saat Jenderal TNI Khawatir Kebakaran Hutan Bikin Martabat Bangsa Jatuh di Negara Tetangga

"Jangan sampai hal kecil seperti karhutla menyebar ke negara tetangga membuat harga diri bangsa jatuh,"

Baca Selengkapnya
FOTO: Raut Mantan Menteri Singapura Dijebloskan ke Penjara karena Kasus Gratifikasi hingga Nebeng Jet Pribadi
FOTO: Raut Mantan Menteri Singapura Dijebloskan ke Penjara karena Kasus Gratifikasi hingga Nebeng Jet Pribadi

Mantan Menteri Transportasi Singapura, Subramaniam Iswaran mengakui kesalahannya telah menerima gratifikasi, termasuk tumpangan jet pribadi.

Baca Selengkapnya
Korut Larang Warga Bicara dengan Logat Korsel, Jika Melanggar Ini Hukumannya
Korut Larang Warga Bicara dengan Logat Korsel, Jika Melanggar Ini Hukumannya

Siapa pun warga Korut yang ketahuan mengucapkan bahasa berlogat Korsel atau istilah bahasa Korsel akan mendapat sanksi hukum.

Baca Selengkapnya
Dubes: WNI Pindah Kewarganegaraan Singapura Bukan Anak Muda, Tapi Orang Tua
Dubes: WNI Pindah Kewarganegaraan Singapura Bukan Anak Muda, Tapi Orang Tua

Kementerian Hukum dan HAM mencatat ribuan warga negara Indonesia berpindah kewarganegaraan menjadi warga negara Singapura.

Baca Selengkapnya