Mengenal Terebang Gebes, Seni Tetabuhan Rebana Khas Tasik yang Bikin Pendengarnya Hilang Kesadaran
Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.
Pendengar kesenian ini konon bisa hilang kesadaran dan ikut menari.
Terebang Gebes merupakan salah satu kesenian tradisional tetabuhan rebana khas Tasikmalaya, Jawa Barat. Kesenian ini mulanya dimainkan sebagai hiburan, lalu berkembang menjadi media dakwah yang populer.
Sebagai salah satu warisan budaya nenek moyang, kesenian ini tidak terlepas dari adanya unsur magis di dalamnya. Konon barangsiapa yang mendengarkan akan mengalami kehilangan kesadaran selama beberapa saat.
Banyak di antara para pendengar kesenian ini mengalami kejadian seolah kesurupan karena terbawa suasana. Selain untuk media dakwah,Terebang Gebes juga biasa dimainkan untuk menghormati leluhur tanah Pasundan, salah satunya Dewi Nyi Pohaci yang dipercaya sebagai simbol kesuburan bumi.
Mengutip jurnal yang ditulis oleh Leli Deniati berjudul “Seni Terebang Gebes dalam Ritual Hajat Lembur pada Grup Candralijaya di Kecamatan Tanjungjaya Kabupaten Tasikmalaya”, kesenian ini berangkat dari tradisi alat musik pukul yang mirip dengan rebana.
Nama Terebang sendiri diartikan sebagai alat musik yang bisa membuat pendengarnya kehilangan kesadaran, karena mengalami perjalanan spiritual. Warga yang berada di pertunjukan Terebang Gebes seolah menarik di luar kendalinya untuk menikmati irama tetabuhan dalam rangka mengingat sang pencipta.
Awal mula Terebang Gebes tidak ada yang mengetahuinya secara pasti. Namun dari segi fungsi, kesenian ini selalu identik dengan tradisi pertanian.
Sebagai daerah agraris, wilayah tatar priangan selatan memiliki banyak kebudayaan pertanian. Terebang Gebes jadi salah satunya sebagai ucapan rasa syukur karena proses menanam sampai memanen yang dilakukan warga menjadi lancar.
Terebang Gebes dulunya tidak boleh dimainkan sembarangan. Alat musik tersebut harus ditampilkan di area persawahan, atau lahan kosong dekat perbukitan. Kemudian, pertunjukannya akan menyita perhatian warga dan siapapun untuk datang serta menyaksikan.
Untuk irama Terebang Gebes sebenarnya memiliki tiga pola bebunyian. Pertama adalah jengjleung, dekdok dan jengjleung serta dekdog.
Untuk pola pertama, waditra atau pemainnya akan menabuh secara santai dengan dua pukulan. Pertama memakai tenaga, lalu tambahan sebagai akses. Sedangkan pola kedua, yakni dekdog dimainkan dengan lebih kuat dan cepat. Terakhir, adalah kombinasi keduanya.
Di awal, kesenian ini berfungsi sebagai ritus dan dikhususkan untuk penghormatan kepada nenek moyang. Kemudian setelah agama Islam masuk, fungsinya berubah yakni sebagai media pengenalan agama yang dimainkan oleh tokoh setempat.
Penggunaan kesenian sendiri cukup efektif, karena warga menjadi tertarik dengan pesan yang disampaikan. Lalu riuhnya irama juga menjadi kepuasan tersendiri bagi pendengarnya dan membawa sisi semangat dalam hidup.
Kejari Serang menyatakan kasus Muhyani tidak layak untuk dilimpahkan ke pengadilan pengembala ternak itu melakukan pembelaan terpaksa.
Baca SelengkapnyaKenali penyebab sakit kepala yang dialami agar bisa melakukan penanganan yang tepat.
Baca SelengkapnyaGarut juga punya Reog loh, tapi pakai "domba" sudah mengetahuinya?
Baca SelengkapnyaPadi jenis ini bisa tumbuh kembali setelah dipanen, tanpa harus menanam benih baru.
Baca SelengkapnyaMisrad menuturkan, pada pengalaman sebelumnya, Kemenag sudah sukses melakukan pencairan santunan ganti untung terhadap warga terdampak lahan pembangunan UIII.
Baca SelengkapnyaGegar otak terjadi ketika kepala mengalami benturan atau goncangan yang keras.
Baca SelengkapnyaBangunan ini dulunya sempat miring karena tertiup angin, namun bisa tegak kembali karena tertiup angin dari arah yang berbeda
Baca SelengkapnyaKecerdasan bayi bisa mulai dibentuk semenjak masih janin oleh ibu.
Baca SelengkapnyaBeberapa Caleg yang diduga tak meraup suara banyak pun mengalami kekecewaan.
Baca Selengkapnya