Mengapa Sindiran ke Anak Bisa Jadi Kesalahan Parenting yang Berdampak Buruk bagi Perkembangan
Menyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Menyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Sindiran merupakan salah satu bentuk komunikasi yang sering digunakan oleh orang tua untuk mengkritik atau menegur anak. Orangtua kerap melakukannya untuk membuat bahasa lebih halus, namun hal ini ternyata tak baik.
Meskipun sindiran sering dianggap sebagai cara yang efektif untuk mendidik anak, namun sebenarnya sindiran dapat berdampak buruk bagi perkembangan anak. Berikut adalah beberapa alasan mengapa sindiran ke anak bisa jadi kesalahan parenting:
Sindiran dapat membuat anak merasa tidak berharga dan tidak mampu. Hal ini dapat menurunkan rasa percaya diri anak dan membuat mereka tidak termotivasi untuk berkembang.
Sindiran dapat membuat anak merasa tertekan dan cemas. Hal ini dapat meningkatkan risiko anak mengalami depresi dan kecemasan di kemudian hari.
Sindiran dapat membuat anak merasa tidak dicintai dan tidak didukung oleh orang tua. Hal ini dapat merusak hubungan antara anak dan orang tua dan membuat anak menjadi lebih tertutup.
Kebiasaan menyindir dari orangtua bisa membuat seorang anak menjadi peragu. Hal ini bisa berangkat dari kebingungan yang kerap mereka alami ketika berkomunikasi dengan orangtua.
Sindiran dapat mengajarkan anak untuk bersikap negatif, seperti merendahkan orang lain atau menyalahkan orang lain. Hal ini dapat menghambat perkembangan anak menjadi pribadi yang positif.
Sindiran dapat menyebabkan anak mengalami kesulitan dalam bersosialisasi, seperti menjadi pemalu, menarik diri dari orang lain, atau menjadi agresif.
Jika Anda ingin mendidik anak tanpa menggunakan sindiran, berikut adalah beberapa tips yang dapat Anda ikuti:
Saat anak melakukan kesalahan, fokuslah pada perilakunya, bukan pada diri anak. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Jangan melempar mainan," bukan "Kamu anak yang nakal."
Jelaskan kepada anak mengapa perilakunya salah dan apa yang seharusnya dilakukan. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Mainan bisa rusak jika dilempar. Lebih baik mainkan dengan hati-hati."
Berikan alternatif perilaku yang positif yang dapat dilakukan anak. Misalnya, Anda dapat mengatakan, "Kalau kamu ingin bermain dengan mainan, lebih baik susun mainan dengan rapi."
Berikan pujian saat anak melakukan hal yang benar. Pujian dapat membantu anak untuk termotivasi untuk berperilaku positif.
Anak akan belajar dari perilaku orang tua mereka. Oleh karena itu, penting untuk menjadi contoh yang baik bagi anak. Hindari menggunakan sindiran di depan anak.
Kesalahan dalam parenting atau pengasuhan dari orangtua ternyata bisa menyebabkan kecerdasan anak tidak berkembang sempurna.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orangtua mengetahui pola komunikasi yang tepat dengan anak remaja untuk cegah masalah.
Baca SelengkapnyaPada masa prasejarah, diketahui terdapat beberapa hal yang sudah diterapkan oleh orangtua pada anak mereka.
Baca SelengkapnyaMunculnya karakter anak perlu dikenali oleh orangtua untuk menentukan cara parenting yang tepat bagi perkembangan buah hati.
Baca SelengkapnyaPenting untuk mengajarkan pesan kehidupan kepada anak.
Baca SelengkapnyaDemam berdarah merupakan salah satu penyakit yang sering menyerang anak-anak. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melakukan pencegahan DBD.
Baca SelengkapnyaCara didikan orang tua menentukan keberhasilan anak di masa depan.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi orangtua, milenial perlu mempelajari berbagai hal dalam membesarkan anak.
Baca SelengkapnyaDalam mengasuh dan menerapkan parenting pada anak remaja, penting bagi orangtua untuk mengetahui kesalahan yang rentan terjadi agar tidak terulang.
Baca Selengkapnya