Pecah Perang Iran-Israel Picu Kenaikan Harga BBM hingga Krisis Bahan Pangan, Begini Penjelasannya
Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Sederet potensi gangguan ekonomi akibat pecah peran Iran-Israel di Timur Tengah.
Beberapa waktu lalu, Iran melakukan serangan udara dengan meluncurkan lebih dari 300 drone dan rudal ke Israel.
Aksi ini merupakan balasan dari Iran setelah sebelumnya Israel menyerang kantor Konsulat Iran di Damaskus, Suriah yang menewaskan petinggi Garda Korps revolusi Iran.
Atas serangan itu, Israel panik dan meminta kepada Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) untuk segera mengadakan rapat darurat atas serangan yang dilakukan oleh Iran.
Lantas bagaimana dampak ekonomi serangan tersebut bagi di dunia?
Pertama pasar saham global kemungkinan akan mengalami reaksi spontan pada sesi perdagangan pertama minggu ini. Sebab para investor khawatir atas dampak serangan militer Iran terhadap Israel.
Apalagi Iran pemain energi global yang utama, sementara Israel mendominasi bidang pertahanan dan teknologi global.
Kedua, dampak terhadap mata uang.
Di masa yang penuh gejolak, sentimen investor di pasar mata uang terpukul.
Di sisi lain, hal ini langsung berdampak pada mata uang lain yang melemah karena adanya risiko.
Dalam laporan tersebut, Rupee India kemungkinan akan mendapat tekanan karena harga minyak mentah yang lebih tinggi harga.
Mengingat Iran adalah produsen utama minyak mentah.
"Jika Iran terus terlibat perang dengan Israel, akan terjadi krisis besar dalam hal produksi dan pasokan minyak, yang semakin memperburuk situasi," tulis laporan tersebut sebagaimana dikutip merdeka.com, Senin (15/4).
Diketahui Timur Tengah merupakan kawasan penghasil minyak utama. Akibat perang tersebut ada kemungkinan produksi dan pasokan minyak akan terganggu jika perang berkepanjangan.
Gangguan pasokan apa pun akan menyebabkan lonjakan harga minyak mentah. Hal ini akan berdampak besar pada harga pangan dan komoditas global.
Mengingat negara-negara sudah berjuang melawan situasi kenaikan harga yang muncul setelah perang Rusia-Ukraina dan konflik Israel-Hamas.
Israel sebagai pemasok teknologi terkemuka bagi sektor pertanian secara global, eskalasi situasi perang apa pun di wilayah tersebut kemungkinan akan mengganggu produksi tanaman dan rantai pasokan.
Akibatnya bisa menyebabkan harga komoditas pertanian lebih tinggi.
Pergolakan dalam jangka waktu yang lebih lama akan menyebabkan peningkatan volatilitas pada saham.
Begitu juga dengan mata uang, emas batangan, minyak dan komoditas lainnya.
Pemerintah menjamin harga BBM di Indonesia tidak akan naik pasca konflik Iran-Israel yang memicu kenaikan harga minyak dunia.
Baca SelengkapnyaUsai libur panjang lebaran, Rupiah makin terpuruk akibat serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaPemerintah terus memonitor perkembangan konflik Iran-Israel dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan skenario kebijakan.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran Vs Israel berpotensi menaikkan harga minyak dunia dan subsidi BBM pemerintah bengkak.
Baca SelengkapnyaAnalis Ibrahim memberikan beberapa rekomendasi waktu yang tepat menjual aset logam mulia di tengah anjloknya nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaPasca serangan balasan Iran ke Israel beberapa waktu, nilai tukar dolar terus menguat dan sebaliknya sejumlah negara mengalami pelemahan mata uangnya.
Baca SelengkapnyaMenurut Menteri ESDm, itu wajar dilakukan saat harga minyak dunia turun imbas gencatan senjata Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga membeberkan penyebab harga bahan pangan, khususnya beras yang melambung dalam beberapa bulan terakhir.
Baca Selengkapnya