Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Partai Aung San Suu Kyi menang, Rohingya pesimis nasibnya berubah

Partai Aung San Suu Kyi menang, Rohingya pesimis nasibnya berubah Pelarian Rohingya di perairan Thailand. ©AFP PHOTO/Christophe Archambault

Merdeka.com - Perwakilan Organisasi Persatuan Rohingya di Eropa, Mohamed Ibrahim, pesimis muncul prospek perubahan terhadap saudaranya di Myanmar. Kendati pemilu 8 November lalu hampir pasti dimenangkan oleh Partai Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) pimpinan tokoh oposisi Aung San Suu Kyi, nasib etnis minoritas muslim itu diyakini akan tetap terlunta-lunta.

"Sepertinya sama saja. Pemilu ini tidak akan mengubah hubungan bilateral Myanmar-Bangladesh, kunci penanganan pelarian Rohingya selama ini," kata Ibrahim, seperti dilansir BDNews, Senin (9/11).

Myanmar dan Bangladesh selama ini selalu saling tuding soal isu kemanusiaan Rohingya. Kebijakan perbatasan kedua negara membuat warga Rohingya terpaksa lari ke laut. Jumlah warga Rohingya kabur ke negara lain karena pembantaian sistematis di Myanmar pada 2012 mencapai 800 ribu jiwa.

Ibrahim sebetulnya meyakini sikap progresif Suu Kyi seandainya nanti memerintah. Namun, untuk membentuk pemerintahan mandiri, NLD butuh lebih dari 51 persen kursi di parlemen. Seandainya itu bisa tercapai, partai ini mustahil bisa mengubah konstitusi, karena 26 persen kursi dikuasai wakil junta militer yang konsisten menolak eksistensi Rohingya.

Perubahan konstitusi dibutuhkan untuk memberi kewarganegaraan bagi Rohingya, isu tak populer bagi mayoritas Myanmar. Penduduk muslim yang tinggal di Provinsi Arakan itu selama bertahun-tahun dianggap pemerintah Myanmar imigran gelap asal Bangladesh. "NLD memang bisa memerintah, tapi mereka adalah pemerintahan yang tidak punya kuasa," kata Ibrahim.

Menjelang pemilu kemarin, populasi Rohingya terus ditekan oleh segelintir kelompok Buddha radikal. Walau jumlahnya lebih dari 1 juta orang, orang Rohingya dilarang ikut pemilu. Biksu radikal, Ashin Wirathu, dua pekan lalu sempat mengajak umat Buddha di Myanmar tidak memilih NLD. Dia menuding Suu Kyi gagal membendung pertumbuhan populasi kelompok muslim yang mengancam nilai-nilai Buddha di negara mereka.

"Kelompok Buddha radikal ini hanya mengakui satu ras dan satu agama, Bamar dan Buddha, sebagai yang sah di Myanmar. Itu sangat tidak bisa diterima," kata Kardinal Charles Bo, pemimpin umat Katolik Myanmar.

Selain itu, meski jumlah warga muslim mencapai lima persen dari 51 juta penduduk Myanmar, tapi tak satupun orang Islam muncul sebagai kandidat bagi partai berkuasa atau oposisi.

Wakil Presiden NLD Cabang Mandalay, Win Mya, adalah contoh politikus populer yang tidak bisa masuk parlemen karena sentimen antimuslim yang berkembang di masyarakat. Sosok kepercayaan Suu Kyi ini adalah penganut Islam.

Hingga berita ini dilansir, NLD meraih kemenangan mutlak di Yangon, Ayeryarwaddy, Bago, dan Mon. Jumlah kursi didapatkan partai oposisi ini, menurut prediksi internal BBC, adalah 81 kursi di majelis rendah dan 35 kursi di majelis tinggi. Perhitungan suara butuh waktu nyaris seminggu. (mdk/ard)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur

Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.

Baca Selengkapnya
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui
Apa Itu Rohingya dan Penyebab Konfliknya, Perlu Diketahui

Konflik Rohingya termasuk kejahatan genosida yang menelantarkan banyak orang.

Baca Selengkapnya
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan
Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan

Viral Pengungsi Rohingya di Aceh 'Ngelunjak', Menko Muhadjir Ngaku Belum Terima Laporan

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh
Pengungsi Rohingya dan Penolakan Warga Aceh

Pengungsi Rohingya kini mendapat penolakan dari warga Aceh. Pemerintah diminta bertindak tegas.

Baca Selengkapnya
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan
Pengungsi Rohingya Terus Bertambah, Mahfud MD: Orang Aceh, Sumut, Riau Sudah Keberatan

Mahfud MD sedang mencari jalan keluar mengenai pengungsi Rohingya yang terus bertambah datang ke Indonesia

Baca Selengkapnya
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar
Minta Jadi WNI, Enam Pengungsi Rohingya Ajukan Pembuatan KTP di Disdukcapil Makassar

Satu keluarga berjumlah enam orang yang merupakan pengungsi Rohingya mendatangi Kantor Disdukcapil Makassar untuk mengajukan pembuatan KK dan KTP.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya
Jokowi Minta Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya

Hingga akhir November 2023, tercatat 1.084 warga Rohingya yang mendarat di Aceh menggunakan 6 kapal kayu.

Baca Selengkapnya
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR
Polemik Etnis Rohingya di Aceh, JK: Tanggung Jawab UNHCR

JK mencontohkan konflik yang terjadi di Ambon dan Papua yang membuat warga mengungsi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Mahfud MD Keras
VIDEO: Mahfud MD Keras "Indonesia Berhak Membuang Mengusir Pengungsi Rohingya"

Menko Mahfud MD buka suara soal pengungsi Rohingya. Menurutnya, Indonesia berhak mengusir mereka.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia
Fakta-Fakta di Balik Gelombang Kedatangan Pengungsi Rohingya di Indonesia

Pengungsi Rohingya terus berdatangan ke Indonesia menuai pro dan kontra

Baca Selengkapnya
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat
Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim', Isu Diskriminasi Menguat

Jelang Pemilu, India Terapkan Undang-undang 'Anti-Muslim'

Baca Selengkapnya
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh
Kapolri Bakal Koordinasi dengan UNHCR soal Pengungsi Rohingya di Aceh

Menurut Kapolri sejumlah warga Rohingya yang mengungsi sudah adanya kesepakatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya