Membandingkan Kekuatan Pasukan Afghanistan dan Taliban, Siapa yang Lebih Unggul?
Merdeka.com - Taliban saat ini mengendalikan sekitar setengah dari seluruh distrik di Afghanistan, setelah melakukan serangkaian serangan dalam beberapa bulan terakhir sejak pasukan asing mulai ditarik dari negara tersebut.
Namun para pengamat dan pejabat mengatakan, kemenangan militer Taliban tak bisa dijamin, mengacu pada kemampuan dan sumber daya pasukan pertahanan Afghanistan, yang masih mengendalikan kota-kota penting.
Berikut perbandingkan kekuatan pasukan keamanan Afghanistan dan Taliban:
-
Bagaimana Pakistan Timur melawan? Mulanya Pakistan Timur menanggapi ancaman dari Pakistan Barat dengan perlawanan secara spontan dan kurang terorganisir.
-
Dimana pasukan Mataram menemui kesulitan dalam penyerangan? Tumenggung Alap-alap yang memimpin jalur tengah melewati daerah Ngantang merasa kesulitan dalam menempuh jalur tersebut.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Bagaimana Cakung jadi basis pertahanan? Saking kuatnya militer penjajah di sini, Cakung pernah dijadikan basis pertahanan Batavia di sisi timur dari serangan musuh.
-
Siapa yang pimpin pasukan? Tim Sparta yang dipimpin langsung oleh Kapolresta Surakarta Kombes Pol Iwan Saktiadi langsung melakukan pengadangan.
Personel
Dikutip dari Al Jazeera, Senin (9/8), total kekuatan pasukan keamanan nasional Afghanistan – termasuk angkatan darat, pasukan khusus, angkatan udara, dan intelijen – lebih dari 307.000 pada akhir April lalu. Data ini berdasarkan laporan Inspektur Jenderal Khusus Amerika Serikat (AS) untuk Rekonstruksi Afghanistan (SIGAR) pekan lalu.
Pasukan tempur yang tersedia pada hari tertentu kemungkinan sekitar 180.000, menurut perkiraan Jonathan Schroden dari think-tank militer, CNA.
Sementara itu jumlah kekuatan Taliban tidak diketahui secara akurat. Pemantau Dewan Keamanan PBB tahun lalu mengatakan kelompok itu memiliki antara 55.000 hingga 85.000 pejuang.
Dana
Bantuan asing sangat penting bagi Afghanistan, salah satu negara paling miskin di dunia.
Menurut Badan Penelitian Kongres AS, militer Afghanistan membutuhkan USD 5 miliar sampai USD 6 miliar per tahun. Washington biasanya menyiapkan sekitar 75 persen dari kebutuhan tersebut dan berjanji terus memberikan dukungan.
Sementara dana atau keuangan Taliban tidak jelas. Pendapatan mereka diperkirakan antara USD 300 juta sampai USD 1,5 miliar, menurut pemantau PBB.
Pemantau mengatakan, Taliban mendapatkan dana dari industri narkotika besar di negara itu, melalui pemerasan terhadap perusahaan, kegiatan kriminal lainnya, dan dengan mengenakan pajak di daerah-daerah yang berada di bawah kendali mereka.
“Berdasarkan informasi yang tersedia, jelas bahwa Taliban tidak berjuang sehubungan dengan perekrutan, pendanaan, senjata atau amunisi,” jelas para pemantau.
Pakistan, Iran, dan Rusia telah dituduh Washington dan Kabul memasok sumber daya dan bantuan pendampingan ke Taliban, namun ketiga negara ini membantah tuduhan tersebut.
Senjata, peralatan, dan kohesi
AS menghabiskan USD 10 miliar untuk membangun kembali dan menyediakan peralatan untuk militer Afghanistan setelah mengalahkan rezim Taliban sebelumnya pada 2001.
Pasukan Afghanistan memiliki keunggulan teknologi di atas Taliban, menggunakan berbagai macam senjata buatan Barat, termasuk senapan serbu modern, kacamata penglihatan malam, kendaraan lapis baja, artileri dan drone pengintai kecil.
Mereka juga memiliki sesuatu yang tidak dapat ditandingi Taliban: angkatan udara. Militer Afghanistan memiliki armada yang tersedia sebanyak 167 pesawat, termasuk helikopter serang, menurut laporan SIGAR.
Taliban utamanya menggunakan persenjataan kecil dan senjata ringan yang membanjiri Afghanistan selama konflik puluhan tahun, seperti senapan serbu AK-47 rancangan Rusia, dan menurut pengamat mereka juga mendapatkan senjata dari pasar gelap regional.
Selain senapan sniper dan senapan mesin, kelompok itu juga telah mengerahkan granat berpeluncur roket, mortir, dan roket kecil lainnya, sambil juga mencoba menggunakan beberapa senjata anti-pesawat dan anti-tank dengan berbagai keberhasilan, tulis Antonio Giustozzi dalam bukunya tahun 2019 terkait Taliban.
Pembom bunuh diri dan alat peledak buatan (IED) menjadi salah satu senjata paling mematikan yang digunakan Taliban saat menyerang pasukan Afghanistan dan asing.
Taliban juga merebut dan menggunakan senjata dan peralatan buatan Barat yang dipasok ke militer Afghanistan, termasuk perangkat penglihatan malam, senapan serbu, dan kendaraan.
Pasukan Afghanistan telah diuji kepercayaan dirinya selama bertahun-tahun, menderita banyak korban, korupsi, desersi, dan sekarang penarikan pasukan asing. Perencanaan dan kepemimpinan yang buruk juga menjadi penyebab rendahnya semangat kerja.
Para pengamat menyampaikan, Taliban telah menunjukkan kohesi yang lebih besar meskipun ada laporan keretakan internal dalam beberapa tahun terakhir. Menurut pengamat, semangat keagamaan serta janji keuntungan materi sebagai faktor yang berkontribusi.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terowongan-terowongan Hamas yang luas masih utuh dan hanya sepertiga pejuang yang terbunuh.
Baca SelengkapnyaJuru Bicara TPN Ganjar Pranowo-Mahfud Md, Patria Gintings mengkritisi mahalnya biaya pengadaan alutsista, termasuk pembelian alutsista bekas.
Baca Selengkapnya62 persen publik Israel tak yakin militer mereka bisa kalahkan Hamas.
Baca SelengkapnyaSampai saat ini Israel belum berhasil mengalahkan Hamas.
Baca SelengkapnyaPerbandingan kekuatan Iran VS Israel dari berbagai segi pertahanan negara.
Baca SelengkapnyaApakah TNI masih menjadi yang terkuat di Asia Tenggara?
Baca SelengkapnyaSeorang jurnalis berbasis di Beirut menceritakan pengalamannya menyaksikan perang pada 2006 ketika Israel menyerang Lebanon.
Baca SelengkapnyaIntelijen AS Peringatkan Israel Tidak Akan Menang Lawan Hizbullah
Baca SelengkapnyaKelompok perlawanan Palestina itu disebut masih jauh dari kekalahan.
Baca SelengkapnyaPasukan Hamas mampu mengembalikan kekuatan meski sudah berperang selama 10 bulan di Gaza.
Baca SelengkapnyaSoal strategi Ganjar-Mahfud dalam memenangkan arena pilpres 2024, Andika dan timnya siap jika harus menjalani dua putaran.
Baca SelengkapnyaCapres Anies serta Ganjar memberikan poin penilaian terhadap kinerja Kemenhan di bawah kepemimpinan Prabowo
Baca Selengkapnya