Sanggar olah seni Bandung telah mencetak banyak seniman muda
Merdeka.com - Sanggar Olah Seni (SOS) terus melahirkan seniman-seniman muda berbakat. Sanggar ini mengajar calon seniman dari usia belia hingga dewasa.
Seniman lukis SOS, Tommy Dermawan, mengatakan SOS didirikan para maestro seni rupa pada 1982. Sanggar ini memiliki ruang A sampai F yang berukuran sekitar 6x6 meter.
Kini alumnus SOS sudah hampir 1.000 orang. Di masa lalu banyak calon seniman yang belajar seni rupa secara otodidak atau di luar jalur akademis. Berikutnya banyak calon seniman yang berasal dari jalur pendidikan ikut belajar di SOS.
-
Bagaimana SBY membuat lukisan untuk Prabowo? 'Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta,' kata SBY.
-
Siapa seniman dari Bandung yang lukisannya terjual mahal? Karya seniman asal Bandung ini dilelang Rp14, 5 Miliar. Nama Christine Ay Tjoe tengah jadi sorotan.
-
Siapa yang membuat lukisan untuk Prabowo? 'Kemarin saya baru melukis selama 5 jam, dengan harapan masih ada dua hari, ternyata dipercepat. Tadi, habis subuh, habis sahur habis salat saya langsung menuju studio selama 5 jam saya tuntaskan ini 10 jam Pak Prabowo untuk bapak tercinta,' kata SBY.
-
Siapa Bapak Seni Lukis Modern Indonesia? Berkat hasil karya dari buah pemikirannya yang begitu memukau, Nashar pun dinobatkan sebagai Bapak Seni Lukis Modern Indonesia.
-
Kenapa SBY beri lukisan ke Prabowo? 'Ini Pak Prabowo keyakinan saya atas pemipin kita mendatang, atas harapan saya, dan juga doa kita semua agar Pak Prabowo kokoh kuat seperti batu karang ini memajukan Indonesia, meningkatkan kesejahteraan rakyat, menegakkan hukum dan keadilan, dan tugas-tugas lain yang diemban oleh beliau nanti. Semoga berkenan,' imbuh SBY.
-
Apa judul lukisan yang diberikan SBY? 'Ini saya beri judul, dengarkan judulnya, standing firm like rocks, artinya kuat dan kokoh laksana batu, batu di tengah samudera,' jelas dia.
“Dari hampir 1.000 alumni sekitar 60 persen yang eksis sebagai seniman,” kata Tommy, saat berbincang dengan Merdeka Bandung.
Keanggotaan di SOS bersifat cair, selama calon seniman tersebut bisa eksis berkarya, mereka bisa menjadi anggota. Mereka juga harus aktif dalam workshop atau kegiatan seni.
Di luar seni rupa, SOS juga melakukan pengembangan pendidikan untuk kesenian tradisional. Namun, seni rupa menjadi yang paling inten. Mereka dididik dengan silabus sistem kesanggaran yang dirancang seniman yang juga dosen dari FSRD ITB.
Lama pengajaran selama 9 bulan yang dibagi ke dalam 3 paket, yakni paket 1 dan 2 dan paket lanjutan. "Kurikulumnya setara dengan pendidikan S1, cuman di kita dipadatkan jadi 9 bulan," katanya.
Pertemuan dilakukan seminggu 2 kali, tiap pertemuan selama 2 jam. Metode ini berbeda dengan les privat yang juga menjadi salah satu layanan pendidikan seni rupa SOS. Untuk privat, guru les kadang datang ke rumah peserta.
Usia peserta tidak dibatasi, mau balita atau bapak dan ibu. Yang penting, kata dia, peserta memiliki keinginan untuk belajar. "Peserta kami mulai dari anak 3 tahun sampai kakek-kakek dan nenek-nenek," ujarnya.
Tentu usia peserta menjadi pertimbangan dalam memberikan materi. Materi dasar dimulai dari cara memegang pensil, cara narik garis, bagaimana membuat garis tebal, miring, lurus, lengkung, antomi bentuk atau sketsa dan seterusnya.
Ada beberapa target yang dipasang SOS dalam melakukan pengajaran, yakni peserta harus mampu memahami makna dan terampil mengambar. Kemudian pada tahap lanjutan, peserta didik harus mengenal seluruh aspek seni rupa sampai ke konten filosofinya.
"Alhamdulillah rata-rata target kita tercapai," katanya.
Tommy merupakan salah satu pelukis senior di SOS. Ia termasuk angkatan pertama jebolan SOS. Setelah itu sempat tinggal di Ubud Bali pada 1990-1995. Setelah itu ia kembali ke SOS.
Salah satu lukisan terkenal Tommy adalah lukisan Prabu Siliwangi, yang dilukis secara imajiner. Lukisan ini disebut-sebut anker karena auranya yang tajam.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tokoh seniman kondang ini adalah orang pertama yang mengenalkan modernitas seni rupa Indonesia dalam konteks kondisi nyata bangsa Indonesia saat itu.
Baca SelengkapnyaPelukis kelahiran Semarang ini adalah salah satu pioner lukisan yang beraliran romantisme.
Baca SelengkapnyaPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melukis bersama sekitar empat ribu pelajar di tepi Pantai Pancer Dor, Pacitan, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaSekolah dalang Mangkunegaran ikut memberikan kontribusi terhadap perkembangan budaya Jawa.
Baca SelengkapnyaNasjah bukanlah keturunan seniman, bahkan tidak ada keluarganya satupun yang miliki bakat di bidang seni.
Baca SelengkapnyaSBY kembali menghebohkan panggung di gelaran festival musik Pestapora 2024 dengan melukis ditemani oleh Vincent Rompies dan Desta
Baca SelengkapnyaLukisan yang dibuat SBY bertema pemandangan alam. Beliau melukis bersama 20 orang seniman terpilih.
Baca SelengkapnyaSosok Seto Utoro, Pemuda yang Bikin Batik Tulis Bojonegoro 'Naik Kelas' dan Ramai Peminat
Baca SelengkapnyaDdi tangan santri ini daun jati jadi sumber cuan. Ia membuat lukisan dari daun jati bernilai seni tinggi.
Baca SelengkapnyaVincent Rompies dan Desta ikut menemani SBY saat melukis di acara Pestapora. SBY menampilkan karyanya tentang gunung dan senja.
Baca SelengkapnyaSosoknya menginspirasi karena mampu merangkul anak-anak untuk mengasah bakat dan melihat peluang.
Baca SelengkapnyaPameran ini ini menampilkan 47 karya-karya dari berbagai kelompok seniman, termasuk seniman dengan disabilitas.
Baca Selengkapnya