Kamboja tahan 32 wanita hamil dengan tuduhan perdagangan manusia
Merdeka.com - Sebanyak 32 wanita hamil dijebloskan ke penjara di Kamboja. Mereka didakwa dengan undang-undang anti-perdagangan dan eksploitasi seksual. Mereka terdiri dari lima orang, termasuk empat wanita Kamboja dan manajer pria asal China.
Kelima tersangka yakni Liu Qiang (49), yang merupakan pemimpin kelompok tersebut beserta Svay Sreynoch (34), Koeun Sreylang (27), Lim Sopheap (19) dan Thai Pheap (43) didakwa dengan berbagai tuduhan yaitu membeli, menjual atau menukar (perdagangan manusia) lintas batas serta layanan ibu pengganti.
Dikutip dari Channel News Asia, Jumat (6/7), Kepala Unit anti-Perdagangan Orang Phnom Penh mengatakan, polisi telah menyelidiki sindikat ini selama lebih dari setahun.
-
Siapa yang merekrut kuli perempuan dari India? Pada tahun 1883, pekerja asal India mencapai 1.528 orang termasuk kaum perempuan. Dari total ribuan pekerja dari India, pemerintah Belanda menetapkan peraturan dalam merekrut tenaga kerja perempuan dari India yang dibatasi maksimal 40 orang dalam setahun.
-
Kenapa WNI bekerja di Kamboja secara non-prosedural? Lebih lanjut, Dubes Santo menekankan bahwa Kamboja bukanlah negara yang dituju untuk penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI). 'Ini berarti bahwa hampir semua WNI yang bekerja di Kamboja adalah pekerja migran yang tidak melalui prosedur yang benar.
-
Apa masalah utama WNI di Kamboja? Pada awal tahun 2024, KBRI Phnom Penh mencatat hampir 1.300 kasus yang melibatkan Warga Negara Indonesia (WNI) yang mengalami masalah. Dari jumlah tersebut, lebih dari 75 persen berkaitan dengan WNI yang terlibat dalam perusahaan scam online atau penipuan online.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan oleh agen penyaluran tenaga kerja? Budi Triman (37), salah satu korban asal Pati mengaku, ia pada awalnya dijanjikan kerja di Korea oleh HS dengan syarat memiliki sertifikat keahlian las yang diterbitkan dari Kapten Indonesia.
-
Di mana kesenjangan terjadi? Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya. Mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kesenjangan digital.
-
Mengapa pelaku memperdagangkan bayi? Motif ketiga pelaku memperdagangkan bayi-bayi malang itu hingga kini masih diselidiki.
Sindikat ini memiliki jaringan sistematis, mereka membujuk wanita untuk menjadi ibu pengganti (mengandung anak) dengan imbalan uang, ujar Keo Thea.
Mereka yang terjebak dalam sindikat ini diantaranya berusia 20 hingga 30 tahun berasal dari berbagai provinsi di Kamboja. Para wanita terjaring sebagian besar sudah menikah dan beberapa diantaranya adalah janda.
Polisi mengungkapkan, bayi-bayi yang dilahirkan kemudian akan dikirim ke China.
Fenomena layanan ibu pengganti muncul setelah adanya kebijakan China yang melarang warganya memiliki anak lebih dari satu karena meledaknya jumlah populasi.
Tak hanya Kamboja, jasa ibu pengganti juga muncul di Thailand dan India. Kedua negara ini bahkan telah memblokir orang asing yang datang untuk mencari layanan ibu pengganti. Menyusul serangkaian kasus eksploitasi dan perdagangan manusia.
Menurut media setempat, tak ada jumlah pasti berapa banyak bayi yang dilahirkan dari layanan ibu pengganti, namun diperkirakan ada 10.000 bayi yang dilahirkan setiap tahunnya.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus itu dibongkar polisi selama periode 5 Juni-20 Juli 2023.
Baca SelengkapnyaKPAI terus bekerja sama dengan Siber Polri dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk mengungkap sindikat TPPO anak.
Baca SelengkapnyaKorban dijanjikan Rp135 juta setelah menjual ginjal
Baca SelengkapnyaAdapun kedua tersangka penyelundup Pekerja Migran Indonesia non-prosedural itu di antaranya berinisial MZ dan PJ.
Baca SelengkapnyaFakta Baru Kasus TPPO Jual Beli Ginjal, korban direkrut lewat Facebook
Baca SelengkapnyaTerungkap bahwa ada 14 korban yang akan diadakan operasi di Kamboja. Tim gabungan dibentuk untuk selamatkan pendonor yang ada di kamboja saat itu.
Baca SelengkapnyaSebanyak 12 orang telah ditetapkan sebagai tersangka. Di mana, 10 diantaranya merupakan bagian dari sindikat.
Baca SelengkapnyaPetugas turut mengamankan dua orang pria yang diduga sebagai penyalur para CPMI non-prosedural tersebut.
Baca SelengkapnyaPara calon pekerja migran tersebut sedianya akan diberangkatkan ke negara-negara Timur Tengah, Kamboja, Thailand, dan China.
Baca SelengkapnyaPermasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Baca SelengkapnyaDari 3 WNI ini, dua di antaranya perempuan dan satu pria.
Baca Selengkapnya