Meraba peta kekuatan di Idlib, medan tempur terakhir buat pemberontak Suriah
Merdeka.com - Pasukan militer Suriah didukung Iran dan Rusia kini tengah menggempur Provinsi Idlib, kantong terakhir wilayah yang masih dikuasai pemberontak.
Pertempuran di Idlib diperkirakan bisa mengakhiri konflik tujuh tahun perang saudara di Suriah. Sebanyak tiga juta penduduk masih terjebak di Idlib bersama puluhan ribu anggota pemberontak dan militan garis keras.
Jet tempur Suriah dan Rusia kini terus meningkatkan serangan ke wilayah sisi selatan Idlib.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Mengapa tentara salib berperang di Timur Tengah? Pada 1096 hingga 1291 bangsa Eropa angkat senjata menuju Timur Tengah untuk bertempur merebut kembali Tanah Suci dalam peristiwa yang dikenal dengan nama Perang Salib.
-
Siapa yang terlibat dalam kekerasan jangka panjang? Cedera akibat mata panah juga sangat terkait dengan kerangka laki-laki, menunjukkan kaum pria lebih sering terlibat dalam kekerasan jangka panjang dibandingkan perempuan.
Seperti apa gambaran pertempuran di Idlib? Siapa saja yang berada di provinsi itu?
Idlib terletak di sebelah barat laut Suriah yang berbatasan dengan Afrin, kawasan dikuasai Turki di sebelah timur laut dan wilayah yang dikuasai pemerintah di sebelah tenggara dan barat daya. Jalan tol yang disebut M5 menghubungkan Aleppo dan Damaskus membentang di sebelah timur Idlib.
Provinsi ini jatuh ke tangan pemberontak pada awal 2015. Idlib sekarang dihuni oleh para militan dan jihadis. Kelompok gabungan militan bernama Hayat Tahrir al-Syam, masih cabang Al Qaidah, yang sebelumnya bernama Jabhat al Nusra, kini mendominasi Idlib. Kelompok gabungan militan lainnya bernama Pembebasan Barisan Nasional didukung oleh Turki.
Diperkirakan ada sekitar 50 ribu pemberontak, termasuk sekitar 10 ribu militan garis keras dan Al Qaidah di Idlib. Karena tidak ada tempat lain untuk lari mereka kemungkinan akan bertempur sampai mati ketimbang menyerah.
Dilansir dari laman Fox News, Kamis (13/9), Turki juga mengerahkan pasukannya di sekitar Idlib. Ada sekitar ratusan tentara Turki di sana. Militer Suriah menempatkan pasukannya di sebelah selatan dan barat daya Idlib.
Tentara Suriah kuasai Damaskus ©REUTERS/Omar Sanadiki
Seperti apa potensi kehancuran di Idlib?
Saat ini ada sekitar tiga juta penduduk di Idlib, sekitar separuh dari mereka tiba di sana setelah mengungsi dari daerah lain di Suriah. Menurut kelompok pemantau hak asasi ada sekitar satu juta anak di Idlib.
Jumlah warga di Idlib membengkak lantaran warga sipil dan pemberontak dipindahkan dari wilayah lain di Suriah yang tadinya mereka kuasai kemudian direbut kembali oleh militer Suriah.
Gempuran militer Suriah, Iran, dan Rusia tampaknya akan memaksa warga sipil mengungsi ke perbatasan Turki, apalagi saat ini menjelang musim dingin. Pejabat PBB mengatakan pertempuran di Idlib bisa menjadi tragedi kemanusiaan terburuk sepanjang sejarah.
Apa akibatnya jika serangan senjata kimia terjadi di Idlib?
Amerika Serikat, PBB dan negara Barat menuding militer Suriah akan melancarkan serangan senjata kimia di Idlib, seperti yang diduga terjadi di Kota Khan Seikhun pada April 2017.
Sebaliknya, Suriah dan Rusia menuduh kelompok pemberontak di Idlib akan merencanakan serangan senjata kimia yang direkayasa supaya negara Barat menyalahkan pasukan pemerintah dan punya alasan untuk menyerang Suriah.
AS mengatakan akan bertindak tegas jika senjata kimia digunakan oleh pasukan pemerintahan Basyar al-Assad.
Bisakah pertumpahan darah dihindari?
Presiden Rusia, Iran, dan Turki pekan lalu bertemu di Teheran untuk membahas solusi alternatif atas konflik di Suriah namun gagal mencapai kata sepakat. Presiden Vladimir Putin dan Presiden Hassan Rouhani mendukung aksi militer sementara Presiden Recep Tayyip Erdogan ingin gencatan senjata.
Duta besar PBB untuk Suriah mengatakan kepada Dewan Keamanan masih ada tanda-tanda ketiga pemimpin negara itu akan melanjutkan perundingan.
Dalam catatan editorial di the Wall Street Journal pekan ini Erdogan memperingatkan serangan di idlib akan menciptakan 'krisis kemanusiaan dan risiko keamanan yang serius bagi Turki, sebagian Eropa dan dunia.
Bagi Rusia dan Iran, merebut Idlib dari kaum pemberontak adalah berarti mengalahkan kelompok oposisi dan para militan dari luar negeri yang mulai memberontak dan melawan sejak awal 2011.
Saat sini sedang diupayakan pembicaraan yang membahas pemisahan anggota militan dan warga sipil.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pihak rumah sakit di Israel mengaku kewalahan menerima pasien tentara yang terluka.
Baca SelengkapnyaPerang baru kembali pecah di Negara Arab. Pasukan pemberontak antipemerintah berhasil mengambil alih Aleppo di Suriah dari rezim Bashar Al Assad.
Baca SelengkapnyaParasut tersebut sebelumnya digunakan oleh militer untuk menerjunkan bantuan kemanusiaan melalui udara.
Baca SelengkapnyaPertempuran Terus Berkecamuk di Sudan, 100 Orang Tewas dalam 2 Pekan
Baca SelengkapnyaKelompok HAM melaporkan, Penjara Sednaya telah berfungsi sejak tahun 2011 untuk melakukan pembunuhan, penyiksaan, dan pemusnahan terhadap penduduk sipil Suriah.
Baca SelengkapnyaSaat ini total luas wilayah yang masih terdapat ranjau darat mencapai 6.000 kilometer persegi.
Baca SelengkapnyaGelombang pengungsi dari perbatasan Lebanon Selatan terus meningkat seiring serangan udara Israel semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaKuburan massal ini ditemukan setelah kelompok pemberontak yang dipimpin Hayat Tahrir al-Sham menggulingkan rezim Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaSetelah di Jalur Gaza, Palestina, kekejaman Israel meluas ke Lebanon.
Baca SelengkapnyaHampir satu tahun perang antara Israel dengan Hamas berkecamuk di wilayah Gaza.
Baca SelengkapnyaKelompok pemberontak Suriah akhirnya berhasil menggulingkan rezim Bashar al-Assad setelah upaya dilakukan sejak 2011.
Baca SelengkapnyaBombardir serangan udara Israel telah membuat kondisi wilayah Lebanon selatan terlihat porak-poranda. Suasananya seperti Gaza.
Baca Selengkapnya