Sensus 'bakat terorisme' buat warga Uighur di China dikecam
Merdeka.com - Perlakuan pemerintah komunis China terhadap etnis minoritas muslim Uighur di Provinsi Xinjiang semakin tidak masuk akal. Mereka kini meluncurkan sensus hanya menyasar orang Uighur buat mengetahui apakah mereka mempunyai bakat menjadi teroris.
Dilansir dari laman RFA, Selasa (18/7), sensus itu diketahui setelah pada 10 Juli lalu Komite Lingkungan Jalan Hebei Barat di Ibu Kota Urumqi menyebar hasilnya. Meski dalam kertas itu dicantumkan sensus hanya buat etnis selain Han, tetapi kenyataannya cuma diberikan kepada orang-orang Uighur.
Di dalamnya tercantum 13 nama warga Uighur dan nilai potensi mereka melakukan aksi teror. Ada sepuluh poin evaluasi yang jika diberi nilai penuh maka berjumlah seratus. Alasan hal itu dilakukan sebagai antisipasi dan mengenali orang Uighur yang dianggap suatu saat cenderung menjadi radikal.
-
Apa yang terjadi pada warga Uighur? 'Dan kemudian mereka tidak tahu tentang orang tuaku. Itu terakhir kali aku mendengar kabar dari mereka,' ujar Abdul ketika menjadi narasumber pada agenda konferensi pers dan dialog publik bertemakan 'Plight of Uyghur and Current Updates' diselenggarakan oleh OIC Youth Indonesia di Marrakesh Inn Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (19/12).
-
Kenapa warga Uighur dikriminalisasi? 'Penerintah komunis China mengkriminalisasi praktek Islam yang normal,' kata Abdul.
-
Bagaimana China mengawasi warga Uighur? Lebih lanjut, Astrid juga menjelaskan bahwa perkembangan situasi terkini dari masyarakat Uighur di China, di mana masih banyak CCTV atau kamera pengawas yang mengamati kondisi atau pergerakan warga di sana, khususnya di provinsi Xinjiang. 'Kondisi saat ini masih terjadi pembatasan atau pengawasan, baik secara langsung ataupun tidak langsung menggunakan teknologi yang lebih canggih,' jelasnya.
-
Siapa korban dari pembantaian di China? 41 tulang belulang tanpa kepala yang dianalisis ternyata semuanya milik wanita dan anak-anak.
-
Di mana situs pembantaian di China berada? Peneliti menemukan situs pembantaian ini, dikenal sebagai situs Honghe di Provinsi Heilongjiang, China timur laut, pada tahun 1990-an.
-
Apa yang dilakukan polisi China? Sang polisi bahkan tak segan turun tangan mempromosikan dagangan sang penjual dengan pengeras suara. 'Enam mao per setengah kilogram,' katanya. Saat salah seorang calon pembeli melirik, sang polisi turut menggiring sosoknya ke lapak.'Silakan kalau mau lihat dulu,' ungkapnya.
Poin itu meliputi usia, apakah bekerja atau pengangguran, apakah memiliki paspor, apakah rajin salat, apakah memahami ajaran Islam, apakah pernah berkunjung ke negara yang dianggap sarat dengan jejaring teroris, apakah pernah terlambat pulang kampung, atau memiliki kerabat di luar negeri, terakhir apakah anak-anak mereka bersekolah di rumah.
Jika hasil dari seluruh pertanyaan itu memiliki nilai 80 atau lebih, maka orang Uighur itu dianggap tidak mempunyai bibit radikal. Sebaliknya, jika nilainya di bawah 50 maka dia bakal diawasi.
Ketika dikonfirmasi maksud sensus terhadap warga Uighur, Komite Politik dan Hukum Partai Komunis China wilayah Urumqi menyatakan tidak pernah menerbitkannya. Menurut mereka, sensus itu justru dibuat oleh komite lingkungan.
"Kami cuma memeriksa dokumen itu ke bagian keagamaan dan membandingkannya dengan milik kami. Kemudian kami sahkan dengan stempel. Tujuannya memang buat mengumpulkan informasi tentang warga di wilayah kami," kata sumber di Komite Politik dan Hukum Partai Komunis China.
Sensus dianggap konyol itu dikecam oleh Presiden Asosiasi Uighur Amerika, Ilshat Hassan. Menurut dia, dengan cara itu membuktikan pemerintah China menganggap warga Uighur setara penjahat.
"Hal itu mengingatkan kami dengan perlakuan Nazi Jerman yang juga melakukan sensus buat mengenali kaum Yahudi, menganggap mereka ancaman, dan akhirnya terjadi perburuan dan pembantaian kaum Yahudi (holocaust) selama Perang Dunia II," kata Ilshat.
Ilshat menambahkan, dengan meluncurkan sensus diskriminatif, China seperti memandang orang Uighur bukan warga mereka. Malah dianggap seperti teroris hanya karena latar belakang kesukuan.
"Pemerintah China tidak mempercayai orang Uighur. Menjadi Uighur sama saja dianggap ancaman. Mereka memperlihatkan kebijakan menindas etnis minoritas," ujar Ilshat.
Sejak 2009, wilayah Provinsi Xinjiang yang menjadi rumah bagi etnis Uighur bergolak. Bentrokan dan tindak kekerasan kerap terjadi. Partai Komunis China menuding orang Uighur terpapar ajaran Islam radikal. Namun, para pegiat hak asasi manusia menyatakan hal itu adalah reaksi mereka terhadap kebijakan pemerintah komunis China yang mengekang kebebasan beragama.
Pemerintah komunis China memang terkenal sangat membatasi kegiatan orang Uighur. Mereka melarang warga muslim beribadah. Kemudian, warga Uighur juga dipaksa melepaskan budaya dan tradisi dengan cara melarang menggunakan bahasa Uighur.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Massa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.
Baca SelengkapnyaLaporan AS mengklaim ada genosida di Xinjiang dan pembatasan kegiatan keagamaan tertentu serta menunjukkan peningkatan "anti-Semitisme" secara daring.
Baca SelengkapnyaCerita Warga Uighur Hilang Kontak Tujuh Tahun dengan Keluarga Akibat Aksi Genosida
Baca SelengkapnyaKasus penikaman menyasar taman kanak-kanak kembali terjadi di China pada Senin (10/7/2023). Penyerangan ini menewaskan enam orang.
Baca SelengkapnyaPenampakan pasukan militer China kepung wilayah perairan dekat Taiwan.
Baca SelengkapnyaPelaku mengakui telah melakukan penusukan di luar sekolah kejuruan di China, dan polisi menyatakan ia tidak ragu-ragu dalam melakukannya.
Baca SelengkapnyaChina menganggap kubah dan menara masjid sebagai bentuk pengaruh asing.
Baca SelengkapnyaOPM terus melakukan teror dan propaganda. Teranyar, mereka membakar honai di belakang Koramil 1705-4/Moanemani dan menuduh TNI sebagai pelakunya.
Baca SelengkapnyaWarga menilai pengungsi Rohingya memanfaatkan kebaikan orang Aceh.
Baca SelengkapnyaPeristiwa kelam ini cukup memberikan luka mendalam bagi masyarakat Aceh yang dilakukan oleh aparat TNI di era konflik Aceh.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengklaim adanya penganiayaan yang dilakukan oleh tenaga kerja asing (TKA) Chi
Baca SelengkapnyaAlih-alih saling menghargai, mereka justru melakukan penyiksaan terhadap sesama orang asli Papua. Nampak para warga dikumpulkan untuk disiksa ditodong senpi.
Baca Selengkapnya