PBB: Perlu 10 Tahun untuk Bersihkan Ranjau Darat di Mosul
Merdeka.com - Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan dibutuhkan waktu 10 tahun untuk membersihkan ranjau darat di kota Mosul di Irak, dan mungkin puluhan tahun lagi untuk menghilangkan ribuan ton bahan peledak yang berserakan di bekas markas kelompok militan ISIS itu.
Pertempuran yang berlangsung hampir satu tahun untuk merebut kota Mosul dari kelompok militan ISIS telah membuat kota itu porak peranda.
Sekitar 800 ribu penduduk melarikan diri dari kota itu, tapi kini banyak yang mengatakan ingin kembali ke rumah mereka, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Sabtu (9/2).
-
Kenapa ISIS menghancurkan Nimrud? Sebagai bagian upaya mereka menyingkirkan kebudayaan non-Islami, ISIS menghancurkan dengan sistematis situs arkeologi Nimrud, menghancurkan puing-puing dengan palu godam, bom, dan eksavator.
-
Bagaimana kelompok pemberontak menguasai Masjidil Haram? Kelompok pemberontak mengambil alih Masjidil Haram, tempat suci bagi umat Islam, dan menyandera ratusan orang, termasuk jemaah haji dan staf masjid.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Di mana perampokan itu terjadi? Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Makassar Komisaris Besar Mokhamad Ngajib mengatakan kejadian perampokan Jumat (19/1) dini hari, tepat di depan rumah korban di Jalan Rappocini Raya Makassar.
-
Siapa yang memimpin penyerangan Masjidil Haram? Juhayman al-Otaybi adalah seorang militan Islam yang memimpin kelompok pemberontak yang merebut Masjidil Haram di Kota Makkah, Arab Saudi pada 20 November 1979.
Pejabat PBB yang mengurus usaha pembersihan ranjau darat mengatakan kota tua Mosul sudah rata dengan tanah dan penduduk belum diizinkan kembali, karena banyak terdapat sisa-sisa ranjau darat dan bahan peledak lainnya.
Kepala badan PBB itu, Pehr Lodhammer mengatakan semua ranjau darat dan bahan peledak itu harus diamankan sebelum penduduk diizinkan kembali ke kampung halamannya.
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi mengunjungi Mosul pada Juli 2017, usai militer negara tersebut berhasil mengalahkan kelompok teror ISIS.
"Kemenangan sudah pasti kita rebut, mereka (ISIS) memang masih ada yang tersisa. Ini hanya masalah waktu untuk kita mengumumkan kemenangan besar bagi rakyat kita," sebut Al-Abadi seperti dikutip dari BBC.
Saat Abadi menginjakkan kaki di Mosul, perayaan menyambut kemenangan ini dilakukan di beberapa sudut jalan.
Meski sudah ada perayaan, PM Al-Abadi belum mengumumkan kemenangan lewat pidato resmi. Hal ini mengingat ada sejumlah kecil wilayah di Mosul yang masih dikuasai antek ISIS.
"Kota sudah dibebaskan, cuma ada satu atau dua kantong yang masih dikontrol oleh ISIS," sebut keterangan resmi kantor PM Irak.
Kantor PM menyatakan, pidato kemenangan resmi akan disampaikan jika seluruh kota sudah dikuasai pemerintah Irak.
Mereka yakin, kemenangan penuh itu bisa terwujud dalam waktu dekat. Sebab, hanya daerah kecil yang dekat Sungai Tigris yang masih dikuasai ISIS.
Demi merebut daerah tersebut, serangan udara dan tembakan terus mereka lanjutkan. Akibatnya, masih terlihat gumpalan asap hitam di langit Kota Mosul.
Direbutnya Mosul merupakan kekalahan terbesar ISIS. Mereka sempat menguasai kota itu selama tiga tahun.
Tentara Irak tidak seorang diri merebut Mosul. Serangan udara koalisi AS menjadi faktor utama kemenangan tersebut.
Upaya perebutan Mosul dari ISIS dilakukan sejak Oktober 2016. Pada Januari lalu mereka berhasil merebut sisi timur Mosul.
Setelah delapan bulan bertempur, akhirnya Mosul dapat direbut seluruhnya. Meski demikian, akibat perang yang sangat panjang, ribuan warga sipil jadi korban jiwa sementara satu juta lainnya mengungsi ke tempat aman.
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
PBB Sebut Pembersihan Puing-Puing di Gaza Butuh Waktu 15 Tahun, Jumlah Capai 40 Juta Ton, Terbanyak Sejak Perang Dunia
Baca Selengkapnya000 Warga Palestina Masih Terkubur di Bawah Reruntuhan Gaza, Butuh Waktu 3 Tahun untuk Dikumpulkan
Baca SelengkapnyaFoto-foto satelit memperlihatkan perbedaan kondisi Gaza saat ini dibanding setahun lalu sebelum serangan Israel.
Baca SelengkapnyaSaat ini total luas wilayah yang masih terdapat ranjau darat mencapai 6.000 kilometer persegi.
Baca SelengkapnyaPotret terkini kota Gaza setelah dihancurkan Israel, kini terlihat seperti kota mati.
Baca SelengkapnyaBadan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan lebih dari separuh bangunan di Jalur Gaza telah hancur.
Baca SelengkapnyaRekonstruksi Gaza membutuhkan waktu sampai 80 tahun.
Baca SelengkapnyaKehancuran Jalur Gaza seusai dibombardir tanpa ampun oleh Israel terekam jelas di satelit luar angkasa Maxar. Beginilah penampakannya!
Baca SelengkapnyaHampir satu tahun perang antara Israel dengan Hamas berkecamuk di wilayah Gaza.
Baca SelengkapnyaPasukan Israel terus menyerang kota Jenin di Tepi Barat, Palestina.
Baca SelengkapnyaPBB: Rekonstruksi Gaza Bisa Makan Waktu 80 Tahun, Lebih Parah daripada Ukraina
Baca SelengkapnyaTak hanya Jalur Gaza yang hampir menjadi debu oleh kebiadaban pasukan zionis, Israel juga bombardir kamp pengungsi Palestina Nur Shams di Tepi Barat.
Baca Selengkapnya