Militer Myanmar minta maaf terbitkan foto palsu pengungsi Rohingya
Merdeka.com - Militer Myanmar meminta maaf atas penggunaan dua foto dalam buku 'Myanmar Politics and Tatmadaw: Part I'. Foto yang digunakan dalam buku tersebut bukanlah foto asli krisis Rohinya Myanmar melainkan dokumentasi dari konflik di negara lain.
Pernyataan resmi itu disampaikan melalui surat kabar resmi militer Harian Myawady, Senin (3/9). Sebuah tindakan yang jarang terjadi.
Dikutip dari Reuters, Selasa (4/9), selain mengungkapkan soal penggunaan foto yang salah. Dalam laporan eksklusif yang diterbitkan hari Jumat, Reuters juga menemukan penggunaan caption yang tidak tepat pada foto dalam buku itu.
-
Kenapa foto itu diklaim sebagai berita bohong? Dapat disimpulkan bahwa foto 6 muslimah Indonesia yang berpose bintang daud untuk menyuarakan dukungan pada Israel adalah berita bohong. Faktanya, foto yang tersebar merupakan gambar rekayasa kecerdasan buatan.
-
Mengapa foto tersebut kontroversial? Namun, foto tersebut menjadi sebuah kontroversial.Hal ini disebabkan terdapat sebuah teori pada sebuah makalah penelitian yang menyebutkan bahwa pada 1923 terdapat sebuah Scabland yang menjadi catatan erosif dari sungai-sungai besar dengan gradien tinggi, dan berasal dari gletser.
-
Apa yang diklaim foto itu tunjukkan? Sebuah foto memperlihatkan 6 wanita Indonesia berpose bintang daud dalam bendera Israel mencuat di Facebook. Beberapa akun membagikannya dengan narasi bahwa wanita-wanita tersebut menyuarakan dukungannya pada Israel melalui foto yang diambil.
-
Siapa yang terlibat dalam foto yang diragukan? Sebuah foto memperlihatkan kebersamaan Presiden Rusia Vladimir Putin dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, yang diklaim sedang berada di klub malam.
-
Foto apa yang dimaksud? Foto itu ternyata sangat disukai Einstein. Maka dia segera memesan banyak salinan agar dia bisa menandatanganinya dan mengirimkannya ke teman-temannya sebagai lelucon.
-
Bagaimana foto itu dicek kebenarannya? Cek Fakta Merdeka.com menelusuri keaslian foto tersebut dengan Fake Image Detector untuk mencari tahu apakah foto tersebut merupakan hasil rekayasa teknologi kecerdasan buatan atau artificial inteligence (AI).
"Reuters menemukan bahwa dua foto dalam buku militer tentang krisis Rohingya benar-benar diambil di Bangladesh dan Tanzania dan yang ketiga tertulis Rohingya memasuki Myanmar dari Bangladesh, padahal kenyataannya gambar itu adalah pengungsi yang meninggalkan Myanmar".
"Kami dengan tulus meminta maaf kepada para pembaca dan pemilik foto-foto untuk kesalahan itu," kata kelompok penerbitan buku.
Padahal foto yang digunakan merupakan migrasi yang terjadi di Tanzania dan satu lagi merujuk korban perang kemerdekaan Bangladesh tahun 1971.
(mdk/frh)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar kapal etnis Rohingya diberangkatkan ke Indonesia langsung dari Bangladesh
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong
Baca SelengkapnyaGambar 'Tengkorak Raksasa' Bikin Gempar Sri Lanka, Ternyata Begini Ceritanya
Baca SelengkapnyaPengungsi Rohingya membangun rumah di atas gunung dan dibongkar oleh pemerintah, setelahnya mereka membangun kembali rumah semi permanen.
Baca Selengkapnya"Muslims in Indonesia stand with Israel (Muslimah Indonesia mendukung Israel)," tulis akun Mercy Linda Trio.
Baca SelengkapnyaAda kesalahan redaksi dalam penanyangan foto di dalam artikel berjudul: Obat Sirup Zamel Drop dan Ferro-K Ditarik dari Pasaran.
Baca SelengkapnyaDalam video yang diunggah lewat akun Tiktok @green_force90 dan @heritnm, terekam detik-detik beberapa prajurit yang berpisah dengan keluarga di pelabuhan.
Baca SelengkapnyaDalam profil akun @rendytoejeh yang juga disebarkan akun X @Pai_C1 diperlihatkan kalau si polisi merupakan anggota Polda Sulawesi Utara (Sulut).
Baca SelengkapnyaPara pengguna aplikasi kencan kerap menemukan foto-foto tersebut, yang dibagikan langsung tentara Israel.
Baca SelengkapnyaBeredar video pengungsi Rohingya membakar sebuah gudang di Aceh, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaTNI minta pemilik akun menghapus postingan-postingan video yang telah dibuat dan telah dipublikasi.
Baca SelengkapnyaKonflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.
Baca Selengkapnya