Diduga karena Pelapukan Batuan, Ini 6 Fakta Bencana Longsor di Cimanggung Sumedang
Merdeka.com - Bencana longsor besar terjadi di kawasan permukiman Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Sabtu (9/1). Bencana tersebut terjadi sebanyak dua kali di hari yang sama.
Longsor pertama terjadi pada pukul 16.00 WIB yang kemudian disusul longsor susulan pada pukul 19.30 WIB. Bencana tersebut diduga terjadi akibat tingginya curah hujan di Kabupaten Sumedang serta kondisi tanah yang tidak stabil.
Bencana Longsor yang terjadi secara tiba-tiba tersebut membuat warga panik. Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat, saat ini telah ditemukan 13 orang dengan kondisi meninggal dunia, sementara 25 lainnya selamat. Disinyalir hingga kini masih banyak korban yang masih tertimbun.
-
Kapan longsor di Banjarnegara terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Dimana longsor itu terjadi? Pada 6 Februari 2024, terjadi longsor di Dusun Sigadung, Desa Kalitlaga, Pagentan, Banjarnegara.
-
Kapan longsor terjadi? Peristiwa tanah longsor tersebut diperkirakan terjadi sekitar pukul 06.50 WITA.
-
Kapan longsor terjadi di Bandung Barat? Sebagaimana diberitakan, puluhan rumah di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) diterjang longsor pada Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Dimana longsor terjadi di Bandung Barat? Polda Jabar mengerahkan tim K-9 (tim anjing pelacak) untuk membantu pencarian Sembilan warga yang diduga menjadi korban longsor di Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kacematan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB) Minggu (24/3/2024) sekitar pukul 23.00 WIB.
-
Di mana lokasi longsor? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
Berikut 6 fakta terkait bencana longsor yang terjadi di Cimanggung, Kabupaten Sumedang pada Sabtu (9/1) lalu.
Ada Korban dari TNI dan Anggota BPBD Sumedang
©2021 lipuatn6/editorial Merdeka.com
Dalam kejadian tersebut, Komandan Rayon Militer Cimanggu Kapten Inf Setio Pribadi serta Yedi, Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sumedang turut menjadi korban meninggal. Keduanya tertimbun longsor kedua saat tengah mencari korban hilang di tengah timbunan tanah.
Sebelumnya, hingga Minggu (10/1) pagi, tim SAR gabungan bersama BPBD Sumedang mencatat sebanyak 11 orang yang ditemukan tewas akibat tertimbun longsor.
“Mereka meninggal dunia karena tertimbun tanah ketika ada longsor susulan saat Sabtu malam, sekitar pukul 19.30 WIB,” ujar Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah dalam keterangannya.
Daerah Rawan Longsor
Bencana tanah longsor ini telah mendapat respons dari Gubernur Jawa Barat, Mochamad Ridwan Kamil. Ia menyebut jika wilayah tersebut merupakan daerah rawan longsor karena berada di area tebing tanah yang rawan saat terkena hujan.
"Tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan (untuk permukiman). Nah ini salah satu contoh terhadap lahan yang rawan untuk ditinggali," kata Gubernur yang akrab disapa Kang Emil tersebut saat meninjau daerah longsor di Sumedang, Minggu (10/1).
Ia pun meminta pengembang dan masyarakat agar memperhatikan potensi bencana seperti longsor saat membangun kawasan hunian agar tak terjadi peristiwa serupa.
"Tidak sesederhana boleh atau tidak boleh, tapi kita sebagai masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama, karena tidak semua lahan layak untuk ditinggali dan tidak bisa dipaksakan," katanya.
Rencananya pihak kepolisian dari Polda Jawa Barat juga akan turut mendalami izin pendirian perumahan di kawasan tersebut mengingat perumahan yang terkena longsor di Cimanggung merupakan lahan dengan kontur yang miring.
Disebabkan Pelapukan Batuan
©2021 Longsor Cimanggung Sumedang/editorial Merdeka.com
Senada dengan Ridwan Kamil, Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian ESDM Kasbani mengungkapkan jika kawasan tersebut merupakan dataran tinggi yang rawan bencana longsor akibat pelapukan batuan.
Pelapukan itu membuat lolosnya air hujan yang diterima tanah, sehingga lapisan pelapukan bebatuan breksi dan tufa menjadi bidang yang tergelincir dan menimbulkan runtuhan tanah. "Hujan yang turun dengan intensitas tinggi menjadi pemicu gerakan tanah, kemudian area longsor merupakan tebing lahan terbuka tanpa adanya vegetasi akar yang kuat. Ditambah saluran drainase yang kurang baik menjadi salah satu faktor longsor menimpa permukiman di kawasan tersebut," kata Kasbani.
27 Orang Masih Hilang
Sampai dengan Minggu (10/1) malam, Kepala Basarnas Bandung Deden Ridwansyah menyebut pihaknya masih terus melakukan pencarian terhadap 27 korban yang saat ini masih hilang.
Dalam proses pencarian ini, Tim SAR Gabungan menggunakan alat penunjang seperti alkon, alat ekstrikasi, serta eskavator untuk mengangkut material tanah yang menimbun wilayah tersebut.
Sebelumnya mereka sempat menghentikan pencarian pada Minggu siang, sekitar pukul 14.00 WIB karena terjadi hujan yang cukup deras.
"Total dalam pencarian total 27 orang dengan rincian 6 sesuai data awal dan penambahan 21 sesuai dengan laporan masyarakat ke posko. Data berdasarkan info dari incident commander dan Puskesmas Sawah Dadap. Saya meminta kepada warga yang merasa masih kehilangan anggota keluarganya untuk melapor," ujar Deden.
Berpotensi Terjadi Longsor Susulan
©2021 bandung.basarnas.go.id/editorial Merdeka.com
Pihak PVMBG pun meminta seluruh elemen masyarakat di kawasan itu agar mewaspadai munculnya potensi longsor susulan. Potensi tersebut disebabkan material longsoran yang masih berada di lokasi.
Selanjutnya, lokasi tersebut secara alamiah merupakan jalur perpindahan air, sehingga pergerakan tanah dikhawatirkan terus terjadi mengingat hujan akan terus mengguyur hingga bulan Mei mendatang.
"Artinya semua aktivitas perlu dievakuasi, memperhatikan hujan, dan ini jalur air, ini bisa kebawa ke bawah (tanah longsoran), ini juga bisa terjadi di wilayah lain yang memiliki pola kemiringan tanah yang sama, apalagi dengan kontur seperti itu " kata Koordinator Mitigasi Gerakan Tanah PVMBG Kementerian ESDM Agus Budianto.
150 Warga Telah Direlokasi
Sementara itu, 150 warga untuk sementara telah mengungsi ke Gedung SMAN 1 Cimanggung. Bantuan sebesar Rp1.053.703.150 telah dikucurkan oleh Kementerian Sosial untuk membantu masyarakat terdampak longsor Cimanggung.
Kepala Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial Kementerian Sosial Prof Syahabuddin saat meninjau lokasi menyatakan jika bantuan yang disalurkan akan berupa logistik tanggap darurat senilai Rp888.671.350.
Bantuan tersebut juga meliputi 10 tenda serbaguna untuk keluarga, 150 velbed, 1.200 matras, 600 kasur, dan 1.000 selimut.
“Kementerian memberikan bantuan beras 3.000 kg senilai Rp31.800.000 dan dana Rp165.000.000 untuk santunan bagi 11 ahli waris korban bencana yang meninggal dunia. Selain itu ada juga dapur umum yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” terang Syahabuddin. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bencana longsor di Sragen menyebabkan seorang ayah dan anak perempuannya tewas tertimbun tanah
Baca SelengkapnyaDilanda hujan dengan intensitas tinggi, bencana banjir dan tanah longsor melanda beberapa daerah di Kota Padang
Baca SelengkapnyaTebing yang longsor diperkirakan mencapai tinggi 50 meter.
Baca SelengkapnyaGempa terakhir yang teramati BMKG terjadi pada pukul 18.12 WIB tadi bermagnitudo 2,4 yang berpusat di darat dengan kedalaman 7 meter arah Barat Daya Cianjur.
Baca SelengkapnyaGempa berkekuatan magnitudo 4,8 mengguncang Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, pada Minggu (31/12) sekitar pukul 20.34 WIB.
Baca SelengkapnyaMalam tahun baru terjadi bencana alam gempa bumi yang melanda Kabupaten Sumedang.
Baca SelengkapnyaBencana longsor ini terjadi pada Minggu (24/3) malam setelah wilayah tersebut diguyur hujan dengan intensitas tinggi.
Baca SelengkapnyaSembilan Kecamatan di Kabupaten Cirebon terdampak banjir setelah hujan deras yang melanda kawasan itu.
Baca SelengkapnyaGempa ini membuat 10 bangunan terdampak, rinciannya sembilan rumah dan satu fasilitas umum berupa mushala.
Baca SelengkapnyaSebanyak dua kali longsor menerjang Toraja Utara hari ini.
Baca SelengkapnyaDalam sehari Kabupaten Sumedang diguncang tiga kali gempa.
Baca SelengkapnyaLongsor tersebut terjadi pada Minggu (7/1) sore, setelah kawasan Desa Cipondoh diguyur hujan deras dari siang.
Baca Selengkapnya