Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Penarikan Senjata Api di Selandia Baru Diprediksi Habiskan Biaya Rp 2,8 Triliun

Penarikan Senjata Api di Selandia Baru Diprediksi Habiskan Biaya Rp 2,8 Triliun Salat Jumat di Selandia Baru. ©REUTERS

Merdeka.com - Pasca-teror penembakan di sebuah masjid di Christchurch, yang menewaskan 50 orang, Selandia Baru berencana untuk membeli kembali senjata api semi-otomatis yang dimiliki rakyatnya.

Rencana tersebut diprediksi menelan biaya hingga NZ$ 300 juta (setara Rp 2,8 triliun) kata wakil perdana menteri Winston Peters, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Selasa (2/4).

Perdana Menteri Jacinda Ardern sebelumnya mengatakan bahwa skema itu akan menelan biaya antara 100 juta dolar Selandia Baru hingga 200 juta dolar Selandia Baru, tetapi Peters mengatakan kepada Radio NZ pada hari Selasa bahwa lebih baik untuk "bersiap menghadapi yang terburuk".

"Bisa jadi biayanya mencapai 300 juta dolar Selandia Baru untuk mengatur apa yang salah, bukan begitu?" katanya.

Peters mengatakan hal itu ketika menteri kepolisian Stuart Nash memperkenalkan perubahan aturan kepemilikan senjata api yang diusulkan ke parlemen pada Senin malam, untuk kemudian diperdebatkan pada hari Selasa.

"Memiliki senjata api adalah hak istimewa, bukan hak publik di negara ini," kata Nash kepada anggota parlemen.

Termasuk dalam langkah-langkah yang diusulkan tersebut adalah tenggat waktu September bagi warga Selandia Baru yang memiliki senjata api ilegal, untuk segera mengembalikannya kepada polisi.

Pemerintah akan memperkenalkan undang-undang yang melarang sebagian besar senapan semi-otomatis pada akhir pekan depan, empat minggu sejak seorang teroris melepaskan tembakan di Masjid Al Noor dan Linwood City Mosque, keduanya berada di Christchurch.

Undang-undang tersebut mencakup hukuman sebagai antara lain, penjara dua tahun jika kedapatan menjual atau memiliki bagian senjata api yang terlarang, penjara lima tahun karena memiliki senjata terlarang secara utuh, dan penjara hingga tujuh tahun karena menunjukkan senjata terlarang pada orang lain.

"Serangan itu memperlihatkan kelemahan yang cukup besar dalam hukum kita. Senjata api, majalah terkait, dan bagian-bagian yang digunakan oleh teroris dibeli secara sah dan dimodifikasi menjadi MSSA (senjata semi-otomatis gaya militer) karena celah hukum," kata Nash.

Dia mengatakan penyalahgunaan senjata semi-otomatis "telah meninggalkan warisan nasional terhadap bahaya, kesakitan dan kesedihan".

Setelah diperdebatkan, masyarakat Selandia Baru diberi waktu satu minggu untuk menyampaikan masukan terkait RUU tersebut sebelum akhirnya disahkan pada akhir pekan depan.

Reporter:Happy Ferdian Syah Utomo

Sumber: Liputan6

(mdk/ias)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Aturan Disahkan, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032
Aturan Disahkan, Indonesia Bakal Punya Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di 2032

Rencana pemanfaatan PLTN ini telah disahkan oleh Komisi di Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI menyetujui RPP KEN.

Baca Selengkapnya
BNPB Minta Tambahan Anggaran Jadi Rp1,8 T di 2025 untuk Antisipasi Gempa Megathrust
BNPB Minta Tambahan Anggaran Jadi Rp1,8 T di 2025 untuk Antisipasi Gempa Megathrust

Diakuinya kapan tepatnya gempa megathrust akan terjadi masih sangat sulit.

Baca Selengkapnya
Penelitian: Ini yang Terjadi Jika Indonesia Tanpa PLTU Batu Bara
Penelitian: Ini yang Terjadi Jika Indonesia Tanpa PLTU Batu Bara

PLTU Batu Bara berdampak pada kesehatan masyarakat. Sehingga tanpa PLTU, dapat menekan biaya kesehatan.

Baca Selengkapnya
Jawa Barat Siaga Bencana Hingga Mei 2025
Jawa Barat Siaga Bencana Hingga Mei 2025

Pemerintah daerah diminta menyiapkan langkah menghadapi musim penghujan atau potensi bencana hidrometeorologi berpotensi di akhir tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun
Akibat Konflik Iran Vs Israel, Subsidi BBM di Indonesia Bengkak Jadi Rp249,86 Triliun

Serangan balasan Iran ke Israel memicu kenaikan harga minyak dunia dan berakibat subsidi BBM bengkak.

Baca Selengkapnya
Prabowo Bicara Urgensi Kenaikan Anggaran Pertahanan
Prabowo Bicara Urgensi Kenaikan Anggaran Pertahanan

Prabowo bersyukur kemampuan diplomasi Indonesia bisa membuat tidak terlibat dalam konflik negara lain.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Blak-blakan Indonesia Butuh Dana Rp4.000 Triliun untuk Transisi Energi
Sri Mulyani Blak-blakan Indonesia Butuh Dana Rp4.000 Triliun untuk Transisi Energi

Pemerintah Indonesia terus menciptakan berbagai instrumen keuangan untuk mendukung transisi energi.

Baca Selengkapnya
Rencana Pemindahan IKN ke Nusantara Tuai Kritik Pedas Peneliti Asing
Rencana Pemindahan IKN ke Nusantara Tuai Kritik Pedas Peneliti Asing

Sejumlah peneliti asing mengkritik rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Ingin Kembangkan Energi Panas Bumi, Tapi Terganjal Ini
Pemerintah Ingin Kembangkan Energi Panas Bumi, Tapi Terganjal Ini

Sumber-sumber energi terbarukan membutuhkan pendanaan besar.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?

Ini penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya