5 Alasan orang tua dilarang berteriak pada anak
Merdeka.com - Tidak ada orang tua yang sempurna. Semua orang harus melalui proses untuk belajar bagaimana membesarkan anak. Namun, ada saat di mana orang tua merasa frustasi dengan perilaku anak mereka, sehingga mereka meluapkan kemarahan mereka dengan berteriak kepada anak. Perlu diketahui bahwa sikap ini bisa mengganggu perkembangan mental anak. Berikut adalah alasan kenapa orang tua dilarang berteriak pada anak.
1. Perkembangan emosional
Salah satu alasan mengapa Anda tidak boleh berteriak pada anak adalah karena itu bisa mempengaruhi perkembangan emosionalnya. Anak membutuhkan dorongan positif, yang dapat membantunya percaya bahwa dia bisa meraih kesuksesan dalam hidup. Ini juga akan memberi mereka kesempatan untuk mengeksplorasi dan mencoba hal-hal baru. Berteriak tidak akan membuatnya patuh kepada kata-kata Anda. Sebaliknya, dia akan menjadi semakin nakal dan susah diatur.
-
Mengapa sering membentak anak bisa berpengaruh buruk pada mental mereka? Anak-anak yang sering kali mendengar teriakan atau bentakan dari orang tua berpotensi mengalami trauma emosional. Dampak dari trauma ini bisa sangat serius, termasuk masalah kesehatan mental di kemudian hari, yang bisa menyebabkan penurunan rasa percaya diri.
-
Apa dampak membentak terhadap anak? Membentak dapat menyebabkan stres yang berkepanjangan pada anak, yang mempengaruhi kesehatan fisik mereka.
-
Apa saja dampak buruk membentak anak? Tidak hanya berdampak pada perilaku nakal, penggunaan kata kasar, dan penolakan untuk menerima kesalahan, tetapi dampak mentalnya juga bervariasi. Anak-anak yang sering diteriaki dapat mengalami masalah perilaku jangka pendek, seperti agresif, gejala kecemasan, dan perilaku bermasalah. Namun, yang lebih mengkhawatirkan adalah dampak jangka panjangnya.
-
Kenapa orang tua harus kontrol emosi di depan anak? Sebagai orang tua, Anda tentu menyadari bahwa reaksi dan pola perilaku yang ditampilkan orang tua dapat memiliki dampak besar pada perkembangan emosional dan sosial anak.
-
Kenapa anak dibentak bisa berpengaruh buruk pada kesehatan mental? Menurut penelitian, pola asuh agresif, seperti berteriak, mengancam, dan disiplin verbal, dapat memberikan dampak signifikan pada kesehatan mental anak-anak, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Bagaimana cara mengajarkan anak untuk tenang saat marah? Mengambil napas dalam-dalam, misalnya, bisa menenangkan pikiran dan tubuh anak saat mereka kesal. Pergi berjalan-jalan singkat, menghitung sampai 10, atau mengulang frase yang membantu juga bisa membantu.
2. Merasa tidak aman
Berteriak kepada anak bisa membuat mereka merasa takut dan tidak aman. Ini bisa menjadi pengalaman yang menakutkan bagi anak. Alhasil, anak akan selalu merasa tidak aman ketika Anda berada di dekatnya.
3. Menjadi pendengar yang buruk
Seseorang harus belajar menjadi pendengar yang baik. Ketika seorang anak tumbuh dengan orang tua yang selalu berteriak kepadanya, dia juga akan belajar hal yang sama. Pada akhirnya, dia pun akan menjadi seorang pendengar yang buruk bagi orang lain.
4. Mempengaruhi kepercayaan diri
Rasa percaya diri seorang anak dibangun oleh orang tuanya. Dan berteriak kepada anak akan membuatnya kehilangan rasa percaya dirinya. Akhirnya, anak pun tidak berani melakukan apa pun, tanpa terlebih dulu meminta persetujuan orang tua mereka. Dalam hal ini, harga diri anak juga dipertaruhkan.
5. Masalah perilaku anak
Sering berteriak di depan anak juga bisa mempengaruhi perilaku mereka. Anak-anak pun akhirnya menjadi mudah marah dan sering bersikap bandel di sekitar teman-teman mereka. Mereka juga menjadi sangat susah diatur dan sering melawan jika dinasihati.
Inilah lima alasan kenapa orang tua dilarang berteriak pada anak. Berikan anak kebebasan, tetapi Anda sebagai orang tua tetap harus memberi arah yang tepat bila mereka mulai tampak melenceng.
(mdk/des)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam mendidik anak, mendisiplinkan dan berbicara seharusnya tidak dilakukan orangtua dengan teriakan.
Baca SelengkapnyaBentakan terhadap anak dapat menyebabkan beberapa dampak negatif. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan metode pengasuhan yang positif.
Baca SelengkapnyaBanyak orangtua yang membentak dan meneriaki anak untuk mendisiplinkan buah hati. Hal ini ternyata perlu dihindari dan bisa berdampak buruk pada buah hati.
Baca SelengkapnyaBerikut cata mengatasi anak cengeng dan rewel yang bisa diterapkan oleh orang tua.
Baca SelengkapnyaPada saat anak mulai mengumpat, orangtua perlu untuk mengetahui cara menanggapinya dengan tepat agar hal ini tidak jadi kebiasaan bagi mereka.
Baca SelengkapnyaAnak-anak yang sering mengalami teriakan dari orangtua cenderung mengalami gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Baca SelengkapnyaWalau anak laki-laki kerap tidak dibolehkan untuk menangis, namun menangis ternyata penting untuk bisa tetap dilakukan anak laki-laki.
Baca SelengkapnyaSikap orangtua yang terlalu otoriter, memberikan terlalu banyak perhatian, atau tidak mendukung pendidikan dapat mengurangi kecerdasan anak.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaMenurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaPara orang tua mungkin sudah tidak asing lagi menghadapi anak tantrum di tempat umum. Berikut cara mengatasi anak tantrum di tempat umum secara efektif.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca Selengkapnya