5 Alasan Orangtua Perlu Membiarkan Anak Gagal
Merdeka.com - Tidak ada satu orang pun yang ingin gagal. Begitu juga orangtua yang pasti lebih senang melihat anak mereka berhasil. Namun mencicipi kegagalan adalah bagian tak terpisahkan dari fase kehidupan seorang manusia. Ada nilai pembelajaran di balik pengalaman tidak menyenangkan tersebut.
Satu hal yang tidak dibutuhkan seorang anak di periode tumbuh kembangnya adalah orangtua yang tidak mampu memaklumi kegagalan. Anak perlu didorong untuk menjadi manusia yang bertujuan mencapai keberhasilan. Namun kegagalan mereka pun perlu dimaklumi.
Dilansir dari SheKnows (18/10), berikut ini beberapa alasan orangtua harus membiarkan anak gagal.
-
Bagaimana anak bisa diajarkan untuk menghadapi kegagalan? Melindungi anak dari kemungkinan kegagalan sering kali menciptakan rasa takut dalam diri mereka untuk mencoba hal-hal baru. Sebenarnya, kegagalan adalah elemen yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Anak-anak yang diajarkan untuk menerima kegagalan dan belajar dari pengalaman tersebut akan berkembang menjadi individu yang lebih tangguh dan percaya diri.
-
Mengapa anak sulit menerima belajar? Salah satu alasan anak sering merasa kesulitan memahami pelajaran adalah karena mereka tidak melihat relevansi materi dengan kehidupan sehari-hari.
-
Apa yang menyebabkan anak merasa gagal? Hal ini sering kali menutupi kegembiraan dalam belajar dan menumbuhkan ketakutan terhadap kesalahan. Alih-alih melihat kesalahan sebagai kesempatan untuk belajar, anak-anak kerap merasa gagal ketika tidak memenuhi ekspektasi.
-
Kenapa anak takut akan kegagalan? Jika mereka memiliki rasa percaya diri yang rendah, ketakutan akan kegagalan dapat menghalangi mereka untuk mencoba hal-hal baru atau berbeda.
-
Bagaimana cara orang tua mendorong anak untuk belajar? Keterlibatan aktif dalam mendukung anak dalam tugas-tugas sekolah, membimbingnya melalui tantangan akademis, dan menanamkan nilai-nilai kesabaran dan ketekunan menjadi landasan yang kokoh dalam memotivasi anak untuk belajar.
-
Kenapa anak harus belajar? Mendorong anak agar suka belajar sejak dini adalah langkah penting untuk membangun kebiasaan positif yang akan memengaruhi masa depan mereka.
Mengajarkan Kegagalan Bukan Sesuatu yang Perlu Ditakuti
Jika orangtua bersikap suportif saat anak menemui kegagalan, bukan berarti mereka membiarkan anak tumbuh menjadi manusia yang tidak punya ambisi, lemah, atau bahkan tidak punya jiwa kompetitif.
Poin penting dari mendukung seorang anak yang baru mengalami kegagalan adalah mengajak mereka untuk memahami bahwa kegagalan bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Gagal itu wajar dan mereka perlu tahu itu.
Anak Bisa Belajar untuk Bangkit dan Mencapai Tujuan Lebih Baik
Jika orangtua menunjukkan keyakinan mereka terhadap kemampuan sang anak tanpa campur tangan, meskipun dia sudah gagal berkali-kali, kemungkinan besar keyakinan itu juga bakal tertanam di benak si anak. Dia akan mencoba berkali-kali lagi sampai berhasil.
2018 Merdeka.com/Pixabay
Menurut psikolog Lynn Margolies, PhD, orangtua yang suka ikut campur atau membantu anak secara berlebihan bukannya menjauhkan mereka dari kegagalan. Sikap seperti ini justru membuat anak tidak percaya diri dengan kemampuan mereka sendiri.
Menjadikan Anak Tumbuh dengan Mental yang Sehat
Salah besar jika memaklumi kegagalan bisa melemahkan mental seorang anak. Menurut Child Mind Institute, anak yang memelihara gagasan bahwa gagal adalah hal tak termaafkan justru lebih rentan mengalami gangguan kecemasan, takut mencoba hal baru, dan tidak bisa beradaptasi terhadap perubahan di sekelilingnya.
Anak Akan Merasa Dicintai
Anak yang tidak bahagia adalah anak yang merasa tidak dicintai. Orangtua penuntut yang selalu mengritik kegagalan anaknya hanya melahirkan manusia dewasa yang merasa tidak dicintai oleh siapapun. Anak yang tumbuh dengan orangtua seperti ini bahkan kesulitan untuk mencintai diri sendiri.
Anak Akan Lebih Menghargai Keberhasilan
Anak yang tidak pernah dibiarkan mencicipi kegagalan oleh orangtuanya tidak akan mengerti nikmatnya mencapai keberhasilan. Anak seperti ini tidak akan menghargai pentingnya proses dan upaya dalam mengejar sesuatu.
Jadi itulah alasan-alasan penting kenapa orangtua harus membiarkan anak mencicipi kegagalan.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menurut Richard Weaver, the spoiled child syndrome menciptakan perilaku anak yang egois, tidak dewasa, dan tantrum jika keinginannya tidak terpenuhi.
Baca SelengkapnyaKesalahan dalam parenting atau pengasuhan dari orangtua ternyata bisa menyebabkan kecerdasan anak tidak berkembang sempurna.
Baca SelengkapnyaSikap orangtua yang terlalu otoriter, memberikan terlalu banyak perhatian, atau tidak mendukung pendidikan dapat mengurangi kecerdasan anak.
Baca SelengkapnyaMenyindir anak terkait hal yang mereka lakukan bisa menimbulkan dampak buruk dalam pola pengasuhan yang dilakukan.
Baca SelengkapnyaKarakter anak terbentuk selama masa pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh pola asuh orang tua dan kebiasaan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaMembuat anak menjadi lebih mandiri merupakan tanggungjawab orangtua dan bisa dilakukan secara sederhana.
Baca SelengkapnyaKendati orangtua kadang melakukan yang terbaik, namun kesalahan parenting mungkin terjadi dan dialami anak.
Baca SelengkapnyaPerilaku orangtua yang keras, sering membentak, dan membandingkan anak-anaknya dapat merusak rasa percaya diri mereka.
Baca SelengkapnyaMeskipun terlihat seperti bentuk kasih sayang, memanjakan anak secara berlebihan dapat memberikan dampak negatif pada perkembangan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaDalam mengasuh dan menerapkan parenting pada anak remaja, penting bagi orangtua untuk mengetahui kesalahan yang rentan terjadi agar tidak terulang.
Baca SelengkapnyaTerdapat cara yang bisa diterapkan oleh orangtua untuk menghilangkan sejumlah kebiasaan buruk yang dimiliki oleh anak.
Baca Selengkapnya