Myanmar ingin tutupi kejahatan kemanusiaan dengan menangkap jurnalis
Merdeka.com - Menyembunyikan kasus pembantaian massal bukanlah pekerjaan mudah, tapi pemerintah Myanmar berkeras ingin melakukannya. Foto satelit telah memperlihatkan kehancuran, para penyintas menceritakan pengalaman mereka, para jurnalis berusaha mencari bukti. Meski sulit untuk ditutup-tutupi, kebenaran juga sulit untuk dibuktikan, pengadilan memerlukan berbagai alat bukti untuk menyimpulkan.
Ketika Wa Lone dan Kyaw Soe Oo, dua wartawan Reuters, hilang pada pertengahan Desember lalu setelah menerima undangan makan malam seorang pejabat polisi, kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Pemerintah Myanmar kemudian mengatakan keduanya ditangkap karena memiliki 'bukti rahasia' tentang kekerasan militer di Negara Bagian Rakhine, tempat warga Rohingya tinggal. Dan informasi itu hendak disebarkan oleh kedua jurnalis tadi.
Dilansir dari laman Time, Selasa (23/1), kedua wartawan Reuters itu masih ditahan setelah menjalani persidangan di Yangon tiga hari lalu. Pemimpin Myanmar peraih penghargaan Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi masih juga bungkam terhadap tuduhan militer melakukan kekerasan terhadap jutaan muslim Rohingya. Ada dua kemungkinan soal sikap Suu Kyi ini: entah dia tidak berdaya di hadapan militer yang masih berkuasa di atas segalanya ataukah dia sebetulnya sedang berkhayal.
-
Bagaimana pelaku menutupi kejahatannya? Kapolsek Tanjung Priok Kompol Nazirwan, Senin (26/2), menyebut kebakaran dikondisikan oleh pelaku DZ untuk menutupi kejahatannya. Pelaku diduga sakit hati karena orang tua korban menagih utang kepadanya.
-
Apa yang dilakukan polisi terhadap buron? 'Empat pelaku sampai sekarang masih buron,' ungkap Kabid Humas Polda Lampung Kombes Pol Umi Fadillah Artutik, Jumat (15/3). Umi menyebut penyidik telah mendatangi rumah dan menemui keluarga masing-masing buron.
-
Apa yang dilakukan buronan? ARS (20) ditetapkan sebagai DPO berdasarkan bukti rekaman video perusakan kantor gubernur yang viral beredar di tengah masyarakat dan media sosial.
-
Bagaimana cara mereka menjerat korban? Flexing menjadi modal bagi 'crazy rich' seperti Indra Kenz, Doni Salmanan hingga teranyar Wahyu Kenzo untuk menjerat 'korban' dalam investasi bodong yang dikelolanya.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Wa Lone (kiri) dan Kyaw Soe Oo ©Reuters
Kekerasan dilakukan aparat keamanan Myanmar menjadi sorotan dunia internasional. Pemerintah AS menyebut perbuatan itu 'pembersihan etnis'. PBB mengatakan kekerasan itu termasuk genosida. Sebanyak lebih dari 650 ribu warga rohingya mengungsi ke Bangladesh sejak akhir Agustus lalu karena mengalami berbagai kekerasan, termasuk dibakar, diperkosa, dan dibunuh.
Meski disangkal oleh pihak berwenang di Myanmar, sebagian gambaran apa yang dialami orang Rohingya bisa diketahui lewat media massa, seperti Reuters, yang sudah mendokumentasikannya. Pada 2014 Reuters meraih Penghargaan Pulitzer karena mengungkap jaringan perdagangan manusia di kawasan Asia Tenggara dan menyebabkan tewasnya ribuan orang. Laporan Reuters tentang temuan kuburan massal berisi 10 mayat Rohingya semakin memojokkan militer Myanmar.
foto satelit desa rohingya dibakar ©HRW
Dua wartawan Reuters itu kini terancam hukuman 14 tahun penjara. Rekan sejawat dan koleganya menyebut Wa Lone, 31 tahun, adalah orang baik dan suka sastra. Dia menulis buku anak-anak dan banyak menghabiskan waktunya di lembaga amal untuk yatim piatu. Kyaw Soe Oo, 27 tahun, adalah penganut Buddha yang besar di Rakhine, tempat krisis Rohingya terjadi. Dia sering meliput soal konflik etnis dan agama yang membuat kampung halamannya terpecah belah. Dia negara lain keduanya bisa dianggap pahlawan, bukan penjahat.
"Sudah sangat jelas mereka tidak bersalah," ujar Stephen J Adler, presiden dan pemimpin redaksi Reuters dalam pernyataannya. Dia menyebut penangkapan kedua wartawan itu sebagai serangan terhadap kebebasan pers. Reuters, pemerintah AS, PBB, Uni Eropa sudah menyerukan agar keduanya dibebaskan tapi mereka kini sudah sebulan lebih berada di balik jeruji.Undang-undang Rahasia Negara di era kolonial membuat siapa saja yang menyebarkan informasi yang ingin ditutupi pemerintah akan ditangkap. Anggota senior partai berkuasa di Myanmar mengatakan kedua wartawan itu ditangkap beberapa saat setelah bertemu seorang pejabat polisi yang diyakini menyerahkan dokumen soal operasi keamanan di Rakhine.
Di negara yang tengah beralih dari era kediktatoran ke demokrasi, dengan minimnya perlindungan bagi jurnalis yang mengungkap kejahatan, Reuters menjadi korban.
Myanmar adalah tempat di mana kenyataan buruk sering kali dianggap 'berita palsu' dan kredibilitas dari institusi terpercaya diserang. Suu Kyi pada September lalu mengatakan ada 'gunung en informasi keliru' dalam krisis ini. Koran pemerintah juga menulis tajuk rencana yang menuding media internasional bersekongkol dengan teroris. Utusan khusus PBB bidang hak asasi manusia, Yanghee Lee, bulan lalu dilarang masuk ke Myanmar karena penilaiannya terhadap krisis ini dianggap biasa dan tidak seimbang. Lee menyebut pemerintah Myanmar sedang menyembunyikan 'sesuatu yang sangat buruk'.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seorang jurnalis mendapat perlakuan tak menyenangkan saat meliput di kawasan konservasi Taman Wisata Alam Teluk Youtefa.
Baca SelengkapnyaVideo mereka minta tolong yang viral di medsos berbuah manis
Baca SelengkapnyaTermasuk mengangkat isu Patung Yesus yang sebenarnya telah dibahas dan telah diselesaikan oleh unsur Forkopimda dan para tokoh di Intan Jaya.
Baca Selengkapnya11 warga Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat yang menjadi korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Myanmar
Baca SelengkapnyaBesarnya kasus perdagangan penipuan online di Asia Tenggara masih sulit diperkirakan. Namun setidaknya ada 120 ribu orang telah menjadi korban di Myanmar.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Mahfud saat sidang sidang ke-27 ASEAN Political Security Community (APSC) Council, di Sekretariat ASEAN, Jakarta (4/9).
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta serius menangani kejahatan perdagangan orang karena kasus TPPO sudah seringkali berulang.
Baca SelengkapnyaKekejaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua membunuh aktivis perempuan, Michelle Kurisi di Lanny Jaya pada 28 Agustus 2023 dikecam berbagai pihak.
Baca SelengkapnyaMahasiswa memaksa pengungsi naik ke truk yang telah disediakan. Semua barang milik pengungsi ikut diangkut
Baca SelengkapnyaDPR RI mengusulkan Asean Inter-Parliamentary Assembly (AIPA) membentuk satuan tugas untuk membantu demokratisasi di Myanmar
Baca SelengkapnyaPermasalahan etnis Rohingnya memilki persoalan dari perdagangan manusia hingga diplomasi.
Baca Selengkapnya