Sederet pemain kunci dalam pergolakan Timur Tengah saat ini
Merdeka.com - Sebuah terowongan meledak di perbatasan Gaza-Israel, perdana menteri Libanon tiba-tiba mundur, pangeran dan menteri Saudi diciduk atas tuduhan korupsi, perang melawan ISIS di Irak dan Suriah masih terus berlangsung--semua kejadian itu berkelindan dengan perseteruan Iran dan Israel serta para sekutu mereka. Timur Tengah menjadi kawasan paling bergejolak di muka bumi.
Faktor itu memunculkan kepentingan tersendiri yang terkadang dimanfaatkan oleh masing-masing negara untuk menguasai wilayah di Timur Tengah. Beberapa negara menginginkan kuasa penuh atas Timur Tengah dan rela menghalalkan segala cara untuk bisa memperluas kekuasaan mereka, salah satunya yaitu 'berdamai' dengan kelompok teroris.
Tidak heran, Timur Tengah menjadi kawasan penuh konflik yang bisa memicu peperangan.
-
Siapa yang terlibat dalam konflik Israel dan Palestina? Pada akhir perang pada Juli 1949, Israel menguasai lebih dari dua pertiga bekas Mandat Inggris, sementara Yordania menguasai Tepi Barat dan Mesir menguasai Jalur Gaza.
-
Siapa yang terlibat dalam perseteruan ini? Keputusan ini muncul sebagai bagian dari perseteruan panjangnya dengan mantan suaminya, Atalarik Syach.
-
Dimana pertempuran terjadi? Pertempuran demi pertempuran pun bergejolak di mana-mana. Tentara Indonesia yang sebagian besar terdiri dari orang pribumi ini berjuang keras demi mempertahankan kemerdekaan dan tanah kelahiran mereka. Salah satu peristiwa penting yang tak lekang oleh waktu adalah Pertempuran Lima Hari Lima Malam yang terjadi di Kota Palembang, Sumatra Selatan.
-
Siapa yang paling terdampak oleh serangan ini? Pengguna yang paling terdampak oleh serangan ini terutama berasal dari Brasil, Spanyol, Italia, dan Rusia.
-
Siapa yang paling terdampak? Menurut penelitian tahun 2017 dari Sleep Medicine Clinics, sekitar 40 hingga 70 persen lansia mengalami masalah tidur kronis.
Dilansir dari laman Haaretz, Rabu (8/11), berikut ini pihak-pihak yang menjadi pemain kunci dalam bergolaknya situasi di Timur Tengah saat ini.
1. Iran
Selama enam setengah tahun terakhir ini, kepemimpinan revolusioner Islam di Iran telah banyak berinvestasi untuk menopang rezim Presiden Basyar al-Assad di Suriah. Dukungan itu meliputi pengiriman "bantuan militer" dari pasukan Kurdi, pengiriman ribuan pejuang Hizbullah yang bertugas mengangkut armada senjata dari Bandara Damaskus, hingga perekrutan puluhan ribu orang, terutama pengungsi Afghanistan, untuk berperang melawan milisi Syiah.
Namun, berbagai bantuan yang diberikan itu tidak cukup untuk mengukuhkan posisi Assad sampai Rusia bergabung dengan koalisi tersebut pada September 2015 lalu.
Kini, posisi Assad sudah aman dan Iran menginginkan balasan atas segala perjuangannya yang berupa pertambangan mineral dan hak untuk membangun sebuah pangkalan udara di Suriah serta pelabuhan militer di pantai Mediterania.
2. Israel
Israel merupakan negara yang mengerahkan tekanan diplomatik dan ancaman dengan memanfaatkan kekuatan militer untuk mencegah Iran membangun pangkalan permanen di Suriah.
Meski Saudi dan Perdana Menteri Libanon yang baru mundur, Hariri, sudah menduga Israel akan menyerang Libanon, hal itu tidak akan terjadi dalam beberapa pekan mendatang. Israel kini tengah mempersiapkan latihan militer berskala internasional dengan tujuh angkatan udara negara lain dari tiga benua.
Bentrokan tentara Israel dan pemuda Palestina ©REUTERS/Mohamad Torokman
3. Gaza
Konflik di Gaza memiliki jalan tersendiri yang melibatkan perjanjian rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah yang baru ditandatangani bulan lalu. Mesir menginginkan Hamas menjaga perdamaian di Gaza agar jalur tersebut tidak lagi memberi jalan bagi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di Sinai untuk menjadikannya pusat logistik.
4. Hamas
Penguasa di Jalur Gaza sejauh ini belum beralih ke Zionisme. Namun, penutupan jalur yang masih berlanjut dan situasi ekonomi yang semakin memburuk serta sanksi dari otoritas Palestina membuah pemimpin Hamas baru di Gaza, Yahya Sinwar, harus mengambil keputusan untuk bekerja sama dengan negara Mesir dan Otoritas Palestina.
5. Mesir
Belum lama ini, Mesir dianggap sebagai unsur utama Arab dalam koalisi anti-Iran. Namun, lemahnya politik dan ekonomi yang sedang berlangsung di negara tersebut memaksa mereka untuk tetap fokus kepada pertempuran dengan ISIS di Sinai.
Mesir juga telah membatalkan misinya untuk memimpin kamp Sunni Arab dan menyerahkannya kepada Saudi.
6. Arab Saudi
Penangkapan terhadap 11 pangeran berikut empat menteri, 10 mantan pejabat, dan sejumlah pengusaha Arab Saudi diduga terlibat korupsi oleh komite anti-korupsi cukup mengejutkan publik.
Meski penangkapan yang dikerahkan oleh Putra Mahkota Muhammad bin Salman tersebut merupakan satu upaya untuk mencegah kasus korupsi di negara tersebut, namun bayak yang menilai penangkapan itu dilakukan dengan maksud lain.
Banyak yang menilai bahwa pewaris takhta Saudi itu sengaja menangkap para pesaing potensialnya untuk memperkuat kekuasaan. Pengamat menilai bahwa hal itu merupakan langkah akhir yang dikonsolidasikan otoritas di bawah kekuasaan Pangeran Muhammad untuk menyingkirkan penantang politiknya.
7. Hizbullah
Setelah berjuang selama lebih dari enam tahun di Suriah sebagai pelopor senjata nuklir Iran, Hizbullah bisa berbangga dengan beberapa kemenangan yang didapatkannya. Tidak hanya itu, Hizbullah juga banyak diuntungkan terutama dari segi pengalaman tentang penggunaan senjata canggih, komando dan kontrol formasi militer.
Sayangnya mereka kehilangan sekitar 800 anggota dalam pertempuran sementara ribuan lainnya terluka.
Dilihat dari segi militer, Hizbullah ditengarai tidak akan melakukan serangan ke Israel. Sebabnya, Hizbullah masih berjuang di sejumlah lokasi di Suriah dan harus membangun kembali unit mereka sebelum memulai perang baru.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Konflik geopolitik di Timur Tengah sejauh ini tidak berpengaruh pada stabilitas keamanan di Indonesia
Baca SelengkapnyaKetegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.
Baca SelengkapnyaMengingat salah satu negara importir minyak mentah terbesar di dunia yakni, Arab Saudi.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga minyak akan berpengaruh besar pada harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKekacauan dunia terjadi dipicu oleh potensi resesi Amerika Serikat hingga perang yang terjadi di Eropa dan Timur Tengah
Baca SelengkapnyaAnggota DPR mewanti-wanti agar Pemerintah Indonesia konsisten mendorong pendekatan diplomasi
Baca SelengkapnyaSelain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.
Baca SelengkapnyaMulai dari ancaman perubahan iklim, pelemahan ekonomi global, hingga konflik Rusia-Ukraina dan konflik Israel dan Hamas.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi singgung kondisi negara di dunia yang sedang memanas
Baca SelengkapnyaKonflik di Timur Tengah antara Iran dan Israel bisa memicu gangguan ekonomi ke semua negara di dunia, tak terkecuali Indonesia.
Baca SelengkapnyaWarga negara asing yang meninggalkan Lebanon di tengah ketegangan regional semakin meningkat jumlahnya.
Baca SelengkapnyaBudiman menegaskan faktor geopolitik dan situasi global sangat krusial menentukan nasib Indonesia.
Baca Selengkapnya