Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Taliban Umumkan Perang Berakhir Setelah Presiden Ashraf Ghani Kabur dari Afghanistan

Taliban Umumkan Perang Berakhir Setelah Presiden Ashraf Ghani Kabur dari Afghanistan Pejuang Taliban mengendarai mobil Tentara Nasional Afghanistan (ANA) di Provinsi Laghman pada 15 Agu. ©AFP

Merdeka.com - Taliban mengumumkan perang di Afghanistan telah berakhir setelah kelompok pemberontak itu merebut istana presiden di Kabul ketika pasukan asing yang dipimpin AS meninggalkan negara tersebut dan negara-negara Barat berusaha mengevakuasi warga negara mereka yang tinggal di Afghanistan pada Senin (16/8).

Presiden Afghanistan, Ashraf Ghani meninggalkan negaranya pada Minggu ketika militan Islamis itu memasuki Kabul, mengatakan dia ingin mencegah pertumpahan darah, sementara ratusan warga Afghanistan berjuang untuk meninggalkan bandara Kabul yang dibanjiri warga.

“Hari ini adalah hari besar bagi rakyat Afghanistan dan mujahidin. Mereka telah menyaksikan hasil usaha mereka dan pengorbanan mereka selama 20 tahun,” jelas juru bicara kantor politik Taliban, Mohammad Naeem, kepada Al Jazeera TV.

“Alhamdulillah, perang berakhir di negara ini,” lanjutnya, dilansir Channel News Asia, Senin (16/8).

Naeem menyampaikan, tipe dan bentuk rezim baru di Afghanistan akan segera diperjelas, menambahkan Taliban tidak ingin hidup dalam isolasi dan menyerukan hubungan internasional yang damai.

“Kami telah mencapai apa yang kami cari, yaitu kebebasan negara kami dan kemerdekaan rakyat kami,” jelasnya.

“Kami tidak akan mengizinkan siapapun memanfaatkan tanah kami untuk menargetkan siapapun, dan kami tidak ingin melukai orang lain.”

Di Washington, penentang keputusan Presiden AS Joe Biden untuk mengakhiri perang panjang Amerika, yang diluncurkan setelah serangan 11 September, mengatakan kekacauan disebabkan kegagalan kepemimpinan.

Para diplomat Amerika diterbangan menggunakan helikopter menuju bandara dari kedutaan mereka di kawasan berpengamanan tinggi di distrik Wazir Akbar Khan ketika pasukan Afghanistan yang dilatih selama bertahun-tahun oleh AS dan diberikan peralatan kabur.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS pada Senin dini hari mengatakan hampir seluruh personel kedutaan, termasuk Duta Besar Ross Wilson, berada di bandara dan bendera Amerika telah diturunkan dan dicabut dari halaman kedutaan.Di bandara Kabul, ratusan warga Afghanistan menunggu penerbangan, beberapa calon penumpang menyeret barang bawaan melintasi landasan pacu dalam kegelapan, sementara para perempuan dan anak-anak tidur dekat koridor petugas keamanan.

Seorang sumber di bandara mengatakan beberapa orang terlibat cekcok karena tidak bisa mendapatkan tempat karena keberangkatan dihentikan.

Stasiun televisi lokal, 1TV melaporkan sejumlah ledakan terdengar di Kabul setelah malam tiba, tapi kota itu sangat sepi sepanjang Minggu siang.

Kelompok bantuan kedaruratan mengatakan 80 orang terluka telah dibawa ke rumah sakit di Kabul, yang kapasitasnya penuh dan hanya mengizinkan orang dengan luka parah yang bisa mengancam nyawanya.

Dalam sebuah unggahan Facebook, Ghani mengatakan dia kabur dari Afghanistan untuk mencegah bentrokan dengan Taliban yang dapat membahayakan jutaan penduduk Kabul.

Dia tidak menyebutkan di mana keberadaannya dan belum jelas kemana tujuannya atau bagaimana kekuasaan akan diserahkan setelah sejumlah wilayah jatuh ke Taliban.

Al Jazeera dalam siaran televisinya menampilkan cuplikan para komandan Taliban berada di istana presiden bersama puluhan pejuang bersenjata.

Beberapa pengguna media sosial di Kabul menyebut Ghani seorang pengecut karena meninggalkan mereka di tengah kekacauan. Sebuah tweet dari akun centang biru Kedutaan Afghanistan di India mengatakan: “Kami semua membenturkan kepala karena malu."

Syariah

Banyak warga Afghanistan takut Taliban akan kembali ke praktik keras masa lalu dalam penerapan syariah atau hukum Islam. Selama berkuasa pada 1996 sampai 2001, perempuan tidak diizinkan bekerja dan menerapkan hukuman seperti rajam, cambuk, dan hukum gantung.

Kelompok militan ini berjanji untuk menerapkan hukum yang lebih moderat, berjanji untuk menghormati hak-hak perempuan dan melindungi warga asing dan warga Afghanistan.“Kami siap berdialog dengan semua tokoh Afghanistan dan akan menjamin mereka perlindungan yang diperlukan,” jelas Naeem kepada Al Jazeera Mubasher TV.

Sekjen PBB, Antonio Guterres mendesak Taliban dan semua pihak untuk menahan diri, dan mengungkapkan kekhawatirannya akan masa depan perempuan dan anak gadis di Afghanistan.

Pentagon mengirim 1.000 pasukan tambahan untuk membantu evakuasi warga negara AS dan Afghanistan yang bekerja untuk mereka, seperti disampaikan seorang pejabat AS.

Seorang pejabat pertahanan senior AS mengatakan kepada Reuters pada Minggu malam di Washington, sekitar 500 orang, sebagian besar warga Amerika, telah berhasil dievakuasi sejauh ini. Jumlah itu akan bertambah menjadi 5.000 orang per hari ketika semua pasukan AS yang telah direncanakan tiba di Kabul.

Negara-negara Eropa termasuk Prancis, Jerman, dan Belanda juga mengatakan mereka sedang berusaha mengevakuasi warga mereka termasuk beberapa warga Afghanistan yang bekerja untuk mereka keluar dari negara tersebut.Rusia mengatakan pihaknya tidak perlu mengevakuasi kedutaannya untuk saat ini. Turki mengatakan kedutaannya akan tetap beroperasi.

Evakuasi warga Amerika

Ditanya apakah gambar helikopter yang mengangkut personel menggugah ingatan terkait evakuasi warga Amerika Serikat dari Vietnam pada tahun 1975, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada ABC News: "Mari kita mundur selangkah. Ini jelas bukan Saigon."

Biden menghadapi kritik yang meningkat di dalam negeri setelah bersikeras tetap menarik pasukannya dari Afghanistan.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu, Anggota Senat dari Republik, Mitch McConnell menyalahkan Biden atas apa yang disebutnya “kegagalan memalukan kepemimpinan Amerika”.

“Para teroris dan pesaing utama seperti China sedang menonton keadaan memalukan negara adidaya direndahkan,” ujarnya.

Naeem mengatakan Taliban akan mengadopsi kebijakan non-intervensi dalam urusan negara lain sebagai imbalan negara lain tidak akan mengintervensi Afghanistan.

“Menurut kami pasukan asing tidak akan mengulang kegagalannya di Afghanistan sekali lagi.” (mdk/pan)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Berkuasa 15 Tahun, PM Bangladesh Akhirnya Mundur Lalu Kabur ke Luar Negeri, Kantornya Dijarah Demonstran
Berkuasa 15 Tahun, PM Bangladesh Akhirnya Mundur Lalu Kabur ke Luar Negeri, Kantornya Dijarah Demonstran

Sheikh Hasina kabur menggunakan helikopter militer bersama saudara perempuannya.

Baca Selengkapnya
VIDEO Demonstran Makan-Makan dan Jarah Barang-Barang di Istana PM Bangladesh, Ada yang Ambil Baju dan Kutang
VIDEO Demonstran Makan-Makan dan Jarah Barang-Barang di Istana PM Bangladesh, Ada yang Ambil Baju dan Kutang

Sheikh Hasina digulingkan rakyatnya setelah 15 tahun berkuasa dan melarikan diri ke India.

Baca Selengkapnya
VIDEO Demonstran Robohkan Patung Ayah Mantan PM Bangladesh Pakai Kapak dan Ekskavator
VIDEO Demonstran Robohkan Patung Ayah Mantan PM Bangladesh Pakai Kapak dan Ekskavator

Video Demonstran Bangladesh Robohkan Patung Ayah Mantan PM Pakai eskavator

Baca Selengkapnya
FOTO: Aksi Pengunjuk Rasa Serbu Rumah PM Bangladesh, TV hingga Perabotan Dijarah
FOTO: Aksi Pengunjuk Rasa Serbu Rumah PM Bangladesh, TV hingga Perabotan Dijarah

Aksi penyerbuan ini dilakukan setelah PM Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dari jabatannya.

Baca Selengkapnya
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang
FOTO: Dahsyatnya Banjir Bandang Menerjang Arghanistan, Puluhan Tewas dan Lebih dari 40 Orang Hilang

Sedikitnya sekitar 30 orang tewas saat terjangan banjir bandang dahsyat menyapu beberapa wilayah Afghanistan pada akhir pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas
Kronologi Diplomat Indonesia Diserang Bom di Pakistan, Satu Polisi Tewas

Serangan tersebut dikonfirmasi menewaskan seorang polisi yang mengawal konvoi.

Baca Selengkapnya
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat  dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan
Kementerian Luar Negeri Pastikan Diplomat Indonesia Selamat dan Aman Setelah Diserang Bom di Pakistan

Diplomat Indonesia bersama dengan sejumlah diplomat negara lainnya menjadi korban serangan teroris saat dalam perjalanan menuju sebuah acara di Pakistan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Porak Poranda Afghanistan Setelah Banjir Dahsyat Bercampur Lumpur, Lebih dari 300 Orang Tewas
FOTO: Porak Poranda Afghanistan Setelah Banjir Dahsyat Bercampur Lumpur, Lebih dari 300 Orang Tewas

Di provinsi Baghlan terdapat 311 korban tewas, 2.011 rumah hancur dan hampir 3.000 rumah rusak parah.

Baca Selengkapnya
Israel Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya
Israel Umumkan Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya

Israel Umumkan Bakal Tarik Mundur Ribuan Pasukan dari Gaza, Ternyata Ini Alasannya

Baca Selengkapnya
Pejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza
Pejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza

Pejabat-Pejabat Kemlu AS Mundur karena Kebijakan Joe Biden di Gaza

Baca Selengkapnya
Putus Asa Takut Disiksa saat Ditahan Taliban di Afghanistan, Wartawan Barat ini Kaget Perlakuan Orang Muslim padanya
Putus Asa Takut Disiksa saat Ditahan Taliban di Afghanistan, Wartawan Barat ini Kaget Perlakuan Orang Muslim padanya

Cerita eks wartawan surat kabar di London pernah ditangkap di Afghanistan.

Baca Selengkapnya
Peraih Nobel dan Ekonom Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh Sementara, Gantikan Sheikh Hasina yang Kabur ke Luar Negeri
Peraih Nobel dan Ekonom Muhammad Yunus Jadi PM Bangladesh Sementara, Gantikan Sheikh Hasina yang Kabur ke Luar Negeri

Sheikh Hasina mundur pada Senin (5/8) setelah unjuk rasa mematikan yang dipimpin aktivis mahasiswa, menuntut pengunduran dirinya.

Baca Selengkapnya