Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

ISIS Masih Punya Kekayaan Rp4,3 Triliun, Serangan Teror Masih Mengancam

ISIS Masih Punya Kekayaan Rp4,3 Triliun, Serangan Teror Masih Mengancam Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). ©REUTERS

Merdeka.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres melaporkan, meskipun telah kehilangan wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, namun kekuatan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masih ada.

Berdasarkan laporan rilis dari Guterres yang dilansir Al Araby, Senin (4/8), ISIS masih memiliki kekayaan senilai USD 300 juta atau setara dengan Rp4,3 Triliun.

Dengan jumlah uang yang terbilang masih cukup besar, PBB memperingatkan adanya kemungkinan teror kembali terjadi. PBB menilai, jeda serangan oleh kelompok ISIS saat ini mungkin hanya bersifat sementara.

"Kemungkinan tidak sampai akhir tahun 2019," ujar Guterres.

Kehilangan wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, berarti memutus sumber pendanaan ISIS yang selama ini didapat dari penambangan minyak dan pajak di wilayah tersebut.

Meski demikian, ISIS diyakini masih mampu memperoleh dana untuk mendukung aksi terorismenya di Irak, Suriah, dan luar negeri. Dalam hal ini, PBB menyebut aliran dana dilakukan secara informal, atau yang dikenal dengan istilah "hawaladar".

Lebih lanjut PBB menganalisis, penjualan barang-barang antik dari Irak mungkin menjadi sumber pendanaan lain bagi ISIS. PBB menjelaskan, dengan hilangnya wilayah kekuasaan di Suriah dan Irak, ISIS membentuk unit khusus untuk menjual barang-barang antik.

"Detail barang antik yang diperdagangkan dan lokasi penjualannya hanya diketahui oleh pemimpin ISIS," jelas Guterres dalam rilisnya.

Selain itu, kelompok ISIS diketahui telah mendorong para pendukungnya di Timur Tengah, Afrika, dan Asia, untuk memiliki kemandirian finansial.

Kepala Hak Asasi Manusia (HAM) PBB, Michelle Bachelet pada akhir Juni lalu mengatakan, lebih dari 55.000 tersangka militan ISIS dan keluarganya ditahan di Irak dan Suriah. Sebagian besar berada dalam, tahanan pemerintah Irak dan Pasukan Demokratik Suriah yang didukung AS dan lebih dari 50 negara lainnya. Sementara, sebanyak 11.000 keluarga lainnya ditahan di kamp Al Hol di Suriah bagian timur laut.

Atas data tahanan tersebut, dalam laporannya PBB memperingatkan adanya ancaman jangka pendek hingga panjang dari para tahanan pendukung ISIS. Baik itu ancaman kekerasan, hingga serangan terorisme di masa mendatang.

Reporter Magang: Anidnya Wahyu Paramita

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang
Indonesia Bisa Ketiban Apes Jika Iran-Israel Perang

Konflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.

Baca Selengkapnya
Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza
Perusahaan Senjata Inggris Raup Untung Hingga Rp53 Triliun karena Agresi Israel di Gaza

Keuntungan ini bersumber dari perang Ukraina-Rusia yang masih berlangsung hingga saat ini.

Baca Selengkapnya
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun

Serangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.

Baca Selengkapnya
Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga BBM dan Beras di Indonesia Naik
Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga BBM dan Beras di Indonesia Naik

Jumlah korban tewas warga Palestina akibat serangan Israel di Jalur Gaza bertambah menjadi 17.177 sejak 7 Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya
Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya

Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024
Neraca Perdagangan RI Surplus Lagi, Totalnya Rp72,62 Triliun di Bulan Maret 2024

Kinerja perdagangan Indonesia terus mencatatkan surplus hingga ke-47 kali berturut-turut sejak Mei 2020 lalu.

Baca Selengkapnya
Indonesia Masih Impor Produk Asal Israel Senilai Rp266 Miliar, Cek Datanya di Sini
Indonesia Masih Impor Produk Asal Israel Senilai Rp266 Miliar, Cek Datanya di Sini

Impor dari Israel terjadi dari tahun ke tahun. Pada 2020, nilai impor barang dari Israel mencapai USD 56,5 juta. Kemudian tahun 2021 senilai USD 26,5 juta.

Baca Selengkapnya
Israel Habiskan Dana Rp3,3 Triliun Per Hari untuk Bombardir Gaza
Israel Habiskan Dana Rp3,3 Triliun Per Hari untuk Bombardir Gaza

Perhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel
Pemerintah Khawatir Anggaran Subsidi BBM Bisa Bengkak Imbas Perang Iran Vs Israel

Konflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.

Baca Selengkapnya
Waspada, Perang Hamas Vs Israel Berpotensi Picu Kenaikan Harga BBM di Indonesia
Waspada, Perang Hamas Vs Israel Berpotensi Picu Kenaikan Harga BBM di Indonesia

Kenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jejak Surplus Neraca Dagang RI, Pernah Rekor 12 Tahun Berturut-turut
Jejak Surplus Neraca Dagang RI, Pernah Rekor 12 Tahun Berturut-turut

Indonesia baru saja mencatat surplus neraca dagang selama empat tahun berturut-turut.

Baca Selengkapnya
Konsultan Keuangan Sebut Israel Rugi Rp747 Triliun Selama Agresi di Jalur Gaza
Konsultan Keuangan Sebut Israel Rugi Rp747 Triliun Selama Agresi di Jalur Gaza

Israel menyerang Gaza sejak 7 Oktober, menewaskan lebih dari 15.000 warga sipil.

Baca Selengkapnya