"Jalanan di Gaza Berbau Kematian, Mayat-Mayat Membusuk Dikerubungi Lalat"
Setelah pasukan penjajah Israel mundur dari RS Al-Shifa, setelah mengepungnya selama 14 hari, mayat-mayat bergelimpangan.
Setelah pasukan penjajah Israel mundur dari RS Al-Shifa, setelah mengepungnya selama 14 hari, mayat-mayat bergelimpangan.
Ratusan warga Palestina di Jalur Gaza yang mengungsi kembali ke rumah mereka di dekat Rumah Sakit Al-Shifa pada Senin (1/4) dan menemukan mayat-mayat berserakan di dalam dan di luar rumah sakit, setelah pasukan Israel menarik diri dari wilayah tersebut.
Pasukan penjajah Israel mengepung kompleks Al-Shifa selama 14 hari, lalu menarik diri setelah menghancurkannya dan membunuh banyak warga yang berlindung di kompleks tersebut.
Sumber: Middle East Eye (MEE)
Sejumlah warga menyampaikan kepada MEE, serangan itu telah menghancurkan sebagian besar kompleks Al-Shifa yang luas dan kawasan permukiman di dekatnya, dan saat ini banyak orang terjebak di antara reruntuhan bangunan apartemen.
Sejauh mata memandang yang terlihat hanya kehancuran. Bangunan-bangunan hangus, gundukan tanah yang telah diaduk oleh buldoser, dan orang-orang Palestina yang terluka di atas tandu.
Ahmad Abdulwahid menghabiskan sebagian besar waktu di pagi hari menggali reruntuhan blok gedung berlantai empat di mana keluarganya pernah tinggal, dengan harapan dapat menemukan orang-orang yang dicintainya yang masih hidu
Beberapa anggota keluarga Abdulwahid masih hilang setelah pengepungan Israel yang menghancurkan di lingkungan tersebut, termasuk saudara perempuannya dan empat anaknya yang masih kecil.
Sambil memilah-milah puing-puing dan besi-besi rumah mereka dengan tangan kosong, ia mengatakan kepada MEE, mayat empat warga Palestina ditemukan setelah pencarian yang panjang.
Di dekatnya, bergelimpangan mayat-mayat, beberapa di antaranya ditutupi selimut kotor.
Tanahnya dibajak dengan keras, dan banyak bangunan yang rata, nyaris roboh, atau terbakar habis.
"Saya pergi ke rumah saudara perempuan saya dengan seorang teman, tetapi rumah mereka hancur," kata Abdulwahid kepada MEE.
"Kami berhasil menemukan empat mayat dari 24 mayat," lanjutnya.
"Tidak ada pertahanan sipil atau alat (ekskavator), jadi kami harus menggunakan tangan dan peralatan sederhana. Yang berhasil kami selamatkan berada di dekat permukaan."
Abdulwahid mengatakan, setelah tentara Israel keluar dari kompleks Al-Shifa, bau mayat yang membusuk menguar di udara, dan tidak mungkin ada lagi orang yang selamat.
"Bau di Jalan al-Wehda (yang melintasi sebagian besar wilayah utara Gaza) dari permulaan hingga rumah (keluarga saya) berbau kematian, dengan mayat-mayat yang membusuk dan tubuh-tubuh yang dikerumuni lalat," katanya.
"Keempat lantai bangunan itu hancur total. Kami tidak dapat menemukan seorang pun yang masih hidup. Kami menjebol dinding untuk mencapai ruangan di mana kami yakin keluarga tersebut berkumpul sebelum pemogokan. Hal pertama yang kami temukan adalah tangan seorang gadis kecil. Kami kemudian menemukan mayat, enam hari di bawah reruntuhan," papar Abdulwahid.
Para pejabat di Gaza menyatakan mereka tidak memiliki alat, tenaga kerja, atau bahan bakar yang diperlukan untuk mencari korban, baik yang masih hidup maupun yang telah meninggal.
Pasukan penjajah Israel mengepung kompleks RS Al-Shifa dii Jalur Gaza selama dua pekan dan mundur pada Senin (1/4).
Baca SelengkapnyaKuburan massal lebih dari 300 mayat ditemukan di RS Nasser setelah pasukan Israel menarik diri.
Baca SelengkapnyaPasukan penjajah Israel mengepung kompleks Al-Shifa selama dua pekan.
Baca SelengkapnyaJutaan warga Palestina di Gaza terjebak di Rafah, satu-satunya tempat yang sebelumnya disebut "koridor aman".
Baca SelengkapnyaPerundingan gencatan senjata berlangsung di Kairo, Mesir. Namun tidak dihadiri perwakilan Israel.
Baca SelengkapnyaRatusan mayat ditemukan dikubur secara massal di kompleks RS Al-Shifa dan RS Nasser di Jalur Gaza.
Baca SelengkapnyaJenderal Kedua Israel Mengundurkan Diri di Tengah Perang Gaza, Alasannya Belum Jelas
Baca SelengkapnyaSelain itu, hampir 600 tentara Israel juga dilaporkan tewas dan ribuan lainnya terluka.
Baca SelengkapnyaIsrael merebut perbatasan Rafah agar bisa membatasi bantuan yang masuk ke Jalur Gaza.
Baca Selengkapnya