Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jaksa Sebut Donald Trump Tak Bersekongkol dengan Rusia Saat Pilpres 2016

Jaksa Sebut Donald Trump Tak Bersekongkol dengan Rusia Saat Pilpres 2016 Presiden Donald Trump. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Laporan akhir penyelidik khusus Kementerian Kehakiman Amerika Serikat (AS), Robert Mueller menyatakan Presiden Donald Trump tidak bersekongkol dengan Rusia dalam Pilpres 2016. Laporan ini dirangkum Jaksa Agung William Barr untuk diajukan kepada Kongres AS pada Minggu (24/3) waktu setempat.

Kendati demikian, ringkasan laporan tidak menarik kesimpulan apakah Trump telah secara ilegal menghalangi keadilan (obstruction of justice), atau murni tak bersalah dalam dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016. Laporan tersebut adalah puncak dari investigasi dua tahun oleh Mueller. Hasilnya, beberapa mantan orang terdekat Trump dituntut dan, dalam beberapa kasus, dipenjara.

"Walaupun laporan ini tidak menyimpulkan bahwa presiden melakukan kejahatan, itu juga tidak membebaskannya (dari tuduhan)," tulis Mueller dalam laporannya yang dibacakan Barr, seperti dikutip dari BBC, Senin (25/3).

Orang lain juga bertanya?

Trump, yang telah berulang kali melabeli investigasi itu sebagai perburuan penyihir, menyebut hal ini memalukan karena negara harus melaluinya, menggambarkan penyelidikan sebagai pemberantasan kasus ilegal yang gagal.

"Tidak Ada Kolusi, Tidak Ada Menghalang-halangi Keadilan," tulisnya di Twitter.

Ringkasan Laporan kepada Kongres AS

Ringkasan laporan penyelidikan Mueller dirangkum Jaksa Agung William Barr kepada Kongres AS pada Minggu kemarin. Barr menyimpulkan, dengan mengutip langsung tulisan Mueller: "Penyelidik khusus (Robert Mueller) tidak menemukan bahwa orang AS atau pejabat kampanye Trump mana pun berkonspirasi atau secara sadar berkoordinasi dengan Rusia."

Kata-kata Robert Mueller itu adalah hasil akhir dari hampir dua tahun penyelidikan, 2.800 panggilan pengadilan, ratusan surat perintah penggeledahan dan wawancara yang tak terhitung jumlahnya. Disebut ada beberapa tawaran bantuan dari individu yang berafiliasi dengan Rusia untuk kampanye Trump, tetapi mereka tidak pernah menerima tawaran itu.

Bagian kedua surat itu membahas masalah dugaan menghalangi keadilan (obstruction of justice). Ringkasan Barr mengatakan laporan penyelidik khusus bertekad untuk tidak membuat penilaian penuntutan tradisional.

"Karena itu Penyelidik Khusus tidak menarik kesimpulan - dengan satu atau lain cara - apakah perilaku yang diperiksa merupakan menghalangi keadilan (obstruction of justice)," bunyi surat itu.

Barr mengatakan, bukti itu tidak cukup untuk membuktikan presiden melakukan pelanggaran menghalang-halangi keadilan. Jaksa Barr mengakhiri suratnya ke Kongres dengan mengatakan dia akan merilis lebih banyak dari laporan lengkap, tetapi beberapa materi tunduk pada pembatasan publikasi.

"Mengingat pembatasan ini, jadwal untuk memproses laporan sebagian tergantung pada seberapa cepat Kementerian (Kehakiman) dapat mengidentifikasi materi (grand jury) yang oleh hukum tidak dapat dipublikasikan," tulisnya.

"Saya telah meminta bantuan Penasihat Khusus dalam mengidentifikasi semua informasi yang terkandung dalam laporan secepat mungkin," lanjut Barr.

Anggota Kongres yang juga Ketua Komite Kehakiman DPR AS, Jerry Nadler menekankan, jaksa agung tidak mengesampingkan dugaan Trump menghalangi keadilan.

"Barr mengatakan bahwa presiden mungkin telah bertindak untuk menghalangi keadilan ... 'pemerintah perlu membuktikan tanpa keraguan bahwa seseorang, yang bertindak dengan niat korup, terlibat dalam perilaku itu'," kata Nadler.

Senator Richard Blumenthal mengatakan, sementara ada kurangnya bukti untuk mendukung konspirasi kriminal, masih ada pertanyaan apakah Trump telah terkompromi dalam dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016.

Sekretaris pers Gedung Putih Sarah Sanders menggambarkan temuan-temuan laporan itu sebagai pembebasan dari tuduhan total dan lengkap presiden.

Pengacara Trump, Rudy Giuliani, menanggapi laporan itu. "Lebih baik dari yang saya harapkan," ujarnya.

Senator Mitt Romney menyambut kabar baik itu. "Saatnya bagi negara untuk bergerak maju," cuitnya di Twitter.

Reporter: Rizki Akbar HasanSumber: Liputan6

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS
Rusia Bantah Tuduhan FBI yang Sebut Dalang Ancaman Bom di TPS Saat Pemilu AS

Sebelumnya FBI menuding ancaman bom di TPS saat pemilu presiden berasal dari Rusia.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Fakta KPU Bawa Bukti Baru, Tegas Tudingan Anies Ganjar Tak Terbukti
VIDEO: Fakta KPU Bawa Bukti Baru, Tegas Tudingan Anies Ganjar Tak Terbukti

Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia (KPU RI) menyerahkan kesimpulan terkait sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya
Jokowi Tanggapi Putusan MK: Tuduhan Kepada Pemerintah Tidak Terbukti
Jokowi Tanggapi Putusan MK: Tuduhan Kepada Pemerintah Tidak Terbukti

Jokowi Tanggapi Putusan MK: Tuduhan Kepada Pemerintah Tidak Terbukti

Baca Selengkapnya
Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya
Donald Trump Janji Tak Mau Nyapres Lagi, Tapi Ini Syaratnya

Donald Trump bersaing dengan Kamala Harris pada pemilihan presiden yang akan berlangsung November mendatang.

Baca Selengkapnya
MK: Dalil soal Intervensi Presiden untuk Batalkan Prabowo-Gibran jadi Peserta Pemilu Tak Beralasan Hukum
MK: Dalil soal Intervensi Presiden untuk Batalkan Prabowo-Gibran jadi Peserta Pemilu Tak Beralasan Hukum

Hakim MK Arief Hidayat membacakan putusan yang menyebutkan bahwa tak terbukti adanya intervensi Presiden terkait penetapan capres-cawapres 2024.

Baca Selengkapnya
Jokowi Respons Putusan MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar: Saatnya Bersatu!
Jokowi Respons Putusan MK Tolak Gugatan Anies dan Ganjar: Saatnya Bersatu!

MK menyebutkan bahwa tak terbukti adanya intervensi Presiden terkait penetapan capres-cawapres 2024 seperti yang dituduhkan kubu AMIN.

Baca Selengkapnya
Hormati Putusan MK Tolak Gugatan Ganjar dan Anies, Istana: Tuduhan Pemerintah Intervensi Pemilu Tidak Terbukti
Hormati Putusan MK Tolak Gugatan Ganjar dan Anies, Istana: Tuduhan Pemerintah Intervensi Pemilu Tidak Terbukti

Istana mengajak semua pihak untuk kembali bersatu dan bekerja bersama memajukan Indonesia.

Baca Selengkapnya
Jokowi soal Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024: Itu Wilayah MK
Jokowi soal Putusan Sengketa Hasil Pilpres 2024: Itu Wilayah MK

Jokowi mengatakan hal tersebut merupakan wewenang MK.

Baca Selengkapnya
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK
Presiden Jokowi Diseret Dalam Sidang Sengketa Pilpres, Istana Minta Pembuktian Tuduhan di MK

Pihak Istana masih menunggu pembuktian atas tuduhan yang disampaikan persidangan.

Baca Selengkapnya
MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres 2024 Anies-Cak Imin
MK Tolak Seluruh Gugatan Pilpres 2024 Anies-Cak Imin

Mahkamah Konstitusi menolak seluruh gugatan Anies-Cak Imin terkait hasil Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
FOTO: Wajah Murung Donald Trump Divonis Bersalah dan Terbukti Suap Bintang Porno
FOTO: Wajah Murung Donald Trump Divonis Bersalah dan Terbukti Suap Bintang Porno

Atas vonis ini, Trump menjadi mantan presiden AS pertama yang dinyatakan terbukti melakukan kejahatan kriminal.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas! Respons Hakim MK Soal Presiden Jokowi Salahgunakan Bansos untuk Pemilu 2024
VIDEO: Tegas! Respons Hakim MK Soal Presiden Jokowi Salahgunakan Bansos untuk Pemilu 2024

Hakim MK, Ridwan Mansyur menyatakan, MK tidak menemukan adanya penyalahgunaan bansos oleh Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya