Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Singapura Eksekusi Mati Pria dengan Keterbelakangan Mental Terkait Kasus Narkoba

Singapura Eksekusi Mati Pria dengan Keterbelakangan Mental Terkait Kasus Narkoba Sejumlah orang memprotes eksekusi mati Nagaenthran K. Dharmalingam oleh pengadilan Singapura. ©Roslan Rahman/AFP /Getty Images

Merdeka.com - Singapura mengeksekusi mati seorang pria dengan keterbelakangan mental pada Rabu, setelah upaya panjang permohonan grasinya ditolak.

Nagaenthran K Dharmalingam (34), warga negara Malaysia, ditangkap pada 2009 karena membawa 42,7 gram heroin ke Singapura. Dia divonis dan dijatuhi hukuman mati pada 2010.

Pengacara keluarga Dharmalingam, N Surendran mengatakan kepada BBC, kakak kliennya diberitahu pejabat penjara bahwa eksekusi telah dilakukan pada Rabu.

"Kakaknya sedang menunggu jenazahnya dan membawanya kembali ke daerah asal mereka, Ipoh di Malaysia," jelasnya, dikutip dari CNN, Rabu (27/4).

Kasus ini menarik perhatian internasional, termasuk PBB, Perdana Menteri Malaysia Ismail Sabri Yakob, dan miliarder Inggris, Richard Branson, yang mengecam sistem pengadilan terhadap Dharmalingam yang mengalami keterbelakangan mental. Seorang psikolog menilai menguji IQ-nya dan hasilnya 69.

Kuasa hukumnya mengajukan sejumlah banding untuk mencegah eksekusi, berpendapat bahwa Dharmalingam seharusnya tidak dihukum mati berdasarkan UU Singapura karena dia tidak bisa memahami tindakannya.

Namun pengadilan Singapura menolak banding terakhir pengacara Dharmalingam bulan lalu, dengan alasan "tidak ada bukti yang dapat diterima yang menunjukkan penurunan kondisi mental pemohon setelah melakukan pelanggaran."

Pada Selasa, pengadilan Singapura menolak gugatan hukum ibu Dharmalingam, sehingga memungkinkan pelaksanaan eksekusi. Di akhir persidangan, Dharmalingma dan keluarganya menangis dan Dharmalingam terdengar menangis dan memanggil ibunya.

Menurut pengacaranya, Dharmalingam menghabiskan waktu satu dekade di penjara sebelum dieksekusi dan sepanjang waktu itu kesehatannya semakin memburuk.

Kelompok anti hukuman mati, Reprieve mengatakan nama Dharmalingam akan dicatat sejarah sebagai korban kesalahan hukum yang tragis.

Sekitar 300 orang berkumpul di sebuah taman di Singapura dengan menyalakan lilin, memprotes eksekusi mati Dharmalingam, seperti dilaporkan Reuters.

Singapura adalah salah satu negara di dunia dengan hukum paling keras terkait narkoba. Penyelundupan sejumlah narkoba, misalnya 15 gram heroin, bisa terancam hukuman mati berdasarkan UU Penyalahgunaan Narkoba.

(mdk/pan)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Uang Gadai Rumah Habis untuk Judi Online, Pria di Semarang Gantung Diri
Uang Gadai Rumah Habis untuk Judi Online, Pria di Semarang Gantung Diri

Sebelum melakukan bunuh diri, SR sempat mengirimkan pesan ke handphone istrinya yang baru melahirkan.

Baca Selengkapnya
Pria di Kubu Raya Tega Bunuh Mantan Istrinya Karena Sakit Hati dengan Ucapan Korban
Pria di Kubu Raya Tega Bunuh Mantan Istrinya Karena Sakit Hati dengan Ucapan Korban

"Perkataan kasar korban memicu emosi tersangka sehingga tersangka membunuh korban,” kata Ruslan

Baca Selengkapnya
Bukan Korban Pembunuhan, Ini Penyebab Tewasnya Mayat Terikat Rantai dan Pemberat di Sungai Musi
Bukan Korban Pembunuhan, Ini Penyebab Tewasnya Mayat Terikat Rantai dan Pemberat di Sungai Musi

Penyebab tewasnya pria dengan kaki terikat rantai dan pemberat batu dalam karung di Sungai Musi akhirnya terkuak.

Baca Selengkapnya
Pria di Rote Ndao Bunuh Kakak saat Didoakan, Pelaku Baru Keluar dari Rumah Sakit Jiwa
Pria di Rote Ndao Bunuh Kakak saat Didoakan, Pelaku Baru Keluar dari Rumah Sakit Jiwa

Pelaku melempari para pendoa lalu menusuk kakak kandungnya dengan linggis.

Baca Selengkapnya
Pria Paruh Baya Diculik, Diperas & Diteror Usai Dituduh Lecehkan Wanita, Ujungnya Tewas Gantung Diri
Pria Paruh Baya Diculik, Diperas & Diteror Usai Dituduh Lecehkan Wanita, Ujungnya Tewas Gantung Diri

Motif para pelaku adalah ingin mendapatkan keuntungan secara ekonomis dari korban.

Baca Selengkapnya
Divonis Mati Akibat Bunuh 4 Anak Kandung, Panca Darmansyah Disebut Idap Gangguan Kejiwaan
Divonis Mati Akibat Bunuh 4 Anak Kandung, Panca Darmansyah Disebut Idap Gangguan Kejiwaan

Panca sempat menjalaninya di Mabes Polri dan Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati.

Baca Selengkapnya
Miris, Lansia di Bekasi Nekat Akhiri Hidup karena Tidak Sanggup Berobat
Miris, Lansia di Bekasi Nekat Akhiri Hidup karena Tidak Sanggup Berobat

Pria berinisial MM (70) itu diduga tewas karena gantung diri.

Baca Selengkapnya
Pelaku Pembunuhan di Mall Central Park Alami Gangguan Skizofrenia Paranoid
Pelaku Pembunuhan di Mall Central Park Alami Gangguan Skizofrenia Paranoid

Pelaku disebut mengidap penyakit gangguan jiwa berat

Baca Selengkapnya
Jadi Tersangka, Tarsum Pemutilasi Istri di Ciamis Terancam Hukuman Mati
Jadi Tersangka, Tarsum Pemutilasi Istri di Ciamis Terancam Hukuman Mati

Kapolres Ciamis, AKBP Akmal menyebut Tarsum bisa dijerat dengan hukuman maksimal sampai pidana mati.

Baca Selengkapnya
Kronologis Eksekusi Rumah di Lebak Bulus Berujung Tewasnya Anak Mantan Menteri Era Soeharto
Kronologis Eksekusi Rumah di Lebak Bulus Berujung Tewasnya Anak Mantan Menteri Era Soeharto

Rasich Hanif (RH), putra dari menteri era Presiden Soeharto, Radinal Mochtar, meninggal dunia saar terlibat bentrok dengan petugas ketika rumahnya dieksekusi.

Baca Selengkapnya
Perkara Tak Dapat Gratisan, Preman Abal-Abal Tusuk Pemuda Hingga Tewas
Perkara Tak Dapat Gratisan, Preman Abal-Abal Tusuk Pemuda Hingga Tewas

Pelaku ditangkap pada Jumat (28/7) dini hari di sebuah rumah di kecamatan Batujaya setelah pelariannya selama 10 hari.

Baca Selengkapnya
Sakit Hati Diusir Anak Semata Wayang, Pria 70 Tahun di Musi Rawas Nekat Gantung Diri
Sakit Hati Diusir Anak Semata Wayang, Pria 70 Tahun di Musi Rawas Nekat Gantung Diri

Seorang pria renta, SM (70) di Musi Rawas, Sumsel, diduga nekat mengakhiri hidupnya karena sakit hati diusir anak semata wayangnya.

Baca Selengkapnya