Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Mengintip prostitusi siswi SMA di Jepang

Mengintip prostitusi siswi SMA di Jepang Prostitusi di Jepang. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Sosok gadis muda itu menarik dengan seragam sekolah khas Jepang. Rok pendek dan kaos kaki putih selutut. Sepintas tak ada beda dengan anak sekolah lainnya. Tapi beberapa di antaranya tampak digandeng om-om berusia 40-50 tahun. Inilah potret prostitusi Joshi Kousei, yang berarti siswi SMA.

Membayangkan siswi berseragam sekolah menjadi fantasi liar pria-pria Jepang. Para pengusaha mencium peluang ini. Di beberapa kafe dan bar mereka menyediakan pelayan wanita belia berseragam sekolah. Sebagian benar-benar anak sekolah, tapi ada juga anak sekolah KW, wanita yang hanya mengenakan seragam. Tapi yang jelas kafe dan bar Joshi Kousei atau JK ini laris manis.

Tarif untuk kencan dengan anak-anak SMA di kafe-kafe JK Tokyo rata-rata 3.000 Yen untuk 30 menit dan 5.000 Yen untuk 60 menit. Atau sekitar Rp 400.000 hingga Rp 600.000 untuk 60 menit. Mereka akan menemani tamu minum, mengobrol, dan juga meramal lewat horoskop atau kartu tarot. Kadang para wanita ini mau diajak jalan-jalan beberapa blok.

Orang lain juga bertanya?

"Saya bosan pergi ke bar yang itu-itu lagi. Melihat pelayannya seorang wanita tua," kata seorang pelanggan berusia 40 tahun.

Rekannya menambahkan. "Para wanita ini makin kelihatan imut dan menarik jika mereka mengenakan seragam sekolah," katanya seperti ditulis Washington Post.

Namun para siswi ini tak sepolos kelihatannya. Seringkali kencan mereka berujung pada hubungan intim. Mereka mendapat uang dari layanan mereka.

Channels News Asia yang mengadakan investigasi soal ini mendapati ada gadis-gadis usia sekolah yang menawarkan jasa lebih di bilik-bilik pijat refleksiologi.

Ada juga tempat yang melarang untuk berkencan, tapi bisa mengirim wanita ke tempat yang diminta pelanggan.

prostitusi di jepang

Tahun 2015 lalu, setelah Lembaga PBB menginvestigasi penjualan anak-anak di bawah umur dalam bisnis ini, Jepang mulai mengeluarkan beberapa aturan. Aichi adalah prefektur yang pertama kali melarang bisnis JK. Mereka juga melarang anak sekolah bekerja part time di lokasi pijat, pelayan berbusana seronok dan berkencan dengan pria. Tahun 2017 lalu, Polisi Jepang juga mulai memeriksa para pelaku usaha JK di Tokyo.

Pakar Sosiologi dan Studi Gender dari Universitas Osaka Kazue Muta menyoroti fenomena ini. Mengapa gadis berseragam menjadi fenomena dan fantasi pria?

"Masyarakat Jepang hidup dalam budaya patriaki yang tinggi. Mereka menilai gadis muda yang terlihat polos itu menarik dan lebih memikat," kata Profesor Muta.

Namun selama permintaan dari konsumen masih tinggi, bisnis ini akan terus berlanjut. Seorang pengusaha JK berkata, "Jika ada dua gadis muda yang satu berseragam, yang satu berpakaian lain, maka yang dipilih pasti yang mengenakan seragam sekolah."

Pengusaha itu mengelak jika dia dituduh melakukan eksploitasi. Menurutnya para gadis datang dan bekerja atas keinginan mereka sendiri. Saat dia membuka lowongan untuk pekerjaan di bawah 18 tahun, pelamarnya membludak.

"Para gadis itu sendiri yang memilih berada di bisnis ini," katanya.

Mio (17) adalah salah satu contoh pelaku Joshi Kousei. Dia kini duduk di kelas dua SMA. Sudah setahun dia terjun ke bisnis ini. Pertama kali dia berhubungan intim di ruang karaoke dengan seorang pria dewasa dan dibayar sekitar 3.000 Yen.

Sejak itu Mio, menebar layanan kencan lewat pesan di jejaring sosial jika tak main band di akhir pekan. Pelanggannya mulai dari anak kuliahan, hingga pria berusia 50 tahun yang seumur dengan ayahnya sendiri.

Dia tak merasa menyesal melakukan ini. Terjun ke dunia prostitusi adalah bentuk pemberontakan Mio yang tak bahagia di rumah.

"Ayah dan ibuku selalu bertengkar. Aku sangat membenci mereka," kata dia.

Upaya untuk menarik para gadis dari bisnis eksploitasi tersebut bukannya tak ada. Jun Tachibana adalah penggerak LSM Bond Project. Dia mencoba berbicara dengan para gadis yang kelihatan punya masalah di jalan. Menurutnya, bukan perkara mudah untuk menarik mereka dari bisnis ini.

Para gadis ini rata-rata kesepian di rumah. Ada juga yang mengalami kekerasan seksual di rumah. Bahkan ada yang depresi hingga ingin bunuh diri.

"Mereka juga terdesak kebutuhan ekonomi karena berasal dari keluarga miskin, kata Jun Tachibana.

Dan di tengah lampu-lampu neon berkilauan, gadis-gadis berdiri sambil memegang papan iklan. Sesekali menggoda pria yang lewat. Mereka masih sangat muda. Tempat mereka seharusnya di rumah, bukan di sana.

(mdk/ian)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pelanggan Mami Icha Kerap Minta PSK di Bawah Umur Berdandan Pakai Seragam Sekolah
Pelanggan Mami Icha Kerap Minta PSK di Bawah Umur Berdandan Pakai Seragam Sekolah

Dengan mempekerjakan 21 anak, Mami Icha memasang tarif dibagi dua klaster.

Baca Selengkapnya
Tergiur Tawaran Kerja di Klinik, Wanita Muda Malah Dijadikan PSK
Tergiur Tawaran Kerja di Klinik, Wanita Muda Malah Dijadikan PSK

Seorang wanita muda berinisial MJS (19) menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO). Dia dijadikan pekerja seks komersial (PSK) di Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Prostitusi Online Tawarkan Ibu Menyusui Hingga Perawan
Prostitusi Online Tawarkan Ibu Menyusui Hingga Perawan

Pelaku menawarkan prostitusi melalui Facebook dengan tarif beragam.

Baca Selengkapnya
Tekanan Pekerjaan di China Tinggi, Muncul Tren Jasa Pacar Sehari
Tekanan Pekerjaan di China Tinggi, Muncul Tren Jasa Pacar Sehari

Bisnis seperti ini mengandung risiko berubah menjadi prostitusi atau transaksi layanan seksual.

Baca Selengkapnya
Karayuki-san, Potret Gelap dan Mengerikan Wanita Penghibur Jepang di Nusantara
Karayuki-san, Potret Gelap dan Mengerikan Wanita Penghibur Jepang di Nusantara

Wanita-wanita ini disebut Karayuki-san. Mereka dipekerjakan di rumah-rumah bordil yang tersebar di Sumatera dan Jawa.

Baca Selengkapnya
ABG 15 Tahun Dijual Lewat MiChat, Satu Hari Layani 4 Pria Hidung Belang
ABG 15 Tahun Dijual Lewat MiChat, Satu Hari Layani 4 Pria Hidung Belang

Untuk tarif sekali kencan antara Rp250 ribu hingga Rp400 ribu.

Baca Selengkapnya
Jual Siswi SMP untuk Kencan Seharga Rp1 Juta, Dua Wanita Muda Ditangkap Polisi
Jual Siswi SMP untuk Kencan Seharga Rp1 Juta, Dua Wanita Muda Ditangkap Polisi

Keduanya diamankan polisi saat berada di sebuah kamar hotel di Baturaja, Ogan Komering Ulu.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta Prostitusi di Gang Royal Penjaringan
Fakta-Fakta Prostitusi di Gang Royal Penjaringan

Pembongkaran berawal dari adanya laporan Anak Baru Gede (ABG) hilang. Hasilnya, muncikari dan Pekerja Seks Komersial (PSK) ditangkap.

Baca Selengkapnya
Remaja Putri 16 Tahun di Bekasi Dipaksa Pasutri Jadi PSK, Sehari Layani 7 Pria
Remaja Putri 16 Tahun di Bekasi Dipaksa Pasutri Jadi PSK, Sehari Layani 7 Pria

Korban awalnya ditawari bekerja sebagai pemandu lagu di tempat karaoke di wilayah Bekasi, namun justru dijadikan PSK.

Baca Selengkapnya
Cara Sindikat 'Premiun Place' Rekrut Ribuan Wanita Open BO
Cara Sindikat 'Premiun Place' Rekrut Ribuan Wanita Open BO

antinya, semua wanita yang direkrut akan dipantau oleh IM (26) selaku otak dari sindikat 'Premium Place’.

Baca Selengkapnya
Muncikari di Jepara Dibekuk Usai Tawarkan Bocah Kembar
Muncikari di Jepara Dibekuk Usai Tawarkan Bocah Kembar

Polisi membongkar praktik prostitusi online terhadap dua remaja di bawah umur.

Baca Selengkapnya
Modus 'Mami Icha' Jajakan Anak di Bawah Umur, Banderol Perawan Seharga Rp7 Juta
Modus 'Mami Icha' Jajakan Anak di Bawah Umur, Banderol Perawan Seharga Rp7 Juta

Tersangka FEA alias Icha punya kaki-tangan yang bertugas merekrut anak-anak untuk dijadikan PSK.

Baca Selengkapnya