Benny Moerdani Tolak Dua Tawaran Bung Karno: Jadi Menantu dan Pengawal Presiden
Merdeka.com - Benny Moerdani menolak dua permintaan Bung Karno. Mulai dari tawaran menjadi pasukan pengaman Presiden sampai tawaran menjadi menantu Presiden.
Resimen Tjakrabirawa dibentuk langsung oleh Presiden Sukarno tepat dihari ulang tahunnyapada 6 Juni tahun 1962. Tjakrabirawa dibentuk atas dasar untuk mengamankan presiden revolusioner beserta keluarganya.
Dibentuknya Resimen Tjakrabirawa dengan kemiripan warna baret dengan pasukan RPKAD (Resimen Para Komando Angkatan Darat), dalam perjalanannya sering menyulut perselisihan antara keduanya.
-
Bagaimana Soekarno menolak permintaan para pemuda? Para pemuda sempat mengancam Sukarno. Mereka meminta Bung Karno segera memberi tanda bergerak. Mereka mengaku sudah siap melawan Jepang dan merampas senjata mereka.. Bung Karno Menolak Permintaan Para Pemuda. Dia Menegaskan Revolusi Tak Bisa Terburu-Buru
-
Siapa yang menolak cinta Presiden Soekarno? Sosok Irma Ottenhoff Mamahit, Pramugari Cantik Berdarah Minahasa yang Menolak Cinta Presiden Soekarno Perempuan cantik nan jelita yang berprofesi sebagai pramugari di pesawat kepresidenan ini menolak rasa cinta Presiden pertama Indonesia.
-
Siapa yang menolak jadi jenderal? Bambang Widjanarko adalah Seorang Perwira KKO, kini Marinir TNI AL Dia menjadi ajudan presiden Sukarno tahun 1960-1967.
-
Kenapa Hasjim Ning menolak tawaran menjadi ajudan Soekarno? Saat itu ia juga mendapat tawaran untuk menjadi ajudan Soekarno namun menolaknya karena tidak ingin terikat dengan protokoler.
-
Mengapa Rudini menolak perintah Presiden Soeharto untuk menjadi Ketua Golkar? Rudini tidak mau menjadi penyelenggara pemilu sekaligus peserta pemilu karena sama saja menyalahi aturan.
-
Kenapa Kolonel Bambang menolak jadi jenderal? Bambang menolak menerima begitu saja pangkat jenderal dari presiden, tanpa prosedur yang berlaku. Itu justru akan membuatnya dicemooh oleh sesama perwira dan merusak sistem yang berlaku.
Perselisihan bukan hanya karena sekadar warna baret saja. Hal lain yang menjadi penyebab perselisihan lainnya adalah keangkuhan para anggota Tjakrabirawa yang merasa paling berjasa dalam jalannya revolusi.
"Pasukan Tjakrabirawa sebagai pengawal panglima tertinggi/presiden, selalu merasa paling berjasa dalam mengamankan jalannya revolusi, yang sudah dinyatakan berulang-ulang oleh Sukarno," tulis Julius Pour dalam bukunya Benny Moerdani Profil Prajurit Negarawan.
Menolak Tawaran Menjadi Tjakrabirawa
Perselisihan antara RPKAD dan juga Tjakrabirawa pernah pecah hingga beberapa anggota keduanya menjadi korban. Perselisihan itu terjadi pada tahun 1964.
Untungnya sebelum perselisihan itu semakin parah, Benny Moerdani selaku Komandan RPKAD datang untuk membubarkan keributan tersebut. Kabar perselisihan antara dua pasukan elite militer tersebut sampai ke telinga Presiden.
"Saya sudah bisa menduga, mereka pasti akan geger dan Bung Karno marah," tutur Dokter Ben Mboi ditulis Julius Pour.
Dokter Ben Mboi yang menyampaikan berita keributan tersebut hingga sampai ke Istana. Karena pada hari itu dokter yang berjaga di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat hanya sedikit untuk menangani banyak korban yang luka, akibat perselisihan tersebut. Dokter-dokter yang ada di Istana dalam rangka pertemuan, diminta untuk segera ke Rumah Sakit.
Setelah menghadiri kesepakatan damai di markas Garnizun, Benny Moerdani menerima panggilan untuk datang ke Istana. Sepanjang pertemuannya dengan Bung Karno, Benny lebih banyak diam dan mendengarkan sang Presiden berbicara.
Inti pembicaraan Bung Karno adalah tentang tugas pasukan elite yang bukan hanya harus melindungi negara dari ancaman musuh, melainkan harus juga bisa melindungi Kepala Negara.
Kepala Benny tersentak ketika secara tiba-tiba Bung Karno menawarkan suatu hal yang tidak pernah diduga Benny sebelumnya.
"Ben, saya menginginkan kamu menjadi anggota Tjakrabirawa," ucap Bung Karno.
Mendengar itu, Benny terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab bagaimana. Sama sekali tidak pernah ada bayangan terlintas bahwa dia bakal menerima perintah semacam itu. Setelah beberapa saat membisu, ketika suasana menjadi agak tenang, Benny menjawab perintah Bung Karno.
"Bapak Presiden, saya pingin jadi tentara betulan," tutur Benny perlahan.
"Lho, apa kau pikir Tjakrabirawa bukan tentara," jawab Bung Karno teriak dengan nada tinggi.
Benny sebenarnya ingin menjelaskan, dalam pandangannya sebagai seorang militer, pasukan semacam Resimen Tjakrabirawa tidak ada nilainya. Sepanjang karier militernya, dia sudah dilatih untuk menjadi anggota pasukan komando. Bagaimana mungkin ini semua dialihkan untuk sebuah penugasan yang sama sekali berbeda sifatnya.
Dalam bayangan Benny, seorang pasukan Tjakrabirawa setiap harinya hanya bertugas berdiri siaga untuk menjaga keamanan pribadi seseorang. Meski yang mereka jaga adalah Kepala Negara dan Pemimpin Revolusi, tetapi untuk Benny, itu semua bukan tugas seorang anggota militer profesional.
Pandangan tersebut tidak mungkin dikatakan Benny secara langsung dihadapan Panglima Tertinggi ABRI.
"Tidak begitu Pak. Saya ingin menjadi komandan brigade lebih dulu…” jawab Benny hati- hati.
"Oh, kamu pahlawan ya, pemegang Bintang Sakti. Tapi komandan brigade," jawab Bung Karno.
Benny menyadari dengan mengemukakan alasan teknis seperti itu, Bung Karno pasti tidak akan bisa lagi menawar. Karena masih sangat panjang jarak yang harus ditempuh oleh Mayor untuk bisa memegang jabatan Komandan Brigade.
Menolak Jadi Menantu Presiden
Permintaan untuk menjadi seorang anggota Resimen Tjakrabirawa sudah tidak lagi muncul dalam pembicaraan. Bung Karno mengalihkan topik lain.
"Saya sebetulnya ingin anakku kawin dengan seorang pahlawan. Ya, seperti engkau ini," ujar Bung Karno bicara pelan nyaris berbisik.
Bung Karno kemudian mulai memakai kalimat-kalimat berbunga, melukiskan keinginan hatinya untuk bisa menjodohkan salah seorang putrinya dengan anggota militer.
Maksud Bung Karno menjadikan Benny seorang menantu Presiden mungkin dilandasi dengan tujuan baik. Tapi bagi Benny, tidak mungkin dipenuhinya. Karena sebagai pribadi, Benny memiliki pilihan sendiri. Benny memilih kata-kata penolakan yang tidak menyinggung perasaan Bung Karno.
Pada hari itu, Benny menolak dua tawaran besar dari Presiden. Dengan perasaan lega, Benny melangkahkan kaki keluar dari Istana Negara tanpa beban. Bisa diakui bahwa Benny memiliki keterampilan berdiplomasi yang sangat baik.
Reporter Magang: Ita Rosyanti (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dikenal sebagai antitesis Soeharto, sosok Benny Moerdani ternyata memiliki kisah tak terungkap antara dirinya dan sang Presiden kedua RI. Simak ulasan berikut.
Baca SelengkapnyaJenderal yang paling dipercaya ini tiba-tiba berani mengkritik sepak terjang anak presiden. Jabatan taruhannya.
Baca SelengkapnyaPresiden sudah akan menaikkan pangkatnya bulan Agustus. Tapi dia menolak kesempatan langka menjadi jenderal.
Baca SelengkapnyaMeski dikenal penakluk wanita, lamaran Presiden Soekarno pernah ditolak oleh wanita cantik ini.
Baca SelengkapnyaBudiman mengaku akan menerima tawaran menjadi menteri. Apabila tidak ada orang yang lebih baik dari dirinya untuk mengisi jabatan tersebut.
Baca SelengkapnyaReshuffle merupakan kewenangan dari Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaPresiden Sukarno segera mencari sosok pengganti sementara panglima Angkatan Darat karena Letnan Jenderal TNI Ahmad Yani diculik.
Baca SelengkapnyaBobby sebelumnya dipanggil DPP PDI Perjuangan terkait pernyataannya mendukung Prabowo-Gibran di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaAncaman hingga percobaan pembunuhan datang dari kawan dekatnya semasa indekos di Surabaya
Baca SelengkapnyaAnies mengungkap rahasia lama pernah ditawari Prabowo Subianto menjadi cawapres untuk Pilpres 2019
Baca SelengkapnyaAnies sebelumnya masih mempertimbangkan tawaran PDIP hingga akhirnya menolak.
Baca SelengkapnyaPerayaan ulang tahun ke-66 itu dihadiri keluarga dan teman-teman terdekat secara sederhana di salah satu ruangan di Istana Bogor.
Baca Selengkapnya