Serangan udara AS bakar simpanan uang tunai ISIS senilai Rp 10,5 T
Merdeka.com - Serangan udara Amerika Serikat menghancurkan uang simpanan kelompok teror Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sebesar USD 800 juta (setara Rp 10.5 triliun). Koalisi melawan ISIS ini sebelumnya juga telah menghancurkan depot uang ISIS di mana tersimpan uang sebanyak USD 150 juta (setara Rp 1,9 triliun).
Menurut Angkatan Udara AS, Mayjen Peter Gersten mengatakan kelompok teror tersebut sudah bangkrut dan juga gagal dalam merekrut mereka anggota baru. Gersten yang juga merupakan wakil komandan untuk operasi militer ini mengatakan akan mencoba untuk mematahkan semangat ISIS.
"Kami melihat sebuah kehancuran dari ISIS," kata dia seperti dilansir dari Daily Mail, Rabu (27/4).
-
Kenapa kasus penembakan massal di AS meningkat? Setiap hari 321 orang jadi korban penembakan massal di AS.
-
Kenapa ISIS mengklaim bertanggung jawab atas penembakan? Kelompok Negara Islam atau ISIS, mengatakan mereka melakukan serangan pada hari Jumat (22/3) di Balai Kota Crocus, dan mengunggah bukti video.
-
Dimana tentara muslim AS bertugas? Pria 43 tahun ini bertugas di bagian pelayanan sipil Batalion ke-96 dan Brigadir urusan sipil ke-95 di Fort Bragg, California Utara.
-
Bagaimana cara militer Israel melemahkan Hamas? 'Yang bisa dilakukan adalah mengembangkan sesuatu yang lain untuk menggantikannya. Sesuatu yang akan membuat penduduk menyadari ada orang lain yang mendistribusikan makanan, ada orang lain yang mengurus layanan publik. Untuk benar-benar melemahkan Hamas, inilah caranya,' kata Hagari.
-
Kenapa tentara Israel kurang siap berperang? 'Timnya (Netanyahu) tidak mau dia mendengar kondisi yang sebenarnya jadi mereka menjauhkan dia dari saya. Saya sudah katakan tentara tidak siap untuk berperang karena banyak prajurit yang tidak berlatih selama lima tahun dan peralatan pun kurang,' ujar Brik kepada harian berbahasa Ibrani Maariv yang diterbitkan kemarin, seperti dikutip laman New Arab, Sabtu (24/2).
-
Siapa yang dilatih militer Mesir? Mayoritas sukarelawan tersebut adalah mahasiswa Indonesia di Kairo.
"Kami juga melihat ketidakmampuan mereka membayar orang, ketidakmampuan untuk melawan, kami menonton mereka mencoba untuk meninggalkan ISIS setiap harinya dengan berbagai cara," sambung Gersten.
Sejak akhir tahun lalu, angka orang asing yang bergabung dengan ISIS semakin menurun. Dari sekitar 1.500 hingga 2.000 orang per bulan menjadi 200 saja.
Kementerian Luar Negeri AS sendiri mengaku ISIS saat ini semakin melemah. Kemungkinan besar orang yang mau bergabung dengan ISIS mulai berpikir untuk ikut kelompok tersebut sebab gajinya semakin kecil.
Hal ini terbukti dari pemberitaan beberapa waktu lalu yang menyebutkan para militan ISIS harus rela gajinya dipotong setengah. Semakin menyusutnya wilayah kekuasaan dan harga minyak yang turun bisa jadi penyebab dari miskinnya ISIS saat ini.
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penambahan jumlah tentara dilakukan sebelum tumbangnya rezim Bashar Al-Assad.
Baca SelengkapnyaSerangan balasan Israel terhadap Iran juga diperkirakan mengerek harga jual emas.
Baca SelengkapnyaPerhitungan ini berdasarkan hasil analisis The Washington Post pada Minggu.
Baca SelengkapnyaAS mengirim bantuan senjata ke kelompok pemberontak Suriah sejak demonstrasi pecah pada 2011.
Baca SelengkapnyaUsai libur panjang lebaran, Rupiah makin terpuruk akibat serangan Iran ke Israel pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaKurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.708 dari sebelumnya Rp15.675 per USD.
Baca SelengkapnyaNilai tukar Rial Iran (IRR) anjlok usai Iran serang Israel dengan rudal balistik pada Sabtu (13/4) malam.
Baca SelengkapnyaSeorang jurnalis berhasil temukan sejumlah bangkai tank Israel yang kini jadi rongsokan usai dihancurkan Hamas.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPPATK telah membekukan beberapa rekening yang berkaitan dengan pegawai KAI tersebut.
Baca SelengkapnyaMelemahnya Rupiah bisa berdampak pada kenaikan harga-harga bahan kebutuhan pokok hingga elektronik berikut ini.
Baca SelengkapnyaUtang Israel diperkirakan akan meningkat tajam, yang akan membuat perekonomian Israel terpukul.
Baca Selengkapnya