Pemerintah bantah warga Nunukan eksodus ke Malaysia
Merdeka.com - Kabar bahwa ratusan masyarakat di Kecamatan Nunukan, Kalimantan Utara, eksodus untuk menjadi warga negara Malaysia. Kabar beredar, 20 kepala keluarga sudah siap bedol desa dari Desa Labang, Desa Panas dan Desa Tao Lumbis di Kecamatan Lumbis Ogong.
Dalam keterangan tertulis dari Kementerian Luar Negeri, Sabtu (15/11), tidak ditemukan sama sekali warga dari tiga desa itu hendak menyeberangi perbatasan. Kesimpulan ini diperoleh hasil konfirmasi kepada Pelaksana Tugas Gubernur Kalimantan Utara Irianto Lambrie, jajaran TNI setempat, serta pantauan langsung ke lokasi.
"Pemberitaan mengenai eksodus warga dari sejumlah desa di Kecamatan Lumbis Ogung Kabupaten Nunukan ke wilayah Sabah Malaysia tidak sesuai dengan fakta dan kondisi di lapangan saat ini," kata Irianto dalam keterangan tertulis tersebut.
-
Kenapa Kemnaker ingin perkuat hubungan dengan Malaysia? Saya percaya bahwa di masa yang penuh dinamika dan tantangan ini, hubungan bilateral Indonesia dan Malaysia tetap kuat dan dengan didukung komitmen bersama untuk lebih meningkatkan kerja sama di berbagai bidang,' katanya.
-
Apa yang menjadi fokus utama Kemlu di KTT? Stabilitas kawasan akan kembali menjadi salah satu isu yang dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-43 ASEAN di Jakarta pada 5–7 September 2023.
-
Bagaimana KKP membantu nelayan dan keluarga dalam berbisnis? “Kami akan selalu support para pelaku usaha, terutama UMKM agar semakin berkembang dan berdaya saing,“ ujarnya.
-
Apa saja yang didorong KKP untuk nelayan dan keluarganya? KKP terus mendorong produktivitas nelayan di Indonesia, termasuk keluarganya. Istri nelayan diajak cermat membaca peluang usaha, di antaranya mengolah ikan menjadi produk turunan yang memiliki nilai jual.
-
Siapa yang terlibat? Konflik pribadi adalah konflik yang melibatkan satu individu dengan individu lainnya.
-
Kenapa Kemnaker menilai Desmigratif layak dilanjutkan? Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah menyatakan bahwa program Desa Migran Produktif (Desmigratif) yang sudah berjalan sekitar 8 tahun ini sangat layak untuk dilanjutkan. Hal ini karena program tersebut mampu menjawab tantangan terhadap 4 pilar utama, yaitu pembentukan pusat layanan migrasi, menumbuhkembangkan usaha produktif, memfasilitasi pembentukan komunitas pembangunan keluarga (Community Parenting), dan memfasilitasi penumbuh kembangan Koperasi dan/atau Badan Usaha Milik Desa.
Dihubungi terpisah, Komandan Korem 091/Aji Surya Natakesuma (ASN), Brigjen TNI Nono Suharsono menjelaskan, adanya perpindahan beberapa warga hanya bersifat sementara dan bukan pula berpindah kewarganegaraan.
"Mereka eksodus karena kebutuhan ekonomi, yakni mencari makan serta mengolah lahan karena mereka menganggap tanah di Malaysia merupakan tanah adat milik mereka," kata Nono.
Sedangkan Kementerian Luar Negeri menyatakan justru yang baru saja terjadi ada pemulangan 103 WNI bekerja secara ilegal di Negeri Jiran itu.
Berdasarkan surat Konsulat RI di Tawau, Malaysia, Nomor 646/Kons/XI/2014 tertanggal 14 November 2014 yang ditandatangani Protokol dan Konsuler, Prakoso Wicaksono, ditujukan kepada Satgas Penanggulangan TKI Bermasalah Kabupaten Nunukan, mereka adalah tenaga kerja yang tak punya dokumen imigrasi di Negara Bagian Sabah.
WNI bermasalah yang dipulangkan tersebut terdiri atas 80 laki-laki, 21 perempuan dan dua anak laki-laki setelah menjalani hukumannya di Pusat Tahanan Sementara (PTS) Kemanis Papar Kota Kinabalu dan PTS Air Panas Tawau.
Adapun eksodus penduduk dari Nunukan ke Malaysia pernah terjadi pada 1965, namun itu akibat kondisi politik dalam negeri. Perpindahan dengan motif ekonomi akibat tak pernah diperhatikan oleh pemerintah pusat berlangsung secara besar-besaran pada 1984 sampai 1985. (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Mereka punya tujuan untuk mencari pekerjaan di negara tujuan," kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi
Baca SelengkapnyaMasyarakat perbatasan di Kecamatan Entikong, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat memilih belanja kebutuhan rumah tangga ke Malaysia dengan berjalan kaki.
Baca SelengkapnyaSementara itu, ketiga korban yakni BN (29) asal Tasikmalaya, O (40) asal Subang dan A (28) asal Subang. Kedua pelaku disinyalir untung Rp2 juta per korban.
Baca SelengkapnyaKetiganya meninggal pada 31 Maret 2024 lalu usai diterjang luapan sungai saat mencari ikan
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaJokowi memastikan bantuan tersebut akan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal.
Baca SelengkapnyaKorban TPPO diserahkan ke Balai Pelayanan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI).
Baca SelengkapnyaMereka diduga berangkat dengan cara ilegal dan menjadi korban perdagangan manusia.
Baca SelengkapnyaMahfud mengatakan jumlah pengungsi etnis Rohingya terus bertambah karena adanya jaringan mafia tindak pidana perdagangan orang (TPPO).
Baca SelengkapnyaMaruli menyangkal isu soal adanya narkoba yang mereka bawa.
Baca SelengkapnyaKapal yang ditangkap berkapasitas di bawah lima Gross tonnage (GT) dan alat tangkap yang digunakan pancing.
Baca SelengkapnyaPada Minggu, 8 September 2024, petugas di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Entikong berhasil mencegah keberangkatan MS berusaha melarikan diri ke Kuching, Malaysia.
Baca Selengkapnya