Keji, dari bayi tak berdosa hingga bocah diajari dukung ISIS
Merdeka.com - Nama kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah seolah tidak ada habisnya selalu dikaitkan dengan segala macam kekejian dan kebiadaban di muka bumi belakangan ini.
Orang boleh beralasan segala pemberitaan negatif tentang ISIS adalah propaganda media Barat, alias bikinan kaum kafir. Tapi faktanya adalah ISIS punya divisi media sendiri yang sering menyebarkan berita-berita propaganda mereka melalui berbagai media sosial di Internet. Sudah tidak terhitung lagi berapa banyak akun Twitter dari anggota ISIS atau mereka yang bersimpati dengan ISIS memajang foto atau video tentang kekejaman mereka.
Dari segala kesadisan ISIS yang sudah orang baca, lihat, atau dengar di berbagai media, rasanya tidak ada yang lebih keji ketimbang mempengaruhi atau mengajarkan bayi untuk dekat dengan kekejaman.
-
Kenapa sindiran ke anak buruk? Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak.
-
Apa dampak paling buruk dari kekerasan terhadap anak? Kekerasan terhadap anak tidak hanya berdampak fisik, tetapi juga dapat menimbulkan trauma yang mendalam pada aspek psikologis mereka. Trauma ini berpotensi menyebabkan masalah mental, seperti serangan panik dan depresi, yang dapat mengganggu kehidupan sehari-hari anak.
-
Apa saja ciri psikopat pada anak? Salah satu tanda psikopat pada anak adalah kurangnya empati. Anak-anak dengan tanda-tanda psikopat sering kali tampak tidak peduli terhadap perasaan atau penderitaan orang lain.
-
Gimana cara membentak anak bisa bikin anak jadi pembully? Banyak orangtua beranggapan bahwa berteriak atau membentak adalah solusi untuk mengubah perilaku buruk anak. Sayangnya, penelitian menunjukkan sebaliknya. Membentak justru dapat memperburuk perilaku anak, meskipun mungkin mereka berperilaku baik di depan orangtua. Di lingkungan lain, mereka dapat menjadi nakal bahkan hingga membully orang lain. Ini menciptakan siklus kehidupan yang sulit dihentikan.
-
Kenapa anak kurang kasih sayang jadi agresif? Mereka mungkin menjadi lebih sering tantrum, berperilaku agresif, atau bahkan mulai melanggar aturan yang telah ditetapkan di rumah.
-
Apa dampak kekerasan pada otak anak? Anak-anak yang mengalami kekerasan tidak hanya menanggung luka fisik, tetapi juga menderita luka emosional, perilaku menyimpang, dan penurunan fungsi otak.
Seorang bayi tak berdosa yang masih tak berdaya, tidak tahu apa-apa, sudah diperkenalkan dengan bentuk kekejaman di dunia. Entah apa lagi yang mesti kita katakan atas kekejian semacam itu. Rasanya mulut, hati, dan pikiran sudah tak sanggup lagi berkata-kata.
Berikut lima cerita kekejian ISIS mempengaruhi bayi hingga bocah untuk mendukung kekejaman yang telah dan masih akan mereka lakukan.
Foto bayi dengan senapan AK47 & bendera ISIS beredar di Twitter
Sebuah foto memilukan memperlihatkan seorang bayi mungil berbaring di atas bendera ISIS sambil dikelilingi senjata perang baru-baru ini beredar di media sosial. Gambar mengerikan itu merupakan foto terbaru diyakini telah diunggah oleh para militan berjuang di Suriah dan Irak sebagai bagian dari kampanye propaganda mereka di dunia maya, seperti dilansir surat kabar the Daily Mail, Kamis (4/9/2014). Foto itu memperlihatkan sang bayi, yang terlihat berusia kurang dari enam bulan, berbaring telentang di atas sebuah bendera hitam terkait dengan kelompok teror di Timur Tengah. Ketika bayi lain seusianya mungkin memiliki mainan yang tersebar di sekitar mereka, anak itu justru diposisikan di sebelah senapan Kalashnikov, pistol dan granat tangan. Bayi di dalam gambar itu, yang telah diunggah di Twitter dengan tanda pagar #IS, diyakini menjadi anak paling muda yang pernah digunakan sebagai bagian dari kampanye media sosial kelompok ISIS. Foto itu menyebabkan reaksi kemarahan di dunia maya, dengan satu pengguna menuduh ISIS menggunakan "bayi sebagai senjata untuk membunuh orang yang tidak bersalah". Foto ini menjadi yang terbaru dalam serangkaian gambar mengejutkan yang menimbulkan kekhawatiran bahwa generasi anak-anak di wilayah itu bisa menjadi radikal sejak usia muda. Bulan lalu, militan Khaled Sharrouf mengunggah gambar anaknya, diyakini masih berusia tujuh tahun, tengah memegang kepala seorang tentara Suriah yang dipenggal di Twitter. Ayahnya, yang diduga penjahat perang, mengunggah foto itu dengan judul: "Itu anak saya!". Foto lain diunggah oleh Sharrouf memperlihatkan dia tengah berpose dengan tiga anaknya yang masih muda sambil mengenakan seragam kamuflase dan mengangkat senapan mesin. Amnesty International pekan ini menuduh ISIS telah melancarkan kampanye pembunuhan massal secara sistematis, penculikan dan pembersihan etnis di Irak utara yang bisa mencapai kejahatan perang.
Anak militan ISIS sejak bayi dibiasakan dekat senjata api
Seorang ibu yang merupakan istri militan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS) mengunggah foto bayi yang tertidur dekat senjata laras panjang. Sebagai keterangan, dituliskan 'Teroris Cilik' dan 'Generasi Kilafah'.
Foto itu menunjukkan betapa mirisnya anak-anak tak berdosa yang dipaksa merangkul ekstremisme yang dianut orang tuanya. Foto-foto mengerikan ini berasal dari markas ISIS di kota Raqqa, Suriah.
 Dalam foto ini, Abdullatif menginginkan anaknya kelak menjadi seperti bocah laki-laki anggota ISIS yang tewas di medan perang.
 "Tumbuhlah seperti dia dengan menerima kematian yang indah layaknya dia," tulis akun Umm Abdullatif, seperti dilansir dari Daily Mail, Kamis (19/3).
Foto anak-anak kecil yang belum mengerti apa-apa sambil memegang senjata, sering sekali diunggah oleh para orang tua yang bergubung di ISIS.
Beberapa foto diantaranya seorang gadis cilik berusia sekitar 3 tahun memegang senjata dan bergaya selayaknya militan ISIS yang akan berperang.
 Kebanyakan ibu dari para anak-anak ISIS ini merupakan wanita muda asal negara Barat yang kemudian memilih hidup dibawah naungan ISIS. Bahkan ada seorang ekstremis yang bernama Umm Abdulatif, mengunggah foto seorang anak laki-laki yang mengenakan seragam militer dan menembakkan senapan serbu besar.
Dari berbagai laporan intelijen, terungkap banyaknya gambar lain dari anak-anak yang dieksploitasi oleh orang tua ekstremis. ISIS juga diketahui membuka sekolah bagi para pejuang yang datang ke Suriah dan Irak sambil membawa anak kecil.
Â
Muncul foto anak-anak Indonesia berpose dukung ISIS
Kelompok radikal bersenjata ISIS (Negara Islam di Irak dan Suriah) berencana memperluas daerah kekuasaannya di wilayah Afrika Utara hingga ke Asia Tenggara, termasuk ke Malaysia dan Indonesia.Sekelompok warga Indonesia telah muncul dalam sebuah video perekrutan dirilis kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang mendesak agar umat Islam di Indonesia bergabung dengan perjuangan kelompok itu.Video itu memperlihatkan seorang pria Indonesia bernama Abu Muhammad al-Indonesi tengah memberikan pesan untuk bergabung dengan ISIS.Kini sosial media dihebohkan dengan foto anak-anak dari Indonesia yang berpose dengan bendera ISIS. Dua bocah itu pun menggenggam pistol mainan.Ada tulisan dalam bahasa Inggris di dinding. "Untuk para pahlawan kami di ISIS. Kami anak-anakmu dan pendukungmu dari Indonesia. Jayalah ISIS."Belum diketahui dimana foto tersebut diambil dan siapa pelakunya. Sebelumnya sudah ada bendera ISIS berkibar di Bundaran HI dalam sebuah unjuk rasa.Pemerintah telah mengimbau umat Islam di Indonesia tak bergabung dengan ISIS.
ISIS latih bocah angkat senjata
Membawa senapan berat dan berkelahi merupakan cara militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) melatih anak-anak menjadi jihadis. Hal ini diungkapkan mereka dalam foto-foto unggahan di akun media sosial mereka.
Dilansir dari surat kabar Daily Mail, Minggu (9/8/2014) dalam foto yang disebar ISIS, anak-anak tersebut terlihat diajarkan memegang senjata berat. Anak-anak yang mayoritas lelaki itu juga diajarkan cara menembak tepat pada sasaran.
Di akun media sosial mereka, ISIS memberi keterangan pada foto-foto tersebut, "Anak-anak kalifah dari Suriah".
 Anak-anak itu juga tidak terlihat takut. Malahan mereka seperti sudah terbiasa melihat, memegang, dan menggunakan senapan.
 ISIS kini tengah merekrut anak-anak menjadi jihadis masa depan mereka. Mereka serius dengan proyek ini lantaran merasa anak-anak gampang diarahkan sebagai militan.
Pendidikan dini anak-anak ini diperlihatkan dengan digunakannya mereka sebagai algojo untuk membunuh tawanan ISIS.
 Beberapa anak yang dianggap cukup mahir bahkan sudah dibiarkan ikut berperang bersama mereka. Tak jarang anak-anak jihadis ISIS menjadi korban serangan ke markas ISIS di Suriah.
Â
Mengajak berjihad bareng ISIS, bayi Indonesia bikin heboh
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kembali buat heboh dunia dengan calon jihadis barunya yang masih bayi. Hal itu menjadi ironi, khususnya bagi Indonesia karena pada unggahan foto tersebut ada sebuah pesan berbahasa Indonesia.
Dari foto yang beredar, tampak si jabang bayi tengah terlelap dengan granat dan senapan disampingnya, serta sebuah pesan yang bertuliskan ,"om dan tante ayo hijrah atau berjihad di tempatnya, dari calon teroris Yahya Indonesia," seperti dikutp Mirror, Sabtu (8/8).
Foto yang menghebohkan beberapa media dunia ini menjadi konsen tersendiri untuk Indonesia, mengingat statusnya sebagai negara dengan muslim terbesar di dunia.
Kendati demikian, sebuah media Australia, Sydney Morning Herald telah mempublikasi sebuah rekaman dokumenter tentang perekrutan ISIS di sebuah masjid di Jakarta pada Sabtu (8/8).
Dalam video yang diambil oleh Noor Huda Ismail berfokus pada sekumpulan orang yang tengah duduk melingkar dan sedang mengucap sumpah pengabdian mereka menjadi seorang Jihadis.
Secara terbuka seorang narasumber yang bernama Budi Waluyo tidak segan mengatakan jika apa yang telah dilakukannya adalah kemauan diri sendiri tanpa embel-embel apapun.
"Begitu banyak yang tertarik untuk menjadi bagian dari ISIS, mereka tertarik untuk mendengarkan langsung bagaimana Sheikh al-Baghdadi membentuk sebuah Negara Islam Irak dan Suriah pada Juni tahun lalu," tutur Budi dalam video itu.
Memang sudah beredar di media sosial, ISIS tak hanya merekrut mereka yang sudah dewasa atau dalam usia matang, namun juga anak-anak yang belum mengerti apa-apa. Dan anak-anak tak berdosa itu kemudian dijadikan mesin pembunuh mereka.
Beberapa waktu lalu di Suriah, sekitar belasan anak usia sembilan hingga 13 tahun menjadi algojo (pembunuh) tahanan militan ISIS.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral video seorang Ibu doktrin anak-anaknya yang masih kecil benci dan siap membunuh orang lain di Gaza. Ini selengkapnya.
Baca SelengkapnyaMiliter Israel tak memandang bulu dalam membunuh penduduk Gaza. Dari tua hingga bayi dihabisi oleh mereka.
Baca SelengkapnyaDensus 88 mengungkapkan awal mula terduga teroris remaja berinisial HOK terpapar ideologi ISIS hingga berujung keinginan melakukan bom bunuh diri
Baca SelengkapnyaTentara Israel bunuh bayi berusia 8 bulan lewat serangan udara ke Khan Younis di Gaza.
Baca SelengkapnyaBocah Irak viral di media sosial karena meludahi bendera Amerika yang sedang ia pegang.
Baca SelengkapnyaPsikopat adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seseorang yang tidak memiliki emosi, perasaan, dan hati nurani.
Baca SelengkapnyaAlangkah baiknya bagi setiap orangtua maupun sanak saudara turut serta memberikan doa baik bagi si kecil yang baru lahir.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Polri sedang mengusut proses rekrutmen jaringan terorisme melalui media sosial.
Baca Selengkapnya