Kamp Uighur di China Pasok Pakaian Olahraga ke AS
Merdeka.com - Kawat berduri dan ratusan kamera pemantau mengitari kawasan berisi 30 asrama, sekolah, gudang, dan bengkel di wilayah Provinsi Xinjiang, sebelah barat China. Puluhan petugas keamanan bersenjata dan anjing Doberman bersiaga di luar kawasan mirip kamp konsentrasi itu.
Di balik gerbang yang terkunci rapat itu, sejumlah laki-laki dan perempuan menjahit pakaian olahraga yang nantinya akan dikirim ke kampus-kampus dan tim olahraga di Amerika Serikat.
Kantor berita the Associated Press menelusuri pengiriman barang dari pabrik di dalam kamp menuju Badger Sportswear, pemasok besar pakaian olahraga di Statesville, Negara Bagian North Carolina, Amerika Serikat. Pengiriman barang itu menunjukkan betapa sulitnya mencegah produksi barang--yang dibuat oleh buruh paksa itu--masuk ke jaringan pemasok global meski impor barang semacam itu termasuk ilegal di AS.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Siapa yang memakai atasan dan bawahan seragam? Demikian juga dengan Raffi, yang tampil sederhana dengan setelan atasan dan bawahan yang seragam.
-
Siapa yang melakukan itu? Toh kamu juga tidak sendirian, karena banyak orang melakukan hal kamu juga lakukan.
-
Siapa yang terlibat dalam peristiwa ini? 'Kami memanggil pihak keluarga pengendara sepeda motor yang pura-pura kesurupan untuk dimintai keterangan,' ucap dia.
-
Siapa yang ikut dalam pelatihan ini? Sumber daring mengungkapkan bahwa sebagian besar peserta adalah wanita berusia 35 hingga 55 tahun. Seorang wanita berusia 54 tahun, yang memilih untuk tidak disebutkan namanya, menceritakan bahwa ia telah mengembangkan perasaan terhadap teman sekelas putranya dan menyatakan kekhawatiran mengenai menurunnya daya tariknya.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
CEO Badger John Anton dua hari lalu mengatakan perusahaannya akan mencari sumber pemasok pakaian olahraga lain saat penyelidikan ini berlangsung.
Pemerintah China selama ini mengatakan kamp itu, yang mereka sebut kamp pelatihan, menawarkan kursus untuk warga muslim etnis Uighur, Kazakh, dan yang lainnya sebagai bagian dari upaya untuk membuat kelompok minoritas 'melek peradaban' dunia dan memberantas kemiskinan di Xinjiang. Mereka mengatakan orang-orang yang berada di kamp itu sudah menandatangani perjanjian untuk menerima pelatihan kejuruan.
Departemen Propaganda Xinjiang tidak merespons pertanyaan yang diajukan. Kementerian Luar Negeri China kemarin menuding media Barat membuat banyak 'laporan tidak benar' tentang pusat pelatihan itu. Namun mereka tidak menjelaskan apa yang dimaksud dalam tudingan itu.
"Laporan-laporan itu hanya berdasarkan bukti katanya atau mengada-ada saja," ujar juru bicara Hua Chunying, seperti dilansir laman the Associated Press, Selasa (18/12).
Namun sejumlah orang yang pernah berada di kamp itu atau punya teman atau keluarga mengatakan kepada AP, para tahanan di sana tidak diberi pilihan lain selain bekerja di pabrik.
Bahkan orang Uighur dan Kazakh yang diwawancara di pengasingan menuturkan, orang-orang yang punya keahlian profesional pun dipaksa mengerjakan pekerjaan kasar.
Soal upah pun bervariasi. Sebagian dapat sebagian tidak. Yang diupah mendapat bayaran hingga beberapa ratus dolar sebulan, sedikit di atas garis kemiskinan di wilayan Xinjiang. Sumber yang mengetahui langsung keadaan di dalam kamp mengatakan sekitar 10-20 persen penghuni kamp bekerja di pabrik-pabrik dengan upah yang hanya sepersepuluh dari pendapatan mereka sebelumnya.
Banyak laporan yang mengungkapkan bahwa warga Muslim Uighur telah ditahan selama berbula-bulan di kamp-kamp tersebut. Namun pihak pemerintah China membantah tuduhan itu.
Para pejabat berdalih, bahwa orang-orang Uighur ini memiliki hak penuh tetapi telah terjebak dalam ekstremisme agama. Oleh karena itu, pemerintah akan berusaha memberikan pemukiman dan pendidikan kembali kepada orang-orang itu.
"Argumen mengenai satu juta warga Uighur yang ditahan di pusat-pusat sama sekali tidak benar. Warga Xinjiang, termasuk Uighur, menikmati kebebasan dan hak yang sama," kata wakil direktur Departemen Kerja Front Amerika Serikat Komite Sentral Partai Komunis China, Hu Lianhe.
"Kami memang mengadakan program pemukiman dan pendidikan ulang, bukan penahanan" lanjutnya.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Murid-murid pada sekolah ini disiapkan untuk memasarkan produk secara live streaming dengan menyasar pasar luar negeri.
Baca SelengkapnyaMereka tampak dikelilingi oleh tentara pendudukan Israel yang bersenjata lengkap, sementara teriakan perintah terdengar menggema.
Baca SelengkapnyaAneuk Muda Aceh Unggul Hebat (AMANAH) melanjutkan kegiatan pelatihan di bidang desain fashion dengan menyelenggarakan hunting kain bagi para desainer muda.
Baca SelengkapnyaBeberapa tentara dari Negeri Paman Sam tersebut kedapatan mendadak jadi 'kuli'.
Baca SelengkapnyaBelasan pengungsi tersebut kabur dengan cara merusak pagar jaring besi.
Baca SelengkapnyaPencari suaka itu dibawa ke gedung Direktorat Jenderal Imigrasi untuk didata.
Baca SelengkapnyaVideo aksi keji Israel ini viral di media sosial dan dibagikan media Timur Tengah.
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan pelajar yang tak sekolah dan mesum di gedung kosong.
Baca Selengkapnya