Penelitian: Satu dari Empat Orang di Dunia Terancam Banjir Besar
Merdeka.com - Berdasarkan penelitian terbaru yang diterbitkan pada Selasa, hampir seperempat populasi dunia berisiko menghadapi bencana banjir besar. Penelitian ini juga memperingatkan, orang yang tinggal di negara miskin lebih rentan terhadap risiko ini.
Air bah akibat hujan lebat dan badai dirasakan jutaan orang setiap tahun. Bencana ini juga menyebabkan kerugian miliaran dolar karena menghancurkan rumah-rumah, infrastruktur, dan ekonomi.
Risiko ini semakin besar karena perubahan iklim yang menyebabkan cuaca ekstrem dan naiknya permukaan air laut.
-
Apa dampak dari banjir? Banjir tidak hanya menghancurkan rumah dan infrastruktur, tetapi juga mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan.
-
Dimana banjir paling sering terjadi? Banyak daerah, terutama yang berada di dataran rendah atau dekat dengan badan air, berisiko tinggi mengalami banjir.
-
Di mana banjir sering terjadi? Fakta menunjukkan bahwa banjir tidak hanya terjadi di wilayah-wilayah yang biasanya dianggap rawan banjir, tetapi juga di daerah perkotaan yang memiliki sistem drainase yang buruk.
-
Apa penyebab utama banjir? Banjir terjadi karena berbagai penyebab utama, termasuk hujan lebat, pencairan salju, badai, dan kenaikan permukaan air laut.
-
Kenapa banjir menyebabkan krisis kesehatan? Setelah banjir, air yang tergenang dapat menjadi sarang bagi berbagai penyakit menular seperti diare, leptospirosis, dan malaria.
-
Siapa yang paling rentan terkena dampak cuaca ekstrem? Perubahan cuaca yang mendadak dari panas terik menjadi hujan atau dingin dan berangin ini perlu sangat diwaspadai oleh orangtua.
Penelitian baru yang diterbitkan jurnal Nature Communications ini mengamati data global dari Bank Dunia terkait risiko banjir dari laut, sungai, dan curah hujan, juga distribusi populasi dan kemiskinan.
Ditemukan sekitar 1,8 miliar orang atau 23 persen manusia di planet ini, secara langsung berisiko terkena banjir setinggi lebih dari 15 sentimeter satu kali dalam 100 tahun.
"Ini akan menimbulkan risiko yang signifikan terhadap kehidupan dan mata pencaharian, terutama kelompok populasi yang rentan," jelas penelitian tersebut, dikutip dari AFP, Rabu (29/6).
Secara keseluruhan, hampir 90 persen mereka yang berisiko dilanda banjir hidup di negara pendapatan rendah atau menengah.
Penelitian ini juga menyimpulkan jumlah orang yang hidup dalam kemiskinan dan berisiko dilanda banjir besar jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.
Para peneliti menemukan, aktivitas perekonomian global senilai USD 9,8 triliun berlokasi di daerah yang terkena banjir parah.
"Dengan menghitung tingkat kemiskinan populasi yang terdampak, kita menunjukkan bahwa negara-negara berpendapatan rendah terkena risiko banjir secara tidak proporsional, juga lebih rentan terkena dampak bencana jangka panjang," jelas penelitian yang dilakukan Jun Rentschler dari Bank Dunia dan rekan-rekannya.
Diperburuk perubahan iklim
Secara keseluruhan, penelitian ini memperkirakan sebagian besar orang yang berisiko terkena banjir ini berada di Asia Selatan dan Asia Timur, sekitar 1,24 miliar orang, di mana China dan India menyumbang sepertiga dari total global.
Thomas McDermott dari Universitas Nasional Irlandia Galway mengatakan, penelitian ini menyuguhkan "perkiraan global pertama keterkaitan antara risiko banjir dan kemiskinan."
Menurut para peneliti, perubahan iklim dan pola urbanisasi diperkirakan akan semakin memperburuk risiko ini di tahun-tahun mendatang.
Menurut jaringan ilmuwan yang menelusuri dampak perubahan iklim, World Weather Attribution, pemanasan global menyebabkan curah hujan ekstrem semakin lazim dan intens di sebagian besar bagian dunia. Ini menimbulkan banjir yang lebih parah, kendati para ilmuwan juga menekankan faktor manusia juga berpengaruh salah satunya keputusan menentukan lokasi pembangunan rumah dan infrastruktur.
Bulan ini, banjir besar terjadi di China selatan, membuat lebih dari setengah juta orang mengungsi.
Di Bangladesh, Palang Merah mengatakan 7 juta orang masih memerlukan tenda dan bantuan setelah hujan lebat membuat sungai meluap dan menggenangi desa-desa.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Memahami fakta-fakta penting tentang banjir adalah langkah awal yang penting dalam upaya pencegahan dan mitigasi.
Baca SelengkapnyaUntuk itu, ke depan juga diperlukan teknologi untuk wujudkan air bersih bagi masyarakat.
Baca SelengkapnyaSituasi di Gaza, Yaman, Ukraina, dan beberapa bagian dunia lain juga memperburuk krisis air yang terjadi.
Baca SelengkapnyaBencana banjir ini dipicu oleh hujan deras juga menyebabkan tanah longsor di semenanjung Jepang.
Baca SelengkapnyaSebanyak 8 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara dikepung banjir, sejak Selasa (5/9) pagi. Akibat bencana ini, seribu lebih warga memilih mengungsi.
Baca SelengkapnyaKelangkaan air tidak boleh dipandang sebagai masalah sektoral, melainkan masalah yang melampaui perekonomian secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaData satelit menunjukan ada peristiwa aneh di daerah-daerah di China.
Baca SelengkapnyaBencana banjir dan longsor di Kabupaten Pesisir Selatan, Sumatera Barat (Sumbar) diperkirakan menimbulkan kerugian hingga Rp157 miliar.
Baca SelengkapnyaHujan deras yang mengguyur bagian barat daya Jepang telah memicu banjir dan tanah longsor pada Senin (10/7/2023).
Baca SelengkapnyaBanjir melanda sejumlah wilayah di pesisir Sumatera Barat. Seorang warga Pariaman dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini.
Baca SelengkapnyaTerjangan banjir parah di selatan brasil ini ini menewaskan 55 orang dan menyebabkan 74 orang lainnya hilang.
Baca SelengkapnyaBanjir parah melanda kota-kota di selatan Brasil. Sebanyak 85 orang dinyatakan tewas dan 130 orang dilaporkan masih hilang.
Baca Selengkapnya