Pergerakan Tanah Terjadi di Cianjur & Sukabumi, Warga Amankan Barang Berharga
Merdeka.com - Sejumlah upaya masih terus dilakukan untuk menangani dampak terjadinya pergerakan tanah di Kabupaten Cianjur dan Sukabumi. Sebelumnya bencana pergerakan tanah terjadi akibat tingginya intensitas hujan di dua wilayah tersebut.
Di Cianjur, dampak pergerakan tanah yang cukup besar dirasakan warga di Desa Cidadap, Kecamatan Campaka. Sementara itu di Kabupaten Sukabumi, bencana serupa melanda Kampung Cigulusur di Desa Margaluyu.
Berikut selengkapnya.
-
Siapa yang terdampak banjir di Cirebon timur? Salah satu yang terdampak adalah Kecamatan Waled yang menyebabkan air masuk ke permukiman warga.
-
Apa yang terjadi di Desa Cemarajaya? Desa Cemarajaya di Kecamatan Cibuaya, Kabupaten Karawang memang jadi daerah yang paling parah terdampak abrasi.
-
Kenapa abrasi di Desa Cemarajaya parah? Kondisi ini karena permukaan pantainya landai, sedangkan lautnya dangkal. Lalu karakter laut juga sering mengalami pasang surut, bahkan sehari sampai dua kali,' kata dia.
-
Bagaimana kondisi Desa Cibeureum? Mengutip Disparbud Jabar, kawasan Desa Cibeureum memiliki bentang alam yang indah. Hamparan terasering sawah begitu memanjakan mata, terutama saat musim tanam tiba. Belum lagi area perbukitan, dengan rumah-rumah warga yang berada di lerengnya jadi pemandangan yang syahdu untuk dinikmati. Sungai juga mengalir di desa ini, dengan kondisi air yang jernih.
-
Bagaimana warga Desa Cemarajaya mengatasi abrasi? 'Saya sudah pakai seratus karung lebih buat nutup air supaya jangan naik. Tapi tetap saja, karungnya nggak kuat dan pasirnya habis,' terang salah satu warga Cemarajaya, Ella Setiaputri beberapa waktu lalu, mengutip YouTube Liputan6 SCTV, Kamis (1/2).
-
Kapan Desa Cemarajaya mulai terdampak abrasi? Dari keterangan warga, hilangnya daratan dan jalanan beton di sana sudah mulai terjadi sejak 3 tahun terakhir.
Warga Terdampak Pegerakan Tanah di Cianjur Akan Direlokasi
Kondisi pergerakan tanah di Kampung Cigulusur, Desa Margaluyu, Sukabumi
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Warga yang terdampak di wilayah Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, akan direlokasi ke daerah yang lebih aman.
Namun sebelum dilakukan relokasi, pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat berencana melakukan survei bersama Tim Geologi PVMBG Bandung.
"Kami telah berkoordinasi dengan Tim Geologi PVMBG Bandung soal pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Campaka dan Campakamulya. Setelah tim datang dan melakukan survei ke beberapa titik pergerakan tanah, barulah kita ambil kesimpulan soal relokasi," kata Kepala Seksi Kedaruratan BPBD Cianjur Asep Sudrajat di Cianjur, Senin (15/11), melansir Antara.
Warga Campaka Masih Mengungsi di Kerabat
Warga terdampak pergerakan tanah di Cianjur berupaya mengamankan barang berhaga dan sisa bangunan
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Asep menjelaskan jika warga terdampak bencana saat ini masih mengungsi di rumah kerabat masing-masing maupun tempat yang disediakan pemerintah. Namun sebagai bentuk antisipasi, puluhan relawan bencana tetap disiagakan untuk memantau kondisi di lokasi termasuk bersiap melakukan tindakan evakuasi jika diperlukan.
"Kami masih siagakan puluhan relawan dan petugas untuk memantau situasi. Kalau melihat tanda akan terjadi bencana susulan, (petugas akan) segera mengevakuasi warga ke tempat aman," kata Asep.
Selain di Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka, pergerakan tanah terjadi di Desa Campkawarna, Kecamatan Campakamulya.
Berdasarkan data yang dihimpun BPBD Cianjur, pergerakan tanah menyebabkan lima rumah warga rusak berat di Desa Sukajadi, Kecamatan Campaka. Puluhan rumah warga lain di desa itu juga berisiko rusak saat terjadi pergerakan tanah.
Warga Kampung Cigulusur Sukabumi Mengamankan Puing Bangunan
Kondisi pergerakan tanah di Kampung Cigulusur, Desa Margaluyu, Sukabumi
©2021 YouTube Liputan6 SCTV/Merdeka.com
Sementara itu di Kampung Cigulusur, Desa Margaluyu, Kabupaten Sukabumi, sudah sepekan terakhir warga terlihat kembali ke tempat tinggal mereka.
Melansir YouTube Liputan6 SCTV Selasa (16/11), tindakan tersebut dilakukan guna mengamankan barang berharga, termasuk membongkar rumah untuk diambil bahan bangunan yang masih bisa digunakan.
Bencana yang terjadi pada Kamis, 21 Oktober 2021 sore itu setidaknya berdampak terhadap 37 jiwa dari 25 kepala keluarga di wilayah tersebut.
Pergerakan Masih Terus Terjadi
Hingga saat ini pergerakan tanah masih terus terjadi karena area rawan di sana terus bergeser terlebih saat hujan turun.
Kondisi ini membuat 5 ribu meter area pertanian terancam, dengan potensi pergerakan yang disinyalir meluas hingga 10.000 meter. Kondisi tanah yang labil (berlempung) hingga besarnya air yang masuk ke celah-celah tanah diduga menjadi penyebab pergerakan di wilayah tersebut. (mdk/nrd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Namun tidak menutup kemungkinan akan diperpanjang ketika pergerakan tanah masih terjadi
Baca SelengkapnyaJalan setapak, bangunan sekolah sampai lapangan bola kini berubah menjadi lautan.
Baca SelengkapnyaRumah yang roboh berada di Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Pangandaran.
Baca Selengkapnya248 rumah rusak dan 456 warga harus mengungsi, akibat gempa Sumedang
Baca SelengkapnyaRetakan tampak membentang sejauh sejauh 480 meter dengan kedalaman mencapai 12 meter.
Baca SelengkapnyaSejumlah warga Garut tetap berjaga di luar rumah setelah merasakan gempa magnitudo 6,5 yang dimutakhirkan menjadi 6,2. Mereka khawatir terjadi gempa susulan.
Baca SelengkapnyaLongsor tersebut terjadi pada Minggu (7/1) sore, setelah kawasan Desa Cipondoh diguyur hujan deras dari siang.
Baca SelengkapnyaKebakaran Gudang Munisi Daerah (Gudmurah) Kodam Jaya di Desa Ciangsana, Kabupaten Bogor, Jawa Barat berdampak pada pemukiman warga sekitar.
Baca SelengkapnyaKeduanya mengalami luka di bagian kepala akibat tertimpa material rumah.
Baca SelengkapnyaPj Gubernur mengimbau warga selalu waspada mengingat cuaca hujan masih akan terjadi beberapa saat ke depan.
Baca SelengkapnyaHujan deras sejak siang hingga malam hari menyebabkan tanggul Kali Cilemahabang, Cikarang Utara, Kabupaten Bekasi jebol sepanjang sekitar 20 meter, Kamis (4/1).
Baca Selengkapnya