Kisah Hotel Cheribon, Penginapan Mewah Pertama di Cirebon Tempat Nongkrong Klub Motor Besar Zaman Belanda
Pembangunan hotel ini menjadi upaya untuk menata ekonomi usai VOC bangkrut.
Pembangunan hotel ini menjadi upaya untuk menata ekonomi usai VOC bangkrut.
Di zaman Hindia Belanda, Cirebon menjadi salah satu daerah yang maju tata kotanya. Ini karena kawasan tersebut menjadi prioritas pembangunan lantaran posisinya dekat dengan pelabuhan dan dilalui jalur Anyer–Panarukan atau De Groote Postweg.
Pemerintah Hindia Belanda membangun sejumlah infrastruktur di Cirebon, mulai dari pabrik, jalan raya, rel kereta api, sampai fasilitas penginapan bagi pejabat yang saat ini dikenal sebagai hotel.
Tak banyak referensi soal hotel apa saja yang pernah dibangun di Cirebon. Namun salah satu di antaranya menjadi yang termewah di masanya. Bahkan banyak para pegawai perkebunan, pejabat, sampai klub motor yang punya nama besar di masanya singgah di sana.
Hotel tersebut bernama Hotel Cheribon yang begitu terkenal di masanya. Berikut informasi selengkapnya.
Merujuk YouTube Dutch Studies Universitas Indonesia berjudul Netherlandse Sporen – Hotel Cheribon, Senin (8/1), pembangunan hotel ini merupakan upaya untuk menata ekonomi usai VOC bangkrut.
Ketika itu pemerintah Hindia Belanda berupaya menunjang jalan raya post, salah satunya dengan membangun hotel. Ini karena Cirebon menjadi daerah strategis, di mana banyak diadakan kunjungan kenegaraan karena wilayah ini menjadi salah satu pusat perekonomian Hindia Belanda.
Agar para tamu kenegaraan dan pegiat bisnis nyaman, hotel mewah seperti Hotel Cheribon pun didirikan. Kunjungan semakin meningkat setelah NV Mij Tot Exploitatie der Suikerfabriek Sindanglaoet (Pabrik Gula Sindang Laut) dibangun pada 1896.
Tidak banyak sumber yang menjelaskan tentang hotel ini. Namun dari sejumlah catatan sejarah, bangunan ini didirikan pada awal 1900-an, di mana tata kota di sana sudah beranjak modern dari yang sebelumnya hanya memiliki arsitektur bergaya keraton.
Hotel ini juga kerap dikenal sebagai Hotel Horning, karena pendiri sekaligus pemiliknya bernama Horning. Hotel ini seketika populer karena memiliki desain dan bangunan yang megah di masanya.
“Hotel Cheribon (Horning): geheel gerestaureerd, grote modern ingerichte eetzaal bondshotel (Hotel Cheribon (Horning): ruang makan yang sepenuhnya telah dipugar, besar, modern, hotel berikat),” tulis promosi di salah satu surat kabar yang terbit kala itu.
Mewahnya Hotel Cheribon tak ayal memantik minat kalangan konglomerat Belanda, salah satunya Java Motor Club (JMC), untuk menjadikan hotel itu sebagai tempat nongkrong.
Daya tarik lain hotel ini adalah afiliasi mereka dengan JMC yang kemudian menggratiskan penggunaan garasi untuk parkir kendaraan. Di masa itu, garasi untuk kendaraan biasanya berbayar.
Hotel ini juga lama kelamaan terus berkembang, dan menjadi tiga besar hotel yang berdiri di Cirebon setelah Hollandia dan Hotel Insulinde.
Pada 1919, hotel ini sebelumnya sempat ingin dibeli oleh Pemerintahan Belanda di Cirebon (Gemeente Cirebon). Tujuannya adalah diubah menjadi bangunan balai kota, namun tidak dikabulkan oleh pemerintah pusat karena dianggap tidak mewakili kepentingan publik.
Hotel ini kemudian berpindah tangan ke Yan Yoe Hok, setelah dibeli seharga 150.000 gulden. Hotel ini terus dikembangkan menjadi hotel mewah, dengan daya tarik restoran dan kamar berkelambu dan diubah nama menjadi Grand Cheribon.
Pada 1930, hotel ini kembali dipromosikan di surat kabar setempat, dengan mencantumkan foto interior dengan harga sewanya. Ini merupakan upaya di tengah pesatnya industri hotel yang ketika itu masif berdiri di sana. Salah satu koran yang mempromosikannya adalah De Locomotief yang terbit di Semarang pada 1935.
Di masa penjajahan Jepang, hotel ini menjadi penampungan orang Belanda, dan lambat laun hilang kabarnya.
Kini bekas bangunan bak itu diduga sudah menjadi bangunan Bank CCB yang berada di Jalan Yos Sudarso, Cangkol, Cirebon, nomor 14. Bangunan hotel diduga berada di samping bank tersebut, dengan kondisi yang tidak terpelihara.
Hotel berusia 144 tahun ini empat kali berganti gaya arsitektur.
Baca SelengkapnyaMeski terisi satu tahun sekali, namun deretan hotelnya nampak mewah.
Baca SelengkapnyaTak banyak hotel yang punya tanggung jawab mengelola sampah agar lebih bermanfaat
Baca SelengkapnyaJenderal Bintang Satu ini wanti-wanti anak buah soal netralitas dalam Pemilu 2024
Baca SelengkapnyaKeduanya memanfaatkan kelengahan pelaku saat berkencang dengan mereka di hotel.
Baca SelengkapnyaBerikut pengakuan emak-emak pro AMIN yang mengatakan naik pesawat dan tidur di hotel mewah saat di Jakarta.
Baca SelengkapnyaTokoh-tokoh Nasional seperti Ir. Soekarno hingga RA Kartini pernah menginap di sana.
Baca SelengkapnyaPelaku juga menyatakan bahwa pertemuannya dengan korban meninggal inisial AF di hotel Senopati tersebut merupakan pertemuannya yang pertama.
Baca SelengkapnyaWajib dicicipi saat mampir Cirebon dan lihat cara memasaknya yang unik
Baca Selengkapnya